Dear All,

Seperti yang kita ketahui bersama, pola penempatan 'di tempat yang salah'
sudah lazim dilakukan Eyang (dan muridnya).. Mengapa? Karena kalau para
menteri adalah 'right person in the right place' akan dapat 'membahayakan
popularitas/posisi' si bos donk.. Jadi itu sangat mungkin 'disengaja'.. :-|

Artinya, jangan (lebih banyak) menyalahkan para menterinya.. Kalau berani,
Salahkan si bosnya donk.. apalagi dengan motif di atas
(mencegah/memperlambat
regenerasi)..logikanya di 2014 nanti, si bos gak boleh ikut kontes nomor 1
lagi,
keberhasilan menteri (apalagi dari parpol selain punya si bos) dapat
mengganggu
rencana jangka menengah/panjang yang sudah dibangun (parpolnya) si bos..

Intinya, kalau mau menyalahkan, jangan tanggung".. puncaknya sekalian..
jangan hanya berani menyalahkan yang di bawahnya saja.. :-p
CMIIW..
--
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com



Pada 20 Oktober 2009 08:17, edy prayitno <e...@srn.co.id> menulis:

>
>
> Yah.....itulah repotnya jika Indonesia tetap menerapkan pola sistem politik
> " Balas Budi ".
> sudah menjadi rahasia umum , kalau ingin meraih kursi presiden butuh masa
> banyak..
> masa banyak bisa diapat jika merangkul partai2 besar yg bermasa banyak.
> gak peduli resiko dibelakang hari...yg penting menang dulu ..walaupun
> apapun caranya.
> termasuk deal-2 dengan partai2 politik dan membuat kesepakatan ...
> Pola Balas Budi lewat ..Kontrak2 politik.
>
> karena sudah terikat kontrak politik , maka disaat sang pemimpin berhasil
> menang , maka
> partai2 koalisi pendukung pun ramai2 menagih janji....tidak itu saja bahkan
> partai2 bersebrangan dan yg dulunya
> gak mendukungpun ikut2an antri jatah dengan menawarkan ..( istilahnya
> menggadaikan suara partainya di parlement )
> kalau berhasil wakilnya terpilih dipemerintahan maka mayoritas suara partai
> juga ikut2an mendukung sang pemimpin.
>
> Pola ini saya lihat sangat berbahaya di belakang hari.
> contohnya yg terjadi beberapa tahun belakangan ini .
> disaat pemerintah ada cros sedikit saja dengan sebuah partai politik...
> maka resikonya ..sang menteri , sang gubernur , sang walikota , sang bupati
> partai tersebut ...akan sedikit berbelok
> dan tidak patuh pada perintah presiden dan pemerintah...dan ada upaya
> penggembosan untuk menyudutkan pemerintah.
>
> ini belum lagi kalau dilihat dari sisi profesi keahliannya , gak peduli dia
> paham ekonomi atau teknologi ....pokoknya wakilnya bisa duduk
> jadi menteri ....ini konyol sekali .
>
> kita bisa melihat suharto bisa bertahan lama dan pemerintah bisa akur dan
> kompak ...itu karena .
> semua menteri ( hanya 1 atau 2 ...disisakan untuk partai lain ) , semua
> gubernur , semua walikota ...bahkan semua lurah RT dan RW
> adalah orang Golkar . tetapi cara ini sekarang amat susat terwujud
> mengingat pemilihan kepala2 pemerintah daerah dipilih oleh masyarakat
> langsung.
>
> tetapi hasilnya ...golkar kuat ,,bekerja didukung penuh oleh semua unsur
> pemerintah . tdk ada satupun yg berani membelot dan menggembosi
> tetapi itu dulu ( memang ada plus minusnya )
>
> Tugas pemerintah memang berat ...ditambah sedikit saja anggota yg mbalelo
> maka , pemerintah bisa rusak di mata masyarakat.
> yah...semoga terpilihnya SBY dan merangkul kabinet gado2 nya ini bisa sama2
> akur ...kompak.....bekerja keras demi masyarakat
> dan negara , bukan bekerja demi membesarkan nama partainya masing-masing.
> apalagi masuk menteri dengan tujuan bisa mengeruk uang negara
> untuk membesarkan partainya .
>
> salam
> edy prayitno
> surabaya

Kirim email ke