Barusan saya telpon salah satu pengurus KUM3: "Assalamu'alaykum." "Waalaykum Salam" "Anda siapa?" "Saya Ifham, Pak." "Dari mana?" "Masyarakat umum Pak, mau tanya tentang KUM3." "Oh, maaf Pak saya lagi training, nanti silahkan telpon kembali sekitar jam 4."
Saya lihat KUM3 program yang bagus. Akan sangat BERMAKNA sebagai "menomorsatukan kesejahteraan umat (bukan menomorsatukan business/profit)" jika program KUM3 ini sudah ada sejak Bank Muamalat lahir (1991/1992). Saya kok yakin kalau KUM3 ini lahir bukan sejak 1992. Jangan2 baru2 ini? Maaf nih kurang update, coba sosialisasinya kenceng kan jadi tahu. Alasan munculnya Fatwa Desember 2003 juga karena bisnis. Klo gak karena bisnis, pasti sudah muncul ratusan tahun silam di Indonesia. Dan silahkan cermati Fatwa DSN MUI nomor 1 - 75 tak satupun secara spesifik menyentuh pengentasan kemiskinan, hak ekonomi aktif bagi orang faqir, juga kesejahteraan umat. Semoga gak ada yang komentar bahwa Fatwa itu kan jawaban atas pertanyaan. Klo udah jelas ya gak perlu fatwa, hehehe.. Jadi klo ada fatwanya berarti justru hal tersebut ada dalam kondisi grey area? Begitu juga dengan alasan didirikannya bank syariah. Saya cukup banyak mengamati (tentu ketika saya on site di proyek pendirian bank syariah) bahwa alasan nomor satu manajemen bikin bank syariah adalah bisnis. Boleh gak ngaku kok. Bikin bank syariah PASTI akan diminta bikin Business Plan komplit dengan proyeksi keuangan, pasti yang di otak manajemen adalah kapan BEP, dan bla bla bla. PBI juga ngatur semuanya. Tempo hari saya chat dg Direktur bank yang kebetulan belum bikin syariah. Ketika saya tanya kok belum bikin syariah? Beliau jawab: "Ya, gak mau latah ikut trend. Kan ada cost-nya juga kan Pak." Adakah bank syariah ketika pertama kali didirikan yang dipikirkan adalah seberapa banyak kaum faqir miskin yang kejangkau? Hmmm menurut saya kok gak begitu. Ketika mo bikin bank syariah atau kantor bank syariah tuh yang dipikir pertama kali adalah "ada marketnya gak ya?" Silahken mau ngaku or enggak. "Ngaku" adalah awal dari membangun kredibilitas positif. Regards, Ahmad Ifham ________________________________ From: ali <ali.h...@yahoo.co.id> To: ekonomi-syar...@yahoogroups.com Sent: Thu, January 28, 2010 4:38:22 PM Subject: Bls: [ekonomi-syariah] Motivasi Mengkritik Bank Syariah / Re: Menggugat Bank Syariah Salam rekan-rekan milis, Saya ingin mengomentari 2 tulisan di bawah ini, terlihat jelas kedua orang ini baik Sdr Yusin dan Sdr Ahmad Ifham menuduh bank syariah dengan tidak berdasar tanpa melihat dulu seluruh kegiatan bank syariah , dengan menuduh bank syariah hanya bisnis oriented, saya jadi mempertanyakan motivasi kedua orang ini terus mengkritik bank syariah utk apa. Sepanjang pengamatan saya bank syariah tidak hanya menjalankan fungsi bisnis tapi juga menjalankan fungsi sosial yaitu membentuk baitulmaal yang mengumpulkan dana zakat tidak hanya dari nasabah bahkan dari laba perusahaan, karyawan,direksi dan pemegang saham lalu disalurkan ke para mustahik seperti memberikan tabungan kepada anak yatim, melakukan pemberdayaan pengusaha mikro di seluruh tanah air. Contohnya coba klik saja http://kum3bmm. com disitu terlihat kegiatan sosial salah satu bank syariah besar di tanah air. Mungkin memang peranannya masih jauh dalam penuntasan angka kemiskinan di tanah air ini lebih disebabkan asset bank syariah yg masih terlalu kecil. Ingat lho dalam ajaran agama Islam antara tulisan/bicara harus sesuai dengan perbuatan, Allah,SWT tidak menyukai orang-orang yang menyuruh kebaikan tapi ia sendiri belum melakukan hal itu. Kita lebih baik intropeksi diri kita sendiri apakah kita sudah melakukan apa untuk pengentasan kemiskinan? Jangan - jangan kita belum melakukannya tapi sudah berani menyuruh orang lain utk melakukannya. Masalah masyarakat masih banyak yang mengatakan bunga bank konvensional halal itu adalah hak mereka yang harus kita hormati pendapatnya tidak usah diambil pusing oleh para praktisi ekonomi syariah, perdebatan bunga bank halal atau tidak akan pernah selesai bro sampai kapanpun. Yang terpenting bagi praktisi bank syariah sekarang adalah bagaimana terus menerus membuktikan bahwa praktek bank syariah harus lebih baik dari praktek bank konvensional Mohon maaf bila ada yang tidak berkenan, Salam http://alihozi77. blogspot. com --- In ekonomi-syariah@ yahoogroups. com, Yu Sin <hwarangyusin@ ...> wrote: > > Bisnis tentu boleh2 saja.... > > > > Tapi bisnis sambil bawa2 nama agama , belum pernah dalam sejarah kemilau > Rasul dan sahabat saya temukan (CMIIW), mereka bisnis ya bisnis....g > pake embel2 agama untuk kepentingan duniawi (keuntungan dagang), > menghalau riba tidak dengan mencontoh praktek riba, tapi murni > memberantasnya. > > Ada yg bawa2 agama, misalnya Usman, saat membeli gandum yg diangkut 1000 > unta untk membantu fakir miskin, namun beliau berniaga dengan Allah, > mengharapkan balasannya dari Allah (sebagaimana dialognya dgn kaum > pedagang yg hendak membeli gandum tsb), bukan untuk memperluas usahanya. > Nggak nyambung ya dgn BS? Iyalah, BS kan profit oriented, murni bisnis, > CMIIW. > > > > --- On Wed, 1/27/10, Ahmad Ifham <ahmadifham@ ...> wrote: > > From: Ahmad Ifham <ahmadifham@ ...> > Subject: Re: Bls: [ekonomi-syariah] Motivasi Mengkritik Bank Syariah / Re: > Menggugat Bank Syariah > To: ekonomi-syariah@ yahoogroups. com, hwarangyusin@ ..., risnand...@. .., > ali.h...@... , Arif.adiningrat@ ..., mga...@... > Cc: "merzagamal@ ..." <merzagamal@ ...> > Date: Wednesday, January 27, 2010, 6:23 PM > > Bank Syariah maju pesat? Pesat yang bagaimana? Pesatnya pertumbuhan Jumlah > BUS dan UUS? Pesatnya pertumbuhan Aset, Laba, PYD dan DPK? Menjamurnya trend > syariah di berbagai instrumen? Pesatnya pertambahan jumlah nasabah? > > Hmmm jelas ini urusan bisnis. Bisnis alias profit itu boleh. Tapi, berapa > banyak faqir miskin yang diperhatikan oleh bank syariah? Seberapa sukses bank > syariah andil dalam mengentaskan kemiskinan? Beranikah bank syariah > memberikan tabungan gratis senilai 500rb perak kepada faqir miskin? Beranikah > bank syariah memosisikan diri sebagai pengatur distribusi kekayaan? > > Ada baiknya industri perbankan syariah melakukan publikasi gencar terkait > prestasinya terhadap faqir miskin, biar masyarakat makin yakin akan nilai > lebih bank syariah. Dan sehingga bank syariah nggak di-CAP murni > me-NOMORSATU- kan BISNIS. > > Harapan terhadap sistem ekonomi syariah memang terlalu susah untuk > direalisasikan. Munculnya harapan (tinggi) ini adalah wajar, seiring dengan > janji manis konsep ekonomi syariah yang sudah disampaikan ke publik. > > Pernahkan penggiat bank syariah benar2 mencermati bahwa sebagian besar > masyarakat muslim yang faham Quran Hadits dan Fiqih tetap meyakini kehalalan > bank konvensional? Bahkan ada juga yang menganggap bahwa syariah kurang lebih > masih sama dengan konvensional? Apakah isu semacam ini merupakan wacana usang > yang layak untuk diabaikan? > > Akhirnya, karena alasan darurat, penggiat ekonomi syariah akan tetap berusaha > memperbaiki diri sembari menghibur diri dengan tafsir ekonomi kekinian. > > Mohon maaf karena alasan tertentu, email ini terpaksa saya sampaikan juga > secara langsung ke beberapa rekan. Biar terbaca. Makasih. > > Regards, > Ahmad Ifham > PT Anabatic Teknologi > > >