Ada saja hal-hal menarik yang dibahas di kajian mingguan Progres. Minggu
kemarin baru saja kita membahas tema yang cukup menarik tentang sejarah
Amerika dalam memonopoli keuangan dunia yang diawali dengan Bretton
Woods, dan kali ini bahasannya adalah tentang tepung terigu. Loh, memang
apa hubungannya tepung terigu dengan perekonomian di Indonesia?

Jawabannya ada di kajian progres tanggal 25 Februari 2010 pukul 16:32.
Materi ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Findi A., M.E., salah satu
dosen dari FEM IPB dan STEI TAZKIA Bogor.

Dosen yang cukup low profile ini mencoba menyampaikan pesan bahwa tepung
terigu merupakan komoditas yang merupakan salah satu substitusi pangan
pokok kita secara tidak langsung karena melalui proses olehannya tepung
terigu dapat  menjadi mie, roti, dan pangan yang lainnya.

Namun, bahan baku tepung terigu tersebut tidak bisa ditanam secara
mandiri di Indonesia karena Indonesia mempunyai iklim yang subtropis,
sehingga masih sulit untuk mandiri pangan dalam produksi tepung terigu
karena produksinya masih bergantung kepada impor gandum dari Negara
Amerika, Arab, Australia, Turki dan China.

Karena tepung terigu merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh orang
banyak, pemerintah berusaha untuk mem-protect tepung terigu dari
kenaikan harga dan monopoli. Namun, sekarang ini ada salah satu
perusahaan tepung terigu yang hampir mendominasi penjualan tepung terigu
di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan market share nya yang melebihi
50%, yaitu mencapai 65,11%. Sedangkan menurut KPPU (Komisi Pengawas
Persaingan Usaha), perusahaan yang memiliki market share melebihi 50%
mengalami indikasi monopoli.

Celakanya, untuk menegur perusahaan ini, pemerintah merasa segan, Karena
perusahaan tersebut lumayan besar kiprahnya dalam mengembangkan
usaha-usaha kecil , berpengaruh 4,5 % dari GDP dan menyumbang pajak
hampir 50 milyar per tahun. Pemerintah segan untuk `menyakiti'
perusahaan tersebut karena dikhawatirkan jika perusahaan tersebut
mendapat teguran, maka mereka akan hengkang dari industry per tepung
terigu an di Indonesia dan menyebabkan kerugian dan mati suri
industri-industri kecil yang menggunakan tepung terigu sebagai bahan
pokok usaha mereka. Sebenarnya ada perusahaan tepung terigu selain
perusahaan tersebut, namun bargaining power nya tidak sebesar perusahaan
tepung terigu terbesar di Indonesia itu.

Untuk mencegah kenaikan harga tepung terigu ini, pemerintah mencanangkan
beberapa hal, yaitu menghapus bea masuk impor tepung terigu, melanjutkan
kebijakan PPN tepung terigu dan gandum yang ditanggung pemerintah,
menunda sementara pemberlakuan SNI (Standar Nasional Indonesia) bagi
tepung terigu sambil terus melakukan penyempurnaan, memfasilitasi UKM
yang berbahan baku tepung terigu dalam konversi minyak tanah ke elpiji,
mendorong diversifikasi pangan, terutama tepung berbahan baku
umbi-umbian lokal.

Upaya memberlakukan SNI ini sangat didukung oleh perusahaan Bogasari
tersebut dengan alasan untuk keamanan dan kenyamanan konsumen. Namun,
KPPU kembali angkat bicara mengenai hal ini. Menurut mereka, kebijakan
memberlakukan SNI ini akan menyebabkan adanya barrier to entry (hambatan
masuk) produsen tepung terigu lainnya sehingga akan memungkinkan
perusahaan tersebut untuk tetap condong ke arah monopoli.

Hal ini merupakan hal yang dilematis bagi pemerintah, di satu sisi ingin
mempertahankan Bogasari yang jika hengkang akan memberikan pengaruh
negatif terhadap perekonomian. Di sisi lain, pemerintah juga harus
mencegah terjadinya monopoli yang menyebabkan harga tepung terigu itu
naik.

Pak Findi menantang para mahasiswa untuk mencari cara agar gandum dapat
ditanam di Indonesia, sehingga Indonesia dapat mandiri memproduksi
tepung terigu. Beliau juga sangat appreciate terhadap ksei progres dan
kegiatan-kegiatannya. Menurut beliau, organisasi Progres ini adalah
sebagai bentuk dari latihan dan apresiasi para mahasiswa terhadap
ekonomi syariah. Dan beliau juga menghimbau untuk patuh kepada ulil amri
(pemerintah) setelah kepada Allah dan rasul-Nya, selama kebijakan
pemerintah tersebut mashlahat untuk masyarakat.

Kajian pada hari itu ditutup dengan pemberian kenang-kenangan Progres
kepada Pak Findi dan doa bersama untuk para mahasiswa yang mewakili
kampus STEI TAZKIA untuk mengikuti sebuah ajang bergengsi ,TEMILNAS
(Temu Ilmiah Nasional) 2010 di Medan. Ma'an Najah. Allaahu
Ma'akum. : )

Oleh : Divisi Pers n Publikasi

Kirim email ke