Fenomena perbedaan data memang lazim ditemukan..Hal ini diakibatkan oleh adanya beberapa hal sebagai berikut : 1. Perbedaan metode pengumpulan data yang digunakan.Hal ini terutama berakitan dengan metode sampling yang digunakan. 2. Perbedaan definisi indikator yang digunakan. Kasus yang paling segar di ingatan kita adalah perdebatab nebgenai data kemiskinan yang disampaikan oleh SBY. Perdebatan seperti ini seharusnya dpt dihindari jika definisi indikator yang digunakan diungkapkan secara jelas. Mislanya versi world bank yang menggunakan kriteria kemiskinan adalah penduduuk dengan pendapatan dibawah 2dollar sehari. Versi BPS malah menggunakan indikator 1dollar/hari..pendekatan lain yang biasa dilakukan adalah jumlah kalori yang dikonsumsi setiap hari. 3. Perbedaan teknik perhitungan yang digunakan. Sy ambil contoh perhitungan jum;ah pohon di sebuah hutan. dalam ilmu Statistika ekologi terdapat beberapa metode diantaranya metode Hutan Poisson (memperkirakan jumlah pohon)..Ada juga metode capture re-capture yang baisa digunakan untuk memeprkirakan populasi hewan di dalam hutan,dll. Perbedaan teknik perhitungan ini tentu saja akan menghasilkan nilai yang berbeda.
kesimpulnnya. data berbeda lazim ditenui..Yng penting qt harus paham metode, teknik dan definisi serta indikator yang digunakan. Dan juga harus konsisten dengan sumber data. Demikian bang, penjelasan singkat dari saya.. Bobby Rantow Payu, S.Si > > In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Rahman Dako > <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Wah, > > > > Ini fenomena menarik dalam keilmuan, data yang > berbeda untuk satu > obyek penelitian. Menurut saya, ini fenomena klaim > yang berbeda atas > pengetahuan. > > Saya juga pernah menulis fenomena yang sama untuk > luas hutan di > Gorontalo, sekitar 7 tahun lalu, dimana luas hutan > menurut Provinsi > SUlut, berbeda jauh dengan data Bappeda Provinsi > Gtlo, lebih berbeda > lagi dengan data Dinas Kehutanan, dan sangat > menyolok dengan data > dari buku pembentukan provinsi. > > > > Tolong dijelaskan mengapa penelitian itu berbeda > dengan data yang > lainnya, supaya tidak terjadi interpretasi yang > berbeda terhadap data > hasil penelitian lainnya. > > > > Salam, > > AGA > > > > > > ----- Original Message ---- > > From: rhedho <[EMAIL PROTECTED]> > > To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com > > Sent: Tuesday, April 15, 2008 12:14:43 AM > > Subject: [GM2020] Gorontalo Provinsi Termiskin? > > > > Dear to Milist G2020! > > Ada beberapa pernyataan dalam milist walau tidak > membahasnya secara > > mendetail, tetapi cukup membuat gamang hati dan > pikiran saya. > > GORONTALO PROVINSI TERMISKIN! Apakah benar > Provinsi Gorontalo > sebagai > > provinsi termiskin? Pernyataan ini berdasarkan > apa? > > Kebetulan saya memiliki data tentang kondisi > kemiskinan di Provinsi > > Gorontalo dan seluruh Provinsi di Indonesia, namun > dari data > tersebut, > > Gorontalo bukan merupakan Provinsi Termiskin. > Bahkan dari segi > > pertumbuhan dan perkembangan ekonomi serta > pengurangan angka > > kemiskinan di Indonesia, Gorontalo tercatat > sebagai Provinsi yang > > sangat cepat indeks penurunan angka kemiskinannya > di bandingkan > dengan > > provinsi lain di tanah air. Hal ini selain program > yang dicanangkan > > oleh pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rangka > mengurangi angka > > kemiskinan, juga sebagai hasil dari program Bupati > dan Walikota se > > Provinsi Goorontalo yang kian berpihak kepada > rakyat kecil dengan > > mengedepankan sektor UKM. > > Dasar saya mengeluarkan pernyataan ini adalah > berdasarkan hasil > > penelitian kami Tim Peneliti Gorontalo Milenium > Development Goals > > (MDGs) dengan menggunakan metode survey dan salah > satu indikator > > penelitian kami adalah kemiskinan. > > Untuk itu kepada teman-teman di milist, jika mau > mengeluarkan > > pernyataan, mohon disertai dengan bukti yang riil > sehingga tidak > > membingungkan orang banyak. Terima kasih! > > > > Wassalam > > Ridwan Ibrahim > > > > > > > > > > <!-- > > > > #ygrp-mkp{ > > border:1px solid > #d8d8d8;font-family:Arial;margin:14px > 0px;padding:0px 14px;} > > #ygrp-mkp hr{ > > border:1px solid #d8d8d8;} > > #ygrp-mkp #hd{ > > color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:bold;line- > height:122%;margin:10px 0px;} > > #ygrp-mkp #ads{ > > margin-bottom:10px;} > > #ygrp-mkp .ad{ > > padding:0 0;} > > #ygrp-mkp .ad a{ > > color:#0000ff;text-decoration:none;} > > --> > > > > <!-- > > > > #ygrp-sponsor #ygrp-lc{ > > font-family:Arial;} > > #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{ > > margin:10px > 0px;font-weight:bold;font-size:78%;line-height:122%;} > > #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{ > > margin-bottom:10px;padding:0 0;} > > --> > > > > <!-- > > > > #ygrp-mlmsg {font-size:13px;font-family:arial, > helvetica, > clean, sans-serif;} > > #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;} > > #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% > arial, helvetica, > clean, sans-serif;} > > #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;} > > #ygrp-mlmsg * {line-height:1.22em;} > > #ygrp-text{ > > font-family:Georgia; > > } > > #ygrp-text p{ > > margin:0 0 1em 0;} > > #ygrp-tpmsgs{ > > font-family:Arial; > > clear:both;} > > #ygrp-vitnav{ > > > padding-top:10px;font-family:Verdana;font-size:77%;margin:0;} > > #ygrp-vitnav a{ > > padding:0 1px;} > > #ygrp-actbar{ > > clear:both;margin:25px > 0;white-space:nowrap;color:#666;text- > align:right;} > > #ygrp-actbar .left{ > > float:left;white-space:nowrap;} > > .bld{font-weight:bold;} > > #ygrp-grft{ > > font-family:Verdana;font-size:77%;padding:15px 0;} > > #ygrp-ft{ > > font-family:verdana;font-size:77%;border-top:1px > solid #666; > > padding:5px 0; > > } > > #ygrp-mlmsg #logo{ > > padding-bottom:10px;} > > > > #ygrp-reco { > > margin-bottom:20px;padding:0px;} > === message truncated === ____________________________________________________________________________________ Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ