Habibie versus Prabowo
Sjafrie: Ada Disinformasi di Elit

Kamis, 28 September 2006
Jakarta, detikCom

Buku Prof BJ Habibie, "Detik-detik yang Menentukan," disanggah oleh mantan 
Pangkostrad Letjen Purn TNI Prabowo Subianto. Dia merasa tidak pernah akan 
mengkudeta Habibie. Mantan Pangdam Jaya Letjen Sjafrie Sjamsoeddin 
menyebutkan, bisa saja terjadi disinformasi di tingkat elit saat itu.

"Memang ada disinformasi di tingkat elit. Disinformasi itu tentu ada saja 
yang mungkin sampai ke Presiden saat itu. Tapi saya mengatakan di lapangan 
kendali operasi tidak ada keganjilan apapun yang berkaitan dengan gelar 
kekuatan TNI," kata Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin.

Sjafrie mengatakan hal itu usai rapat antara Dephan, Mabes TNI, perwakilan 
ketiga angkatan dengan BUMN strategis di PT PAL, Kawasan Tanjung Perak, 
Surabaya, Kamis (28/9/2006).

Dikatakan dia pada saat terjadi pengalihan kepemimpinan dari Presiden 
Soeharto ke Presiden Habibie, jumlah pasukan yang digelar sebanyak 178 SSK 
dan 154 kendaraan tempur. Gelar pasukan itu atas instruksi Panglima TNI 
kepada Panglima Komando Operasi.

"Jadi saya simpulkan bahwa pengendalian operasional yang dikelola 
berdasarkan manajemen komando operasi yang waktu itu dilimpahkan kepada 
Panglima Komando Operasi Jaya yang saat itu saya jabat. Waktu itu, tidak ada 
gangguan apapapun. Jadi ini perlu dipahami bahwa kemungkinan terjadi 
disinformasi, tapi secara aktual tidak ada hal-hal yang menjadi gangguan 
dalam komando pengendalian saat terjadinya pengalihan kepemimpinan dari 
Presiden Soeharto ke Presiden Habibie," tegas Sjafrie.

Dalam bukunya, Habibie menuliskan mengenai Prabowo yang sempat marah saat 
akan dicopot sebagai Pangkostrad. Bahkan, Prabowo sempat mengatakan 
kepadanya dengan kalimat kasar. "Anda ini presiden apa? Anda naif," begitu 
perkataan Prabowo kepada Habibie saat itu.

Di dalam bukunya, Habibie juga tidak menyebut secara jelas bahwa Prabowo 
saat itu akan melakukan kudeta. Hanya saja, Habibie merasakan ancaman 
kudeta, apalagi sesuai informasi Panglima ABRI Jenderal Wiranto saat itu, 
Pangkostrad telah mengerahkan pasukannya ke kawasan kediamannya di Kuningan. 
Istri dan semua anaknya juga diminta Wiranto untuk dievakuasi ke Wisma 
Negara.***[gospol] 



_________________________________________________________________
 Untuk keluar dari milis ini, kirim email ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 Baca Arsip Gosip Politik di www.sekaligus.com (klik "EXTRA HOT")
¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gosip-politik/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/gosip-politik/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke