Assalamualaikum,

Berakhir sudah ramadhan walau pun di hati mengharapkan ramadhan yang berterusan. Masih berpeluangkah berjumpa ramadhan lagi hanya Yang Maha Esa Yang Maha Mengetahui.

I just want to share a few things that I and my son discussed about ramadhan and lebaran. Alhamdulillah tak sia-sia hantar anak belajar sekolah agama walaupun baru berusia 13 tahun he thinks like a matured adult. What we talked about was adakah sepatutnya ramadhan atau lebaran yang disambut dengan meriah?

Sebagai peringatan untuk diri kami sendiri dan juga untuk share with readers, bukan memandai but something need to be changed. Anda sebagai generasi berilmu dan beramal seharusnya melakukan perubahan ini.

Pagi raya dua beradik dah bersembang kenapa tahun ni tak meriah raya ya? Si adik jawab alhamdulillah means orang dah ada kesedaran raya tu tak sepatutnya disambut meriah.

 

As we know lebaran di Saudi itself tidak disambut semeriah di negara kita, di sana especially 10 ramadhan yang akhir begitu meriah sekali, yang di panggil ASYRO AWAKHIR masjid2 dipenuhi jemaah untuk merebut malam lailatul qadar, di akhir ni nanti saya titipkan pengalaman mereka yang berpuasa di sana.

Apa yang di kritik oleh anak saya mana lebih generate pahala buat open house raya or open house buka puasa? Nak sedekah duit raya atau sedekah duit bulan puasa? Kenapa orang sibuk nak sambut raya lagi hampir nak raya orang semakin lupa dengan amal ibadat sibuk dengan perhiasan, masakan, persiapan raya akibatknya masjid dan surau semakin lengang. last week ramadhan kami solat saf wanita tinggal 2 tak sampai pun ingat org dah balik kg bila balik kg pun sempat solat satu malam serupa jugak 2 saf aja?

Akhir2 ramadhan kami ke bandar juga menyibukkan diri bukan beli baju raya, semua yang kami beli untuk keperluan sekolah mengambil kesempatan jualan yang sedang berlangsung. Orang memang ramai mostly last preparation untuk raya.

 

Dengan sendirinya dia dua beradik malam raya lepas solat join group orang bertakbir dari rumah ke rumah walau pun dia sendiri tak kenal sapa ahli group tu dan rumah sape yang dia pergi.  He said malam raya bukan sibuk nak buat masakan itulah peluang terakhir untuk meraih keampunan dan keberkatan ramadhan hidupkan dengan amal ibadat, bukan sibuk2 masak itu ini dan mengadap tv. 1 pagi baru balik dua beradik ni segar bugar aja tak mengantok pun..

Kebetulan kami ke Kuala Muda melawat saudara mara dan meninjau mangsa tsunami sambil menghulur zakat. Dia pun bisik lagi kalau mama bagi time bulan puasa duit zakat ni lagi banyak dapat pahala, nak melawat saudara mara bawa kek tu time bulan puasa boleh berbuka sama2 dan solat terawikh sekali lebih besar ganjarannya. Sepatutnya kerajaan declare bulan puasa cuti bukan bulan raya ni dah terbalik!

I know a few people yang ambil unpaid leave satu bulan sepanjang ramadhan khusus untuk beramal ibadat, solute to them sebab saya sendiri tidak berupaya insyaallah di suatu masa…

So starting next year kena start buat open house buka puasa selalu. Tahun ni tak sempat buat like usual sebab ‘urusan seripaduka baginda’ Cuma sempat hantar juadah ke rumah jiran aja..alasan…hendak seribu daya!

sebilangan dari kita bila tiba ramadhan lebih menumpukan amalan ibadat individu untuk meraih keberkatan secara individu padahal di bulan yang mulia inilah kita sepatutnya membanyakkan amalan secara berjemaah, ingatlah segala amalan baik di bulan mulia ini dibalas berlipat kali ganda, walau sebarang bentuk kebaikan pun termasuklah menyediakan makanan untuk berbuka, membantu yang kekurangan, not in term of money tapi tenaga dan kudrat turut meraih ganjaran pahala, apa tah lagi bertadarus, apa salahnya ibu2 dan suri rumah di siang hari ada group tadarus, petang boleh sama2 sediakan juadah dan time berbuka boleh berbuka sama2. ramai ( yang ni saya pasti) bila ajak berbuka pun beri alasan lebih suka berbuka di rumah...suami tak suka buka kat luar...malaslah nak keluar2 rumah dgn anak kecik etc etc.....

just a simple thoughts dari orang yang tak pandai menulis i hope the message is clear...

 

"...bukan LEBARAN-nya yang mereka besarkan tapi RAMADHAN-nya yang di besarkan."

 

 

 

 

Pada 10 hari terakhir Ramadhan (atau masyarakat Saudi menyebutnya sebagai ASYRO AWAKHIR), suasana kota Jeddah, Makkah dan Madinah semakin meriah dimalam hari dengan kehadiran Salat Tahajjud dan Witir yang dilaksanakan mulai rentang waktu pukul 01.00 s/d 03.00 Waktu Saudi.

Sebagaimana pada bagian pertama dan kedua dari liputan saya sebelumnya dimana aktifitas siang dipindah ke malam, maka selama 10 hari terakhir Ramadhan, suasana arus lalu lintas dalam kota semakin padat hingga menjelang subuh. Karena pelaksanaan Salat Tahajjud dan Witir disemua Masjid disiarkan melalui pengeras suara Masjid, maka suasana malam Ramadhan pun sangat terasa. Tradisi ini dilaksanakan pada 10 hari terakhir Ramadhan yaitu mulai 20 Ramadhan, tanpa membedakan malam ganjil atau genap.

Pelakanaan Salat Tahajjud yang umumnya adalah 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat, biasanya akan memakan waktu hingga 1,5 jam. Ini dikarenakan bacaan Surat dalam Salat Tahajjud yang melanjutkan ayat ayat yang dibaca pada Salat Terawih, namun kali ini dengan durasi yang lebih panjang...belum lagi ruku, i'tidal, sujud dan setiap gerakan salat lainnya yang dilaksanakan dengan sangat santai/lambat.

Saat ini tengah berkembang pula tradisi dikalangan masyarakat Saudi untuk berlomba lomba dalam menghafalkan Alqur'an. Tidak jarang anak anak kecil dan juga orang dewasa yang kelelahan mengikuti Salat Tarawih/Tahajjud kemudian duduk, membuka Mushaf Alqur'an dan kemudian mengikuti bacaan sang Imam sambil mencoba berupaya menghafalkan ayat ayat yang dibaca tersebut. Masyarakat disana akhir akhir ini sedang terinspirasi dan sangat mengidolakan para hafiz (penghafal) Alqur'an dan sangat ingin menjadi hafiz Qur'an, Masya Allah. Sehingga banyak kalangan yang biasanya diluar bulan suci Ramadhan lebih senang memutar musik namun saat ramadhan lebih senang memutar kaset qur'an yang dibacakan oleh para Imam Masjidil Haram/Nabawi. Kebanyakan para imam dimasjid masjid dikota Jeddah memiliki suara yang tidak jauh berbeda dengan gaya lantunan suara khas para Imam Masjidil Haram, bahkan banyak diantara mereka yang mencoba melantunkan ayat suci Alqur'an dalam shalat dengan lebih merdu lagi.

Pada 10 hari terakhir ini, banyak pula yang mulai beri'tikaf di masjid (biasanya mereka akan beritikaf di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi). Pemahaman I'tikaf disini, bahwa mereka memang betul betul tidak keluar masjid dalam 10 hari terakhir Ramadhan (kecuali untuk wudhu atau ke Toilet) dan melaksanakan ibadah sebaik baiknya didalam masjid. Itulah sebabnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi pada 10 hari terakhir Ramadhan jusru semakin padat karena sebagian mereka yang sudah berada didalam masjid tidak keluar, sedangkan yang datang cukup banyak. Hingga hari ke 22 kemarin, sudah sangat sulit mendapatkan tempat Salat disaat Tarawih, bahkan kepadatan sudah mencapai ke jalan raya di sekitar Masjidil Haram. Bahkan ada Masjid yang berjarak sekitar 800 meter dari Masjidil Haram, sudah tidak lagi melaksanakan aktifitasnya dan bergabung dengan Masjidil Haram karena para jamaah yang shalat sudah mencapai tempat ini.

Arus lalu lintas dari Jeddah ke Makkah, sangat padat mulai dari waktu Asar bahkan hingga tengah malam. Saat saya menuju kembali pulang ke Jeddah pada pukul 00.00 Waktu Saudi, 22 Ramadhan 1426 H arus lalu lintas yang menuju ke Makkah masih cukup padat, sedangkan arus balik dari Makkah ke Jeddah cukup lengang.

Kepada Masyarakat di Indonesia saya mengajak, khususnya dalam menyambut Asyro Awakhir ini untuk mencoba mengikuti tradisi baik yang saat ini dilaksanakan masyarakat di Saudi (seperti tahajjud dan Witir berjamaah pada tengah malam) untuk dicoba diimplementasikan di Indonesia. Ini dimaksudkan agar malam Ramadhan bisa lebih terasa dan lebih hidup dengan nuansa Ramadhannya yang hanya tinggal beberapa hari ini.

Masyarakat di Saudi sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa mereka memberikan berbagai diskon dagangan ataupun berbagai hadiah extra lainnya dengan tema Ramadhan Karim (Ramadhan yang Mulia) sehingga sebulan penuh mereka berlomba lomba memberikan hadiah dalam berdagang. Jadi bukan LEBARAN-nya yang mereka besarkan tapi RAMADHAN-nya yang di besarkan. Semoga ini bisa jadi masukan untuk para pengusaha/pedagang kita dimasa yang akan datang dan tradisi ini bisa ditiru dimasa yang akan datang. 

 

 

 

 


Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - 1GB free storage!

--------------------------------------------------------------------------

All views expressed herein belong to the individuals concerned and do not in any way reflect the official views of Hidayahnet unless sanctioned or approved otherwise.

If your mailbox clogged with mails from Hidayahnet, you may wish to get a daily digest of emails by logging-on to http://www.yahoogroups.com to change your mail delivery settings or email the moderators at [EMAIL PROTECTED] with the title "change to daily digest".




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke