Majalah Nature terbaru (www.nature.com) memuat artikel Philip Bland (Imperial College London) dan Natalia Artemieva (Institute for Dynamics of Geospheres Moskow) berjudul "Efficient disruption of small asteroids by Earth's astmosphere" (Nature 424 h. 288-290, 2003) yang menyimpulkan bahwa peluang Bumi dibentur asteroid atau benda langit lain adalah tidak sebesar perkiraan sebelumnya. Dulu, untuk benda langit berdiameter lebih lebar dari 220 meter, peluang benturan dengan Bumi adalah sekali setiap 3000-4000 tahun, sekarang frekuensi itu menjadi setiap 170.000 tahun. Sebenarnya, kuncinya adalah bukan pada jarangnya benda langit yang mendekati Bumi, tetapi pada kualitas asteroid sendiri dan perisai atmosfer yang siap menangkal serangan kosmik. Menurut penelitian terbaru, asteroid sendiri adalah bukan bongkahan batu yang utuh, tetapi lebih merupakan kumpulan fragmen batuan hasil benturan antar mereka sendiri yang kemudian diikat oleh gravitasi. Pada saat memasuki atmosfer Bumi, "konglomerat" raksasa ini akan lebih mudah terdisintegrasi daripada yang utuh. Kemudian, sekitar 93 % asteroid adalah bersifat batuan, bukan besi, sehingga lebih mudah terurai atmosfer. Efek kerusakan serangan asteroid sebenarnya lebih kepada bagaimana saat pertemuan mereka dengan atmosfer. Dalam kasus-kasus ekstrem, energi benturan akan diteruskan seluruhnya oleh atmosfer dalam bentuk asmospheric explosion. Bila ledakan ini terjadi terlalu rendah di atas permukaan Bumi, maka efeknya luar biasa ke permukaan Bumi seperti kasus Tunguska Siberia tahun 1908 saat ledakan atmosfer menghancurkan kawasan hutan ratusan km2. Meskipun telah diurai atmosfer, fragmen-fragmen yang jatuh yang berukuran diameter 3 - 5 meter bisa membuat impact crater selebar 100 meter dan ini bisa terjadi setiap 200-400 tahun, begitu kata Bland dan Artemieva (2003). Untuk diketahui, salah satu pekerjaan para astronom sekarang adalah mengevaluasi benda-benda langit terdekat dengan Bumi dan mengkaji kemungkinan benturannya. Dan sebagian meneruskannya dalam suatu international contingency plans untuk mendeteksi, membelokkan, dan menghancurkan benda-benda langit yang punya peluang akan menubruk Bumi. Jadi, film Deep Impact atau Armageddon mungkin bukan sekedar film... Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas
--------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software