Apakah mungkin perubahan tekanan (selain aquathermal ekspansion yg menyebabkan 
overpressure tsb) adalah perubahan fisis dari cair menjadi gas ?
Hal yg sama ketika perubahan sifat fisis source rock (solid) menjadi minyak (liquid) 
kemudian menjadi gas. Tentunya ada efek perubahan tekanan karena terjadi perubahan 
volume akibat perubahan fase2 ini.... dan ini sepertinya jelas akibat perubahan 
temperatur yg menyebabkan perubahan pressure (? cmiiw).

Memang barangkali karena tekanannya sangat besar maka uap air pun akan mengembun fase 
uap (gas) air tidak terjadi di bawah permukaan (terkondensasi), tetapi ketika di bor 
akan sangat mungkin terjadi perubahan wujud cair menjadi gas dan ini akan menyebabkan 
perubahan pressure yang berubah sangat drastis.... bagaimna pengalaman dengan drilling 
operation (wellsite)? Pengukuran pressure ini tentunya selalu saja mislead kalo ada 
proses kondensasi (? cmiiw)

Menurut sebuah buku yg pernah aku baca "pressure is the least understand (known) but 
the most important phenomena in oil and gas bussiness" dan impact tekanan (pressure) 
ini mulai ada sejak dari oil generation, drilling operation, hingga production dan 
bahkan fase abandonment.

RDP
- in oil and gas bussines, we always work "under-pressure" :p -

>Posting berikut saya beri judul baru karena kesulitan reply (notice failure..).
> 
>Thanks atas koreksi Pak Andang soal maturity parameter di Lap Badak dan tambahan info 
>soal microfracturing di overpressured zone Kutei Basin. Juga benar seperti yang 
>dimaksud Pak Safrizal, yang konduktivitas termal-nya rendah adalah trapped water di 
>shales sehingga resultant overpressured shales (karena trapped water di dalamnya)  
>secara keseluruhan menjadi rendah dan bikin effect "thermal blanket" yang menaikkan 
>GG.
> 
>Soal temperatur bikin overpressure, saya agak sulit membayangkannya walau memang bisa 
>saja lewat aquathermal expansion paket shale yang connate water-nya terperangkap lalu 
>diintrusi sill atau dike. Kejadian seperti itu pun jarang dan banyak prasyaratnya, 
>tidak simpel. Mungkin yang dimaksud Ferdi adalah dari kondisi normal tanpa pelibatan 
>intrusi, mungkin dari prosedur normal burial depth yang menaikkan temperatur. Di 
>Barito, ada satu sill dolerite/diabas yang menyisip di antara reservoir Zona 825 dan 
>Zona 710 di Lower Tanjung. Penyebarannya sangat terbatas yaitu hanya di Lap Tanjung 
>(dan ini mungkin terkait dengan intrusi syn-rifting). Di atasnya, yaitu Upper Tanjung 
>adalah paket serpih tebal postrift yang sering diasumsikan sebagai regional seal. 
>Seingat saya, zaman ngebor sumur2 di Barito dulu, overpressure tak pernah ditemukan 
>di paket shale itu, tak seperti di Kutei Basin. Lagi pula, intrusi dolerit itu saya 
>pikir tak punya efek panas apa pun terhadap paket shale yang p!
o!
>st-rift
> itu. Intrusi terjadi predate serpih deposition. Efeknya terhadap pematangan source 
> rock di Lower Tanjung pernah dievaluasi, tapi negatif hasilnya.
> 
>Salam,
>Awang H. Satyana
>Eksplorasi BP Migas
>
>
>
>Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Untuk menambahkan pengertian tentang perubahan gradien geothermal di section
>overpressure di delta mahakam saya rasa perlu sharing beberapa fenomena yang
>saya amati terutama di lapangan-lapangan di onshore (darat).
>
>Kenaikan gradien geothermal paling tinggi biasanya diamati pada section yang
>disebut sebagai "Transition to Over Pressure Zone", atau lazim juga dikenal
>sebagai "Seal of Overpressure Zone", dimana konduktivitas thermal dari
>serpih di zona ini benar-benar ekstrim rendahnya, sehingga mekanisme heat
>dissipation seperti yang disebutkan Pak Awang menjadi lambat sekali,
>menghasilkan gradien geothermal yang tinggi. Serpih di transition zone
>inilah yang sebenarnya berfungsi sebagi insulator panas seperti yang
>disebutkan Pak Awang.
>
>Di bawah zona transisi tersebut berkembanglah apa yang disebut sebagai
>"Over-Pressure Zone" atau "Real Over-Pressure Zone" atau "Hard Over-Pressure
>Zone", dimana serpihnya relatif mempunyai kejenuhan air yang tinggi yang
>tidak sempat dikeluarkan dari sistim karena pengendapan yang cepat dan
>"massive". Gradien geothermal di zona ini memang masih lebih tinggi dari
>pada "Normal Pressure Zone", tetapi tidak lebih tinggi dari gradien di zona
>transisi. Hal ini disebabkan oleh adanya air didalam sistim, dimana air
>tersebut pada umumnya mempunyai konduktivitas thermal cukup tinggi sehingga
>memberikan besaran total konduktifitas thermal sistim serpih-air yang
>relatif lebih tinggi dari pada serpih di zona transisi.
>
>Khusus untuk inquery mas Ferdi tentang:
>"Apakah overpressuring dapat di"trigger" oleh temperatur tinggi di bawah
>permukaan..." saya agak berbeda dengan Pak Awang ataupun Pak Gede, yaitu:
>MUNGKIN saja.
>Pernyataan tersebut bukan berdasarkan pengalaman di Kutai, tetapi dari
>pengertian konseptual tentang kemungkinan adanya LATE INTRUSION, terutama
>yang berupa SILL yang dapat memberikan "panas" lebih kepada paket
>lapisan-lapisan sedimen diatas dan dibawahnya. Apabila dibagian atas dari
>paket sedimen yang terkena "panas" tersebut didapatkan adanya seal yang
>cukup tebal, maka kemungkinan besar air formasi yang ada didalam paket
>tersebut akan mengalami pemanasan lebih dan terjadilah aquathermal expansion
>/ pressuring yang bermuara pada pembentukan zona overpressure. Apakah ada
>rekan-rekan yang dapat mem-verifikasi hipotesis tersebut? Di Barito (Tanjung
>Fm) dan di Tarakan (Meliat Fm) kemungkinan besar paket batuan reservoirnya
>ada yang berasosiasi dengan Sill. Apakah indikasi overpressure ada juga
>dikedua tempat tersebut??
>
>Mudah-mudahan bermanfaat.
>
>ADB


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke