Pak Maryanto,
 
Thanks URL-nya, alamatnya mengingatkan saya ke teori fisika yang selama ini 
dicari-cari fisikawan teoretis : GUT - grand unified theory.
 
Data gempa 1880-2000 yang Pak Maryanto kumpulkan bertanggal tidak, atau hanya tahun. 
Kalau tidak, maka akan sulit melacak kebersamaan kejadiannya dengan saat bulan 
purnama/bulan baru. Kemudian, magnitude gempa pun tentu akan menjadi screening saat 
pengumpulan data itu.
 
Katakanlah seirama bahwa frekuensi gempa (magnitude ...?) memuncak setiap bulan 
purnama/baru, maka harus ada data pula bahwa gempa itu terjadi di kawasan bumi yang 
paling dekat dengan bulan. Bulan hanya seperempat bumi, tentu tak menyeluruh efek 
gempanya kalau iya berhubungan. Kemudian, posisi matahari-bulan-bumi tidak sama pada 
bulan purnama dan pada bulan baru. Gaya tarik bulan paling besar akan terjadi pada 
bulan baru bukan pada bulan purnama. Pada bulan purnama mestinya gaya tariknya ke bumi 
sedikit diperlemah oleh gaya tarik matahari walaupun matahari 150 juta km dan bulan 
hanya 384 ribu km dari bumi. 
 
Bumi ukurannya 4x bulan, jaraknya hanya 384 ribu km, densitasnya lebih besar dari 
bulan, akibatnya, gravitasinya akan kuat mempengaruhi gerak dan fisik bulan, makanya 
bulan jadi satelit bumi. Saya jadi ingat moonquakes, gempa di bulan, yang terukur oleh 
peralatan yang ditinggal misi Apollo. Apa penyebab moonquakes ? Bukan interaksi 
lempeng seperti di bumi, tetapi lebih disebabkan internal rock adjustment oleh tidal 
effect gravitasi bumi. 
 
Jadi, banyak yang harus divalidasi dulu sebelum menyebut gempa (apalagi volcanic 
eruption) berhubungan dengan periode fullmoon dan newmoon. Apakah benar seluruh 
kerakbumi  "bernafas" naik turun seiring dengan revolusi bulan mengelilingi bumi. 
Hmm...
 
Salam,
awang

Bambang Murti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mas Maryanto,
Ini bagian dari Salam hypothesa lagi-kah ??
Kebetulan few months ago saya ngeliat Discovery channel, ada geolog (atau
tepatnya vulcanolog) yang mencoba untuk melihat hubungan kedua hal tersebut,
full moon dan erupsi magmatis.
Yang mereka jadikan objeknya adalah gunung berapi di daerah Hawaii, lavanya
bersifat basaltis, cair sekalee, dan kalau saya ndak salah denger, maklum
kuping melayu, mereka menyebutkan adanya korelasi antara full moon dengan
intensitas erupsi. Coba aja kalau bisa minta file-nya dari Discovery...bakal
menarik tuh...tapi, perlu juga dilihat korelasinya antara vulkanis yang
bertype basaltis dan vulkanis yang ber-type intermediate....kali-kali aja
juga ada hubungannya dengan kurang sajen...:)
Salam,
Bambang
(mestinya Salam Pramuka gitu yah?)

-----Original Message-----
From: Maryanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 14, 2004 1:27 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Gunung Meletus dan Full-Moon



Apakah sudah di chek grafik gempa dengan grafik full moon-bulan mati th
2000-2004 di bawah ? 
http://www.grandunification.com/hypertext/Main_Pages/H1_Earthquakes.html#Ear
thquakes

Ini sepertinya yang di cari Pak Awang : grafik gempa versus waktu itu? Bisa
ambil diinternetnya kan? Apa ada grafik dat lain menunjukkan ini?

Data itu memperlihatkan bahwa gempa bisa setiap sa'at, tapi puncak kejadian
adalah pada sekitar full moon dan atau pada bulan mati.

Data saya adalah jumlah gempa besar (lebih 6 SR) dari th 1880-2000 (USGS).
Rata-rata gempa besar adalah 10 kejadian pertahun. Gempa itu sekitar 1000
kejadian pada hanya seratus tahun kedepan. Melihat statistik itu untuk
seluruh bumi, sepertinya, bila terjadi gempa pada suatu lokasi di bumi, maka
di tempat lain menjadi tak terjadi gempa.

Kalau tak ada penduduk, tentu tak ada korbannya. Sedihnya, gempa itu
mencatatkan telah 3 juta orang meninggal pada 2000 th terakhir. Terbesar
830.000 orang di China. 

Ini pada paperku:
The 10 highest earth quakes in last 100 years in the city, state, and scale
are : Chile (9.5, 1960), Alaska (9.2, 1964), Aleutian (9.1, 1957),
Kamchatka( 9.0, 1952), Ecuador( 8.8, 1906), Aleutian ( 8.7, 1965), Border of
India-China( 8.6, 1950), Kamchatka( 8.5, 1923), Banda Sea (8.5, 1938), Kuril
( 8.5, 1963). 

The seven highest fatalities are : 830.000 (Shansi, China, 1556), 230.000
(Aleppo, Syria, 1138), 200.000 (Damghan, Iran, 856), 200.000 (Gansu, China,
1920), 200.000 (Xining, China, 1927), 150.000 (Ardabil, Iran, 893), 100.000
(Turkmenistan, 1948). Indonesia has 26 (3.5 %) out of big 787 world's earth
quakes, with more then 20,000 persons killed."


Salam,
Maryanto.


Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
Friends.  Fun. Try the all-new Yahoo! Messenger

Kirim email ke