jadi kalau tinggiannya di selatan dan sebelah utara lebih rendah apakah ada kemungkinan endapan reservoir akan lebih banyak di utara (kalau ada)...tidak sampai offhore tapi malah mungkin masih di daratan jawa tengah sekarang...kalau ada banyak reservoir ..traping ada (compresi)..lalu apa ada source rocknya..?
Pernah tidak dilakukan korelasi reservoir dari north - south di Jawa Tengah dan mengukur perubahan ketebalan formasinya....? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/TUN/G&G 0542- 533852 Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 21/07/2004 05:15 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [iagi-net-l] Indentasi Struktural Jawa Tengah (?!) Kalau kita melihat Pulau Jawa, khususnya di sebagian Jawa Tengah, maka kita akan menemukan bahwa garis pantai utara dan selatan wilayah ini lebih sempit masuk dibanding garis pantai utara dan selatan Jawa Barat dan Jawa Timur. Saya menyebut ini sebagai "indentasi". Apakah ini gejala biasa-biasa saja atau punya arti secara geologi ? Dari pemelajaran data gayaberat regional, SLAR, seismik, geologi permukaan, dan publikasi terdahulu yang diharapkan berhubungan; kelihatannya ini berhubungan dengan tektonik/struktur regional, sehingga saya menyebutnya : "structural indentation". Jalur Pegunungan Selatan di selatan Jawa Tengah, dari sekitar Cilacap-Peg. Kidul (Nusa Kambangan - muara S. Opak), lenyap dari jalur fisiografis van Bemmelen (1949). Di bukunya, diterangkan bahwa di sektor ini Pegunungan Kidul ada, tapi tenggelam. Dari peta Bouguer anomaly Jawa, SLAR dan peta geologi regional Jawa, kita bisa tarik dua kelurusan, yang saya tafsirkan sebagai dua strike-slip besar, dengan arah dan gaya yang sangat berlawanan, yang saya sebut : (1) sesar Muria-Kebumen (sinistral, BD-TL, arah Meratus), dan (2) sesar Pamanukan-Cilacap (dekstral, BL-Tenggara, arah Sumatra). Keduanya saling mendekat ke arah selatan dan akhirnya berpotongan di sekitar Cilacap. Sesar Muria-Kebumen diperkirakan menerus ke Meratus dan mungkin kejadiannya berhubungan dengan subduksi miring di tepi tenggara Sundaland. Sesar Pamanukan-Cilacap dibangun dari segmen2 Tinggian Gantar-Randegan (restraining bend sifatnya), Sesar Baribis, Sesar Citanduy, sesar2 dekstral Majenang, dan Sesar Kroya. Bahkan, mungkin Sesar Pamanukan-Cilacap ini berhubungan dengan NST (North Seribu Fault) antara Sunda-Asri Basin dan juga bahkan ke Lematang Fault di Sumatra Selatan. Jadi, dua sesar strike-slip besar yang berpotongan di Cilacap ini mungkin dua megashear di Indonesia Barat. Saya memikirkan kedua perpotongan sesar besar ini banyak bertanggung jawab kepada geologi Jawa Tengah yang rasanya aneh. Kedua sesar besar ini bisa jadi menenggelamkan bagian utara Jawa Tengah (sehingga garis pantainya indent) akibat kompensasi isostatik gayaberat oleh pembubungan (uplift) isostatik maksimum di bagian selatan oleh dua sesar dextral vs. sinistral yang berlawanan arahnya. Bahwa kerak Jawa Tengah Selatan lebih terangkat daripada yang utaranya dibuktikan oleh nilai anomali Bouguer yang +110 mgal di selatan dan makin menurun ke -5 mgal di utara. Bahwa Jawa Tengah tenggelam dibuktikan juga oleh keberadaan Brebes Flexure, Semarang Flexure, dan diapir Tegal. Ke arah selatan keadaan terbalik sebab dua strike slip dengan gaya dan arah berlawanan akan menimbulkan kompresi luar biasa di titik perpotongannya yang membentuk lateral triangle zone tempat kompresi maksimum tercapai dan "terkunci" secara tektonik. Berdasarakan data gayaberat, uplift di sini sampai 2000 meter. Bisa dicurigai bahwa kompresi-uplift maksimum ini berhubungan dengan pembentukan Tinggian Bumiayu-Luk Ulo, Tinggian Karangbolong dan penyingkapan batuan dasar di Karang Sambung. Sebelah selatan titik perpotongan sesar tadi yang dicirikan maximum uplift, terjadi maximum release tension sebagai kompensasinya. Dan, saya melihat bahwa banyak depresi terjadi di sini : Citanduy-Kroya-Kebumen Low, Cekungan Western Deep dan Eastern Deep di offshore southern central Java, dan tenggelamnya sektor Pegunungan Selatan dari sekitar Nusa Kambangan- muara Sungai Opak di Parang Tritis. Entahlah, apakah evolusi geologi bagian barat Jawa Tengah, dikendalikan oleh dua sesar besar itu. Keberadaan dua sesar besar ini pun patut diuji dengan detail. Saya hanya menangkap keduanya yang muncul di peta2 regional gayaberat, SLAR, dan geologi (walaupun di beberapa tempat hanya segmennya), dan mencoba mengaitkannya ke beberapa fenomena geologi di Jawa Tengah. Sementara ini kelihatannya sesuai, tetapi, entahlah. "Pikiran liar" ini saya tulis di buku publikasi khusus IAGI Pengda Yogya-Jateng tentang geologi Jawa Tengah (2002) dengan judul : "Lekukan Struktur Jawa Tengah : Suatu Segmentasi Sesar Mendatar". Saya sedang mengelaborasinya, walau mungkin hanya pikiran liar.. Salam, awang --------------------------------- Do you Yahoo!? Vote for the stars of Yahoo!'s next ad campaign! --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------