Sudah lama idea ini beredar..nggak tahulah kelayakannya, kalau bisa terwujud Indonesialah yg paling siap, lahan sawitnya terbesar didunia dan masih bisa diexpansikan.
-----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 08, 2004 1:14 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Indonesia Kembangkan Bahan Bakar Minyak Sawit Ekonomi Bisnis Indonesia Kembangkan Bahan Bakar Minyak Sawit Selasa, 05 Oktober 2004 | 16:46 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah bekerja sama dengan pengusaha kelapa sawit sedang mengembangkan bahan bakar yang terbuat dari minyak nabati, terutama sawit. Rencananya, proyek yang dinamakan bio disel ini diharapkan segera diluncurkan di pasaran. Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengatakan, untuk teknologinya pengembangan bahan bakar tersebut menggandeng Jerman. Negara tersebut dianggap mempunyai teknologi yang memadai dalam proses pembuatan bahan bakar alternatif khususnya untuk bahan baku yang berasal dari minyak nabati. "Kita sudah adakan kerja sama dengan Jerman," kata Bungaran di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Selasa (5/10). Saat ini, menurut Bungaran, tinggal masalah harga yang belum ada kesepakatan, seperti untuk bahan bakunya dan biaya produksi. Jika sudah tercapai kesepakatan dan dilihat kompetitif dengan bahan bakar lainnya maka produk tersebut segera diluncurkan ke pasar. Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Derom Bangun mengatakan saat ini bio disel belum bisa dikomersialkan lantaran masih dalam tahap proses laboratorium. Beberapa perobaan yang sudah dilakukan adalah untuk menggerakkan traktor dan mobil. Dari percobaan tersebut tidak dijumpai hambatan yang berarti. "Jadi secara tehnik sudah dibuktikan, dipraktekkan," kata Derom. Menurut Derom, bahan bakar ini pada masa mendatang berpotensi besar merebut pasar yang ada, sebab persediaan bahan bakunya banyak dan bisa diproduksi, karena tergolong dalam zat yang bisa diperbaharui. Faktor kedua, sebagai alternatif dari minyak bumi yang harganya terus melambung hingga berkisar US$ 50 per barel. Jika keadaan ini terus berlanjut dan stagnan, permintaan akan bertambah. "Diperkirakan bahan baku (minyak sawit) Rp 2.000, dia (harganya) bisa mencapai Rp 5.500. Dari jumlah itu biaya pengolahannya kira-kira 2.500 per kilo. Berarti jika harga solar sudah tidak disubsidi lagi bisa sama," kata Derom. Saat ini, menurut dia, beberapa negara Eropa sudah menjual bahan bakar ini, tetapi kebanyakan bahan bakunya berasal dari biji bunga matahari. "Di beberapa negara di sana sudah dijual di beberapa pom bensin, bio disel itu," jelasnya. Sedang Indonesia sendiri, lanjutnya, bahan baku yang akan digunakan adalah minyak sawit, sebab bahan inilah yang paling banyak diperoleh. Muchamad Nafi - Tempo http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/10/05/brk,20041005-25,id.ht ml ============================= AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL E&P INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 ============================= --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------