Susahnya kalau memaksakan human behaviour ke dalam jargon matematis dan
statistik, pola-pola yg sering dicerminkan para ahli psikology untuk
mempelajari sifat manusia, sebenarnya tak murni menghasilkan kata
sepakat dari hasil statistic itu sendiri, kesulitan terbesar adalah
complexitas dari human behaviour dan begitu banyaknya factor luar dan
dalam yg mempengaruhi sifat manusia, dimana kita harus menghubungkan
Attitude dan knowledge?, secara generally ke-2nya mungkin ada kesamaan
acuan dan keterkaitan, disatu pihak sikap mental yg melibatkan percaya
dengan nilai dan disatu pihak memahami suatu informasi hasil pendidikan
atau pengalaman.
Apa yg menentukan attitude, pendidikan(?)-kah, bisa ya tapi bisa dengan
sangat menyesal malah tidak (kalau pendidkan dianggap pendidikan formal,
ijazah dan gelar). Karena attitude itu dikarenakan complexitasnya ,semua
nilai masuk untuk saling mempengaruhi dan mendrive prilaku seseorang to
act in certain ways. Cobalah lihat sejarah orba, kaum berpendidikan yg
berada sebagai penguasa berhasil membungkus kerendahan attitudenya
sehingga memutar balikkan etika, nilai moral yg sebenarnya, sehingga
munculah jargon-jargon sphosticated yang memelintir perbuatan amoral,
kosa-kata korupsi, kekerasan terhadap warga sipil berkembang menjadi
kesalahan prosedur, diamankan dll. Kejahatan money laundring yang
dilakukan oleh penjahat kerah putih begitu manisnya kedengaran
dibandingkan seorang miskin yg babak belur digebukin karena mencuri ayam
untuk makan keluarganya, atau warga Baduy yg tak berpendidikan formal
memiliki nilai attitude yg lebih baik dalam mengapresiasi lingkungan
hidup dibandingkan para terdidik kota lainnya, sebanarnya orang sudah
mencoba bereksperimen untuk menyeragamkan sikap prilaku manusia dalam
menghadapi suatu peristiwa dengan mengexploitasi defensive behaviournya,
cognitive dissonance ini muncul saat gempa terjadi di India, dengan di
informasikan bahwa gempa susulan akan berefek lebih parah, menimbulkan
keseragaman sikap sesama korban, belakangan malah dipercaya bahwa
cognitive dissonance ini cara yg terbaik menimbulkan conspirasy theory,
suatu langkah yg sering dilakukan walter bush dengan isu melawan teroris
global, warga USA harus memilih informasi apa yg diperolehnya dan
bagaimana attitudenya mengapresiasi informasi tersebut. Apakah
pendidikan tinggi (knowledge) akan meresponnya dengan level attitude yg
tinggi, tak ada korelasinya, susahnya kita selalu membuat garis buat
kita sendiri bahwa ini bahasa LSM yg ini bahasa kita, karena sekali lagi
tak ada korelasinya bertutur halus memiliki attitude tinggi dan bertutur
keras berattitude rendah, tak sesederhana begitu..karena ini manusia,
kompleks sekali.
-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, December 09, 2004 4:37 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Crossplot KNOWLEDGE & ATTITUDE

On Thu, 9 Dec 2004 16:14:19 +0700, O.K Taufik <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
> Canggih mas...bisa pakai bahasa Indonesia ya nggak mas, maksudnya apa?

Crosplot sering dipakai untuk melihat "trendology" untuk mencari
hubungan relational, namun seperti analisa Cepi bahwa banyak crosplot
yang menghasilkan datanya clustered (berkelompok). Masing-masing
cluster akan memiliki sifat2 tersendiri dan tidak selalu relational.

Bagaimana kalau kita plot menjadi empat kwadran

Attitude = ATT
Knowledge = KNW

1, Att rendah KNW rendah        |  2. Att Tinggi, KNW rendah
==============================================
3. Att tinggi KNW Rendah         | 4. Att Tinggi Knw tinggi

Nah anda ada pada kwadran berapa ?
Apakah semua akan berada (mengarah) pada kwadran 1 - 4 ?
Bagaimana anomali kwadran 2-3

Masing-masing kwadran sepertinya akan diisi oleh orang-orang yg
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan profesinya.
btw geologine piye ?

rdp

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke