Kawan-kawan,

1. Saya pikir email Rovicky yang terakhir sudah memuat
behind the screne dari komentar pertamanya. Sebagai
stakeholder ada ruang bagi Rovicky untuk ngomong
berbagai hal sebagai kecintaan dia kepada Pertamina
dan bangsa ini. Hanya saja tentu perlu berimbang dan 
menganalisis dengan lebih ilmiah.

2. Apa yang dilihat dari luar dengan apa yang kami
perbuat dan rasakan dari dalam tentu sudutnya akan
berbeda. Anda benar... Pertamina sudah menjadi PT.
Persero tetapi ekor Pertamina dipegang oleh Meneg
BUMN, Depkeu, ESDM, Menko Perekonomian, dll. Banyak
yang berkepentingan dengan BUMN strategis ini. KBC,
Cepu diantaranya.

3. Ketika Pemerintahan sekarang ingin "mendapat"
simpati rakyat dalam hal kelangkaan BBM, Pemerintah
"memerintahkan" Pertama meningkatkan stock nasional
menjadi 26 hari, tanpa memberi uang. Uang yang
dihasilkan kawan-2 Hulu triliunan rupiah "ludes" untuk
import crude dan BBM. Belum cukup uangnya ...
Pertamina meminjam ke Mandiri, BNI, BRI untuk
menalangin sekitar 5 triliunan rupiah. Tetapi ndak
bisa, karena melanggan BMPK dari BI. Lalu menggandeng
Sindikasi Stanchart dan Bank Syariah untuk menambah
triliunan rupiah lagi. Begitu beban sosial yang harus
ditanggung BUMN pelat merah ini. Pernahkan saudara
sepupu kita mengalami ini ? Lalu, bagaimana PTM Hulu
seperti Carigali akan re-invest uangnya dari mana ?
Siapa yang salah ? Menangislah bangsa ini ketika taraf
hidup masih rendah tetapi sumber migas belum mampu
mensejahterakan mereka.

4. Vicki, berbagai jalur baik individu, Serikat
Pekerja, telah menemui orang penting dinegeri ini
untuk minta PSO (Public Service Obligation) yang
disandang Pertamina ini lepas dari bisnis PTM. Tapi
apa lacurnya, diperpanjang hingga 2010 untuk Solar dan
Minyak Tanah. DR. Kurtubi menulis diberbagai koran,
berbicara di radio, berdiskusi di berbagai tempat
bahkan SP Pertamina bersama organ masyarakat lain
mengajukan Judicial Review atas UU Migas yang menurut
analisis DR Kurtubi dkk. telah melanggar UU No. 33.
Insya Allah 21 Desember 04 jam 10 akan dibacakan oleh
MK sep. UU Ketenagalistrikan yang telah dibatalkan,
karena bertentangan dengan UUD psl 33. 

5. Saya masih ingat apa yang dikatakan Darman dari
Brunei, bahwa Indonesia lebih maju dari Malaysia dalam
mendidik anak bangsa ini menjadi pintar dalam ilmu
perminyakan. Buahnya telah banyak dan saya pikir anda
salah satu buah dari negeri ini. Mudah-mudahan
pencerahan ini ada manfaatnya. Mohon maaf kalau ada
kata yang kurang pantas. Salam

Redesmon Munir
- Mantan Eksplorasi PTM & BPMIgas
- Anggota IAGI & HAGI
- Pemasaran Pelumas PERTAMINA
- Anggota SP Pertamina

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> On Wed, 15 Dec 2004 21:32:01 -0800, surtiati yatty
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Betul Mbak Nuning, kelihatannya ada beberapa
> > teman-teman di Milis Hagi ini sudah menyalah
> gunakan
> > sarana ini dengan menjudge seseorang atau company
> lain
> > ( contohnya Pertamina). Terima Kasih sentilannya,
> > mudah2an teman-teman yang selalu aktif mengirimkan
> > sesuatu di Milis ini lebih Arif lagi!  Jangan
> sampai
> > menyinggung perasaan sesama pembaca Milis ini.
> >
> > Salam
> >
> > Yatty Surtiati
> > Geofisika Jasa Teknologi
> > Pertamina Hulu
> > --- Nugrahani <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > > Vicky, saya enggak suka loh... kamu memasukkan
> > > kutipan berita-berita
> > > negatif tentang Pertamina, ke milis HAGI ini.
> > > Mustinya, untuk balans
> > > (atau cek dan ricek) kamu harus masukkan juga
> > > dong...  berita
> > > positifnya. Menurutku ada perbedaan besar antara
> > > "mengkritik" dan
> > > "memberi cap buruk". Dan yang anda lakukan
> adalah
> > > "memberi cap buruk".
> > >
> > > Salam,
> > > Nuning
> > > (pensiunan Pertamina)
> > >
> 
> Memang beberapa temen ada yg menganggap berita yg
> saya fw itu
> merupakan sisi negatip dari Pertamina tetapi
> sebenernya ada sisi
> positipnya dari Pertamina tentang kemauan serta
> keinginan Pertamina
> untuk mengelola migas di Indonesia dengan menyeluruh
> dan konprehensip.
> Dalam berita tersebut saya melihat ada ketidak
> puasan Pertamina dengan
> kebijakan "pengkerdilan" Pertamina. Itulah sebabnya
> saya menyebutkan
> "tarik ulur" antara Pemerintah dengan Pertamina.
> 
> OK deh saya coba bandingkan PERTAMINA dengan sodara
> sepupunya,
> PETRONAS. Wah kalau anda lihat lebih dalam
> membandingkan Petronas
> dengan Pertamina ini akhirnya akan terlihat bahwa
> kita tidak
> membandingkan institusi yg sama lagi, bukan lagi
> membandingkan sesuatu
> yg kongruent ... Walaupun saya sebernya salah satu
> yg "gemes" dengan
> munculnya berita-berita "kebocoran" di Pertamina
> tetapi saya juga
> sangat menyesal dengan keputusan Pemerintah tentang
> "pengkerdilan"
> Pertamina.
> 
> Maksud saya begini ....
> Pertamina, menurut saya awalnya seperti juga
> Petronas juga dimana
> Pertamina menguasai seluruh aspek Perminyakan di
> Indonesia mulai dari
> bagian hulu hingga hilir. Petronas semakin mencuat
> saja namanya tetapi
> kenapa Pertamina tidak ? Saya pun pernah bermimpi
> Pertamina menjadi
> sehebat Petronas. Impian saya ini ternyata salah
> ketika melihat
> struktur Petronas di Malaysia ... dimana ada
> Carigali ....  yg
> sebernya Pertamina E&P kita ini saat ini hanyalah
> setingkat Carigali,
> yg merupakan "tangan kecil"nya Petronas.
> 
> Petronas semakin membesar saja nama serta
> kekuasaannya namun saat ini
> justru Pertamina mulai "dipreteli" kekuasaannya.
> Saya kurang tahu apa
> sebenernya alasan utama Pemerintah (Negara)
> "memretheli" kekuasaan
> Pertamina ini. Apakah karena dianggap tidak profit
> (kurang profit
> dibanding institusi sejenis di negara lain), atau
> karena efisiensinya
> rendah atau bahkan karena "kebocoran"nya sudah
> berlebihan. Bisa jadi
> alasan-alasan diatas itu mungkin yg mendasari kenapa
> Pertamina
> "dipreteli" oleh Pemerintah+DPR (Negara).
> Temen-temen lain saya
> menyebutkan "pemretelan" ini akibat tekanan IMF ...
> wah saya kurang
> tahu soal ini.... walaupun indikasi itu juga saya
> lihat
> kemungkinannya.
> 
> Salah satu contoh dipretelinya adalah dilepaskannya
> BPPKA dulu
> sehingga menjadi BPMIGAS. juga beberapa anak
> perusahaan yg lainnya.
> 
> Kalau kita lihat 'adik sepupu' Si Petronas ... saat
> ini yg berfungsi
> seperti BPMIGAS di Malaysia disebut PETRONAS
> (PMU-Petronas Management
> Unit)... sedangkan yg melakukan eksplorasi disebut
> CARIGALI, yg
> melakukan usaha hulu. PMU ini juga hanya "tangan
> kecil" dari nama
> besar PETRONAS.
> 
> Nah, tentang KKS. Carigali juga menandatangani PSC
> term dengan PMU
> bahkan mereka sering berdiskusi dan argumentasi rame
> kalau mengusulkan
> pengeboran dsb. Walaupun tentu saja saya masih
> melihat adanya "pilih
> kasih" dari Petronas ke Carigali dibanding
> kontraktor2 asing lainnya
> ... dimana buat saya, "pilih kasih" ini sangat
> penting, wong
> melindungi bangsa sendiri kan wajib .. :) ... Nah
> yang sering kliru
> kan trus si anak kandung ini menjadi manja dan
> cengeng.
> 
> Tentunya kemanjaan si anak ini bukan melulu
> kesalahan si Anak, lah
> wong simbahnya (pemerintah) juga masih sering
> 'cawe2' (ngributin)
> urusan "cucu" (Pertamina) sih. Salah satunya soal
> Cepu itu ... aku
> dulu sudah sorak2 bergembira dengan keputusan Pak
> Widya tentang
> diputuskannya bahwa cepu tidak akan diteruskan dulu
> perpanjangan
> TACnya dan akan dikelola sendiri ....  eee
> belakangan Pemerintah
> kembali meributkannya ... dan kalau anda ikutin
> beritanya secara
> runtut ... jelas bahwa titik baliknya adalah
> pertemuan SBY dengan
> BUSH.... Howgh ... ini kan si bapak Migas masih juga
> digangguin simbah
> Pemerintah.
> Jadi seperti yg banyak disinggung gahwa Pemrintah
> ini masih megang
> buntutnya Pertmina walupun katanya kepalanya bebas
> bergerak ... :(
> 
> Inilah yg saya sesalkan tentang pengkerdilan
> Pertamina. Dan
> membandingkan Petronas dan Pertamina tidak lagi
> menjadi perbandingan
> yg seimbang.
> 
> Saya juga heran kenapa tidak ada temen-temen dari
> Pertamina yg berani
> berbicara menyuarakan keinginannya atau mengcounter
> tulisan di
> koran-koran itu ... Padahal dari ngobrol-ngobrol "di
> darat' saya tahu
> persis banyak diantara temen-temen Pertamina ini yg
> mempunyai
> keinginan memajukan Pertamina dan perminyakan di
> negeri ini. Namun
> terhenti ketika isi obrolannya dibuat dalam tulisan
> apalagi di koran
> umum ... seolah-olah ada yg "nggondeli".
> 
> Menulis dikoran biasanya mempunyai impact yg
> langsung akan dibaca orang
> awam dan mereka akan langsung menelannya ... nah
> kalau saja tidak
> diimbangi maka opini di koran tersebut akan dianggap
> sebagai realitas
> oleh publik. Dan relaitas yg mungkin salah ini akan
> menjadi
> pertimbangan ketika wakil2 rakyat bersidang ... kan
> kita sendiri yg
> rugi.
> 
> Nah kalau mbak Nuning serta temen-temen di Petrmaina
> ada yg tahu
> berita yg lebih afdol lagi ttg KKS ini mungkin bisa
> mengklarifikasi
> kutipan yg saya fw tsb.
> 
> Salam
> 
> RDP
> 
=== message truncated ===



                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses. 
http://promotions.yahoo.com/new_mail

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke