Jika 'oblique subduction zone' sepanjang pulau sumatra merupakan right lateral 
movement, maka pergerakan epicenter seharusnya mengikuti pergerakan kerak 
samudera ke utara (andaman), tetapi gempanya kok malah menjalar ke selatan 
(nias-mentawai...) ?
 
Bagaimana dengan kegiatan vulkanisme setelah gempa hebat di sumatra? 
Kerak samudera yang menunjam lebih landai dan oblique di sumatra seharusnya 
menghasilkan 'heat flow' secara vertikal maupun lateral. Hipotesis bahwa adanya 
'slab' yang terputus pada upper mantel di sumatra sebenarnya memberikan space 
bagi kerak samudera untuk bergerak 'Up-Thrust', tetapi apakah demikian 
mekansimenya...
 
salam,
 
Fatrial
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Jadi gempa Aceh dan Nias kemarin sama2 gempa 'megathrust'. Sebelumnya saya
sempat berpikir bahwa gempa Nias terjadi karena Sesar Mentawai.

Mohon pencerahan sedikit lagi Pak..

Apakah yang Pak Danny maksud dengan bidang subduksi "aseismic" antara Nias
dan Siberut itu adalah Investigator Fractured Zone (IFZ)?
Kenapa segmen zona subduksi ini bisa memiliki karakteristik berbeda dengan
segmen jalur subduksi yang lain ?

salam,
Ferry





"D.H. 
Natawidjaja" To: 

ipi.go.id> Subject: RE: [iagi-net-l] Coming Next : Gempa Mentawai : 
Siberut-Sipora-Pagai (???!!!) (was : Re. FW (iagi-net -Increased 
03/31/2005 Strain...) 
12:35 PM 
Please respond 
to iagi-net 






Mohon maaf,
Halo rekan-rekan IAGI sekalian,
Kemarin-kemarin entah kenapa saya emang terhapus dari daftar
mailing-list IAGI-Net sehingga tidak pernah terima e-mail ini. Untung
Mba Dyah menolong saya untuk mendaftarkan kembali di mailing list ini.

Menurut saya begini,
Gempa Nias kemarin itu adalah gempa "megathrust" (i.e. sama seperti
gempa Aceh) pada subduction interface yang letak "rupture zone" (bidang
patahan yang bergeser ketika terjadi gempabumi)-nya persis di sebelahnya
rupture zone dari Gempa Aceh.

Jadi memang Gempa Aceh ini ternyata betul-betul memicu sumber gempa di
sebelah selatannya. Sekarang satu-satunya sumber gempa yang sudah
matang yang sedang menunggu giliran adalah yang di bawah Kep. Mentawai
itu.
Kapan kira-kira waktunya? Tentu kita engga tahu. Tapi saya pikir dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan kemungkinan terjadi gempabesar di sini
tinggi. Belajar dari zona subduksi di Pacifik (Kamtchaka - Chile),
pernah terjadi 7 gempa besar hanya dalam kurun waktu 10 tahun, dari 1955
- 1965.

Yang jadi harapan saya bahwa gempa di Mentawai mungkin tidak terjadi
dalam waktu dekat adalah adanya segmen zona subduksi diantara Nias dan
Siberut (di bawah Kep. Batu) yang kondisinya tidak matang dan
karakteristiknya dominan "ASEISMIC" artinya banyak meloloskan strain
energy. Mudah-mudahan Zona subduksi yang pas berada di khatulistiwa ini
bisa menjadi "buffer zone" agar perambatan energi gempa dari utara itu
bisa tertahan untuk sementara waktu sebelum dia menyebrang ke Siberut.

Kontroversi tentang mekanisme gempa di Nias kelihatannya bersumber ke
Focal Mechanism (CMT) USGS yang kurang tepat (mungkin sekarang sudah di
ralat). CMT USGS ini memperlihatkan bahwa Gempa Nias sepertinya suatu
"Up-Thrust" pada bidang patahan yang hampir tegak lurus. Waktu malam
terjadinya gempa, saya agak heran-heran melihat solusi USGS ini. Apakah
benar bukan megathrust earthquake melainkan gempa pada Sesar Mentawai?
Mungkin CMT USGS ini yang dilihat oleh Pak Surono.
Untung paginya Harvard juga mengeluarkan CMT yang lebih baik. Pada
Harvard CMT terlihat jelas bahwa gempa Nias ini merupakan gempa
megathrust - pure dip-slip.

Sekarang masalahnya kalau ini megathrust earthquake dengan magnitudo
8.7, kenapa Tsunami-nya kecil?
Saya kemarin berdiskusi dengan Wahyu Triyoso, terus Wahyu kebetulan
mendapatkan analisa data seismik yang sudah dilakukan oleh ERI Univ.
Tokyo, tempat sekolahnya dulu. Dari analisa seismogram ini terlihat
bahwa "fault displacement" pada rupture zone-nya memang besar di bagian
bawahnya, yaitu di kedalaman ~15 - 40 km, tapi displacement ini menjadi
mengecil ke arah atas. Kata Wahyu pada subduction interface di sebelah
baratnya Nias, displacementnya hanya 1 meteran! Artinya walaupun gempa
ini besar, deformasi yang terjadi pada bawah permukaan laut di barat P.
Nias sampai ke palung tidak besar. Menurut kami, itulah penyebab kenapa
tsunaminya kecil. Tentu perlu analisa dan data yang lebih lanjut untuk
memastikan hal ini.

Sekian dulu.

Wassalam,

Danny


-






---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Small Business - Try our new resources site! 

Kirim email ke