Seperti Abah, saya juga sangat kagum dengan ulasan-ulasan Mas Awang yang 
enak dibaca dan sarat pengetahuan.
Mudah-mudahan terdokumentasi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi 
masyarakat luas.

Salam
M.Iskandar UMAR





[EMAIL PROTECTED]
09/05/2005 05:16 PM
Please respond to iagi-net

 
        To:     iagi-net@iagi.or.id
        cc: 
        Subject:        Re: [iagi-net-l] Junghuhn : Bukan Hanya Karena Kina


>
  Awang

  Sekali lagi saya terkagum kagum dengan interest Anda yang sangat
  luar biasa mengenai banyak hal.
  Ayo dong tuliskan catatan catatan Anda dalam Bulletin IAGI agar
  pengetahuan Anda lebih menyebar.
  Ilmu itu kan akan lebih bernmanfaat kalau penyebarannya lebih luas.
  OK ?

  Si Abah

  Bagaimana kita mengenal Junghuhn ? Orang pertama yang membawa dan 
menanam
> kina (di Lembang) ? Sungguh lebih dari itu. Junghuhn adalah sepenting
> Verbeek, Fennema, dan van Bemmelen dalam perkembangan pengetahuan 
geologi
> Indonesia.
>
> Kalau sempat ke Bandung dan mampir ke perpustakaan P3G di Jl. 
Diponegoro,
> ada dua buku kuno sangat tebal tentang Jawa. Yang satu tulisan Franz
> Junghuhn (1848), "Java : Deszelfs Gedaante, Bekleeding en Inwendige
> Structuur" dan yang lain tulisan Verbeek dan Fennema (1896), 
"Geologische
> Beschrijving van Java en Madoera". Saya membuka2 buku2 itu hampir 17 
tahun
> yang lalu, saat mengumpulkan keterangan tentang Ciletuh. Semoga sekarang
> masih terjaga dengan baik.
>
> Junghuhn, adalah peneliti dan penulis pertama geologi Jawa. Datang ke
> Indonesia tahun 1835 sebagai seorang dokter tentara dengan sikap hidup
> penuh kekecewaan dan penderitaan akibat perang di Jerman dan Prancis.
> "Hiduplah dengan dirimu sendiri. Jangan bergaul dengan seorang pun. 
Jangan
> mencari kepuasan hati pada orang-orang lain, jangan mencari kebahagiaan 
di
> luar dirimu, jangan mendewa-dewakan sesuatu selain alam raya" Begitulah
> sumpah dan "pengakuan iman" Junghuhn saat ia memasuki pelabuhan Pasar
> Ikan, Batavia 12 Oktober 1835.
>
> Junghuhn lahir di Jerman tahun 1809, dididik dengan sangat keras oleh
> ayahnya, masuk ke kedokteran, dipaksa keluar untuk berdinas di 
ketentaraan
> Prusia (Jerman). Dijatuhi hukuman 10 tahun akibat pelanggaran disiplin.
> Meringkuk 20 bulan di penjara kuno, lari ke Prancis. Mendaftar sebagai
> tenaga sukarela tentara Prancis. Bertugas di Afrika. Dikirim pulang ke
> Prancis karena sakit. Lari ke Belanda, mendaftar sebagai tentara dan
> dikirim ke Oost Indies (Indonesia).
>
> Di Indonesia, Junghuhn hanya bertugas tiga tahun tujuh bulan sebagai
> dokter di Batavia, Bogor, Semarang, Yogyakarta. Dia menghabiskan waktu
> bujangannya dengan berkelana SEMBILAN tahun dari Ujung Kulon ke
> Banyuwangi, dari pantai Laut Jawa ke pantai Samudera Hindia. Mendaki 
semua
> gunung di Jawa, berjalan bersama para kulinya meneliti batuan, flora,
> fauna, mengambil sampel, tidur di gubuk-gubuk penduduk atau berkemah di
> tengah hutan.
> Tentu dia kini bahagia sebab mendapatkan panggilan hidupnya.
>
> Tahun 1848, Junghuhn kembali ke Belanda sebagai cuti sakit. Kali ini dia
> tidak lari lagi, tetapi menggunakan waktu cuti sakitnya untuk menulis
> semua hasil penelitian sembilan tahunnya, maka keluarlah bukunya yang
> terkenal itu dalam empat volume. Kalau mau berapa tebalnya bukunya itu
> kalau ditumpuk, silakan main ke P3G Bandung, moga-moga masih ada...
>
> Tahun 1855, Junghuhn kembali ke Indonesia membawa dua hal : kina dan
> seorang istri. Dengan pengetahuannya yang komprehensif tentang Jawa, dia
> tahu bahwa di Lembang lah kina paling baik harus ditanam. Nah, atas jasa
> Junghuhn lah kalau Indonesia pernah menjadi produsen pil kina nomor 1 di
> dunia.
>
> Setelah punya isteri dan anak-anak, Junghuhn tak berkelana lagi. Tak ada
> tempat di Jawa yang tak pernah didatanginya. Dia memilih tinggal di 
lereng
> Gunung Tangkuban Perahu, yang dia sebut sebagai "batin manusia yang aman
> tenteram". Tahun 1864, Junghuhn menghembuskan nafasnya yang terakhir di
> sebuah kamar dengan jendela terbuka ke arah gunung-gunung dan 
hutan-hutan
> di Priangan. "Aku ingin berpamitan dengan gunung-gunung dan 
hutan-hutanku
> tercinta" Itulah kata-kata terakhir yang diingat dr. Groneman sahabat 
yang
> menemani saat2 terakhirnya.
>
> Begitulah yang tertulis dalam buku Rob Nieuwenhuys "Oost Indische 
Spiegel"
> (1972), sebuah buku bagus yang memuat ulasan2 tentang 30 buku penting 
yang
> diterbitkan dari pertengahan 1800an sampai pertengahan 1900an. Di 
pedagang
> buku bekas, tak jarang kita akan menemukan buku2 bagus dan penting...
>
> "Kebahagiaanmu, hiburanmu, harapan dan kepercayaanmu hendaklah berakar
> semata-mata dalam alam raya yang secara diam-diam, namun tetap abadi
> bergerak di dalam makhluk-makhlukNya" (Franz Wilhelm Junghuhn, 1835).
>
> salam,
> awang
>
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke