Betul, masalah itu di Indonesia akan baru datang beberapa tahun atau bahkan beberapa belas tahun lagi saat semua kebutuhan pokok pengajaran sudah terpenuhi, saat kita baru sempat memikir-mikirkan dengan detail semua perkembangan iptek untuk dimasukkan/ditolak ke kurikulum pendidikan sekolah dasar-menengah-tinggi. Sementara itu, kita pun tak kuasa menolak semua perkembangan yang terjadi di luar kita. Publikasi2 yang evolusionis dan kreasionis sama-sama masuk dan gampang diakses. Adalah tugas para orang tua untuk menjelaskan kepada anak2nya bagaimana teori evolusi itu dan bagaimana teori kreasionis itu. Mungkin menjadi hak si orang tua untuk menyetir pendapat anaknya ke arah yang dipercayainya. Tetapi, kalau menurut saya, biarkan saja paparkan kedua2nya secara transparan dan melakukan pengujian bersama. Benar, bahwa ada beberapa fakta yang tak bisa dijelaskan sains, dan mutlak butuh percaya saja bahwa itu diciptakan (misalnya "before the big bang"). Tetapi, tak terhitungkan juga bahwa sains dapat menerangkan berbagai fakta secara ilmiah dan tak absurd. Di Amerika sana, di sebuah negara yang peperangan evolusi vs. kreasionisme-nya sudah dari tahun 1925, George W. Bush menganjurkan baik evolusi dan kreasionisme diajarkan sama-sama di kelas dan membiarkan si murid memilih sesuai yang dipercayainya. Ini beberapa tahun peperangan itu : 1859 : Darwin menerbitkan "On the Origin of Species" 1925 : di Tennessee, evolusi dilarang diajarkan 1929 : di Arkansas dan Mississippi, evolusi dilarang diajarkan 1961 : Morris dan Whitcomb menerbirtkan "The Genesis Flood" 1963 : Creation Research Society didirikan 1967 : di Tennessee, larangan pengajaran evolusi dicabut 1968 : Mahkamah Tinggi mencabut larangan pengajaran evolusi di Arkansas dan membuat semua tuntutannya tak konstitusional 1974 : Institute for Creation Research didirikan 1981 : di California, pengadilan menolak tuntutan kaum kreasionis bahwa mengajarkan evolusi merusak kebebasan beragama. Arkansas mengajukan agar evolusi dan kreasionisme diajarkan dalam porsi yang sama (equal-time law) 1982 : Lousiana mengundangkan equal-time law untuk evolusi dan kreasionisme. Pengadilan federal menyatakan bahwa kreasionisme adalah agama, bukan sains 1987 : Mahkamah Tinggi mencabut equal-time law di Lousiana 1991 : Phillips Johnson menerbitkan "Darwin on Trial" 1994 : Court of Appeals menyatakan bahwa distrik sekolah boleh menolak mengajarkan kreasionisme 1996 : Michael Behe menerbitkan "Darwin's Black Box" 1999 : Kansas Board of Education memasukkan kreasionisme ke dalam kurikulum sains Di skala dunia, organisasi kreasionisme sudah menyebar di mana-mana, berdampingan dengan yang pro-evolusi. Di Indonesia, belum begitu kelihatan, walaupun saya tahu bahwa di Surabaya ada lembaga itu dan menerbitkan buku dengan penyebaran untuk kalangan terbatas. Dan, seorang dosen theologi penganut kreasionisme mengajar di sebuah lembaga pendidikan tinggi theologia di Jawa Timur. Membaca buku2-nya, terutama yang menyangkut geologi, membuat saya ingin meluruskannya. Saya punya buku terkenal tentang kreasionisme yang diterbitkan di Amerika, "Genesis Flood" (Morris and Whitcomb, 1961), ini salah satu kesimpulannya : "the entire Universe was created in six literal days less than 10,000 years ago. The fossil record, and geological formations such as the Grand Canyon, were created in a year by the planetary cataclysm of Noah's flood" salam, awang
"O.K Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Rekan, menurut saya diskusi mengenai topic ini dimana-mana selalu berakhir dengan kebuntuan, masing-masing pihak selalu benar dengar argumentasinya dan kecenderungannya lebih mengarah claim terhadap kebenaran di pihak masing-masing. Kaum creationist sering menuduh pihak evolusionist terlampau menghayal, memaksakan teorinya dari berdasarkan data yg abusrd, sebaliknya pihak evolusionist menuduh pikiran kaum creationist terlampau tertular virus supranaturalis, cenayang dan sesuatu yg tak berlogika. Menurut saya lagi nih..peluang meniadakan atau mengajarkan teori Evolusi Darwin di pendidikan Indonesia bisa saja dilakukan, mengingat adanya otonomi pendidikan dan latar belakang sebagian besar warga Indonesia adalah masyarakat yg beragama, di kitab-kitab suci mereka, jelas sekali ajarannya adalah Kreasionis, percaya akan "MAHA PENCIPTA". Tapi apa mungkin??, dengan keterbatasan guru dan ortu saja sulit sekali mau memahami masalah ini, pengalaman saya sebagai mantan dewan sekolah di sekolah anak, mencoba mengangkat masalah ini seperti jual es dikutub utara, anggapan guru dan ortu -ini bukan masalah prioritas, pengadaan perlatan lab, buku dan fasilitas lainnya yg layak didahulukan. -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 18, 2005 5:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Teori Evolusi Darwin di Kurikulum Diperdebatkan Kelak di Indonesia akan ditentukan oleh mazhab mana yang berlaku, apakah kreasionis atau evolusionis. Kansas merupakan basis kreasionisme terbesar di Amerika Serikat. Saya yakin, kubu kreasionisme akan menang dan menghapuskan ajaran evolusi di kurikulum biologi sekolah dasar dan menengah. Percuma ahli geologi berbantah juga sebab saat pemilihan gubernur, sang kandidat telah berjanji akan menghapus ajaran evolusi. Nah, tentu saja para politisi banyak yang oportunis, di negara pro-kreasionis dia akan mengharamkan evolusi. Di negara pro-evolusionis dia akan mengharamkan kreasionisme. Hanya, alasannya lucu kalau mau memajukan kreasionisme dengan dasar agar pertanyaan2 susah dari murid2 bisa dijawab dengan satu kata : itu transendental - supranatural - tak bisa dijelaskan - itu otororitas Sang Pencipta. Seperti yang saya suka tulis di milis ini, kebanyakan orang tak bisa membedakan mana teori evolusi Darwin dan mana teori evolusi non-Darwin. Bagaimana mau tahu kalau sudah berprasangka buruk mengenai evolusi. Teori evolusi non-Darwin pun memuat apa yang disebut revolusi DNA dan rekayasa alam genome. Tak melulu gradualisme dan seleksi alam. Itu pengetahuan 1859, kita kini sudah 150 tahun lebih maju. Tahun 2000 yang lalu seorang pakar geologi di pengadilan di sebuah kota di Australia gagal memperkarakan sebuah buku kreasionisme yang diajukannya sebagai false science. Nah, kalau mau berperkara, lihat-lihatlah dulu kota ini menganut mazhab apa. Kalau di Kansas bisa kalah, kalau di California belum tentu. Mari kita lihat apa yang akan terjadi di Indonesia. Di beberapa kota di Jawa, sepengamatan saya, sudah muncul beberapa LSM kreasionisme. Pelajarilah dengan detail dan sebaik mungkin sesuatu sebelum kita mendebatnya. Pelajarilah dari sumber asalnya, jangan dari pihak pendebatnya. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: bagaimana di Indonesia? kalau saya lihat outcrop miosen di Mahakam sih, fosil kayu, kepiting, daun, akar nipah sama dengan bentuk sekarang. Regards, ============================= AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO TOTAL E&P INDONESIE BALIKPAPAN (62-542)-534283 - (62)-811592277 ============================= ............................... Definisi yang diajukan tersebut membuat berang banyak ilmuwan. Mereka frustasi menghadapai kemungkinan masuknya pemikiran supranatural dalam pembahasan sains di dalam kelas. ''Ini akan membuat siswa memandang dunia dengan sangat tidak ilmiah,'' komentar Keith Miller, pakar geologi dari Kansas State University. ............................ Rabu, 18 Mei 2005 Teori Evolusi Darwin di Kurikulum Diperdebatkan KANSAS -- Dewan Sekolah Kansas, Amerika Serikat mulai mempertimbangkan faktor mendasar seputar sains yang nantinya akan mempengaruhi kurikulum pendidikan. Mereka sedang berpikir untuk mendefinisikan ulang sains. Di lain sisi, Dewan Sekolah Kansas juga mendapat desakan dari pendukung teori intelligent design untuk menolak definisi yang membatasi sains menjadi kejadian alam biasa terhadap apa yang diamati di dunia. Kubu konservatif Dewan Pendidikan berencana untuk mengajukan perubahan definisi sains pada bulan Agustus mendatang. Mereka yakin usulan ini akan diterima. Keyakinan itu didasari teori intelligent design yang mengatakan kerumitan dan teraturnya dunia terjadi akibat peran intelligent cause, Sang Pencipta. Teori tersebut berlawanan dengan teori evolusi. Pendukung teori intelligent design, Stephen Meyer, menyatakan perubahan definisi sains dalam pelajaran di sekolah akan menghindarkan guru dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Seperti tentang fenomena munculnya kehidupan di Bumi dan bagaimana Bumi terbentuk. Menurut Meyer yang juga pengajar senior dari Discovery Institute, Seattle, definisi sains saat ini 'berbahaya.' Pasalnya, sains didefinisikan secara tidak netral. ''Keberpihakannya jelas terlihat. Teori Darwin moderen mengandung terlalu banyak penjelasan yang tidak memiliki bukti,'' ungkap Meyer. Harris, seorang pakar asam lemak omega-3, menolak untuk meyakini kehidupan sederhana kuno menjadi cikal bakal terbentuknya makhluk hidup yang lebih kompleks. Evolusi selama miliaran tahun diragukannya dapat mengantarkan suatu makhluk menjadi manusia, berang-berang, ataupun makhluk hidup lainnya. ''Jadi, adalah sangat masuk akal jika dikatakan kode genetik yang ada pada DNA diproduksi oleh intelligent mind,'' komentarnya. Lantas, siapakah desainer ulung tersebut? Harris yang juga pendiri Intelligent Design Network Inc. tidak mampu menjelaskannya. ''Sungguh, saya tidak bisa menjelaskannya,'' kata Harris.Menurut pendukung intelligent design, sains semestinya didefinisikan sebagai metoda sistematis dari proses investigasi berkelanjutan. Artinya, jawaban spesifik terhadap sebuah fenomena alam tidak perlu diberikan. Definisi sains terbaru ini rencananya akan dipublikasikan dalam bagian pendahuluan standar sains negara bagian Kansas. Definisi yang diajukan tersebut membuat berang banyak ilmuwan. Mereka frustasi menghadapai kemungkinan masuknya pemikiran supranatural dalam pembahasan sains di dalam kelas. ''Ini akan membuat siswa memandang dunia dengan sangat tidak ilmiah,'' komentar Keith Miller, pakar geologi dari Kansas State University.Tahun lalu, Dewan Pendidikan meminta rekomendasi dari sejumlah kelompok pengajar untuk memperbarui standar pengajaran sains. Dewan Pendidikan akhirnya menerima usulan dari dua kubu yang berbeda. Kubu pertama--yang didukung oleh mayoritas pendidik--tetap berpegang pada standar yang kini berlaku dan membenarkan teori evolusi. (rei/berbagai sumber ) --------------------------------- Do you Yahoo!? Make Yahoo! your home page --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------- Yahoo! Mail Mobile Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone.