Pak Rovicky,
 
Pak Ade Kadarusman beberapa hari yang lalu, masih dalam kaitan subyek ini juga, 
 sudah posting urutan metode radiometri absolute dating dari yang sederhana - 
K-Ar (kualitas rendah ?) sampai yang tercanggih - SHRIMP (kualitas tinggi ?). 
Tetapi, saya lebih percaya ke keharmonisan sejarah geologi walaupun tidak 
berarti menafikan metode radiometri absolut. Juga tak akan menunggu-nunggu 
sampai SHRIMP melakukan pengukuran, kalau dengan K-Ar saja bisa. Hasil2-nya 
kita kontrol dengan keharmonisan geologi dalam ruang-waktu tadi.
 
"Spotty" dalam hal ini adalah kejadian2 yang dilaporkan masih di satu tempat 
(satu titik di peta), maka saya cukup tempatkan itu "sementara" di background. 
Kalau nanti2 makin banyak dilaporkan kejadian yang sekarang rasanya menyimpang, 
artinya sudah peak, maka tentu kita perlu memikirkan implikasi geodinamika.
 
Dalam satu periode memang hasil akhirlah yang terekam, tetapi dalam hal 
time-slice seismik 3 D, kalau kita lakukan time slice per 2 million years 
katakanlah, tentu kita akan banyak dapatkan evolusi paleogeografi, walaupun di 
setiap slice adalah hasil akhirnya.
 
Akan halnya dengan VR, tentu saja juga hasil akhir saat kita menancapkan sumur 
di wilayah itu dan mengukur VR cutting sample-nya. Tetapi, kita bisa 
merekonstruksi kematangannya dengan analisis burial depth, kan ini juga butuh 
profil depth vs. VR.
 
Geologi butuh interpretasi dinamik, bukan statik. Maka semua parameter harus 
bisa direkonstruksi sebab semua proses geologi adalah proses historis. 
 
Beberapa studi terakhir dari kawan2 yang menekuni Jawa (stratigrafi, tektonik, 
volkanisme) akan siap mengguncang pikiran kita. Saya tidak akan pernah menolak 
satu pun dari itu. Untuk kemudian mengatakannya ini benar itu salah, itu butuh 
proses lama, tetapi mari kita uji saja. Saya menganggap itu semua suatu 
"peningkatan adrenalin" dalam gairah kegeologian...
 
Btw, sayang Stephen Jay Gould telah tiada, guncangan evolusi kurang semarak 
tanpa dia. Belum ada yang seprolifik dia dalam berpikir dan mengkomunikasikan 
evolusi. 

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Pak Awang,

Adakah metode dating yg "lebih baik" dari K-Ar utk batuan volcanic ?.
K-Ar yg cenderung mengukur proses yg terakhir tentusaja akan sulit
menunjukkan atau memiliki hasil pengukuran umur yg lebih tua lagi.
Artinya walaupun hasil pengukuran dari sample location yg spotty
apakah kita masih juga belum dapat menggunakan setara/setingkat dengan
pengukuran2 lain, sehingga anda meletakkannya hanya sebagai
"background" ?

Sebenernya banyak sekali hasil-hasil dalam pengamatan geologi ini yg
hanya menunjukkan "fase terakhir" saja dari sebuah proses. Misalnya
penampakan sungai berkelok-kelok dalam timeslice seismic-pun adalah
hasil preservasi terakhir dari morfologi yang ada. Dengan demikian
seringkali kita melihat sungai berkelok2 dan menginterpretasikan
sebagai lingkungan coastal plain (misalnya). Namun kalau yg terjadi
adalah periode lowstand dari sebuah shelf, maka antara sungai dengai
dengan sedimen yg dipotongnya memiliki katidak samaan depositional
environment.

Hal mirip adalah VR (Vitrinite Reflectance). VR menunjukkan tingkat
kematangan (pressure-temperature) yang "tertinggi". Dalam hal ini,
bukan yg terakhir, sdikit berbeda dengan yg dua metode identifikasi
diatas. Namun perlu diketahui bagaimana metode pengukuran yg kita
lakukan.

Btw, saya juga tidak akan terburu-buru merubah pemahaman saya tentang
volkanisme di jawa. Saya masih menggunakan pendekatan historical /
harmonical perspective atau keharmonisan sejarah geologi dari daerah
tersebut. Walopun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan yg
kadangkala terasa radikal.
Pemahaman geologi juga akan evolutif, kadangkala pelaaan sekali
lamaaaa, bergeming sdkit walopun ada data-data baru. Namun juga kadang
sangat cepet seperti punctuation equilibirium-nya S.J Gould.

Salam
RDP

On 9/7/05, Awang Satyana wrote:
> 55.8 +/- 0.2 Ma adalah batas terbaru (Gradstein et al., 2004, International 
> Commision on Stratigraphy, Geologic Time Scale, 2004, Cambridge University 
> Press) antara Paleosen dan Eosen. Enam tahun lalu, batas itu adalah 54.8 Ma 
> (Geologic Time Scale, 1999). Angka absolut ini membatasi stage Ypresian di 
> lowermost Eosen dan Thanetian di Upper Paleocene.
> 
> Dengan menggunakan dua skala waktu itu, maka penemuan beberapa dating baru 
> seperti yang di-posting Pak Zaim, jelas menunjukkan umur volkanik/magmatik 
> Paleosen untuk Jatibarang, Subang Selatan, dan Watuadeg; dan Late Cretaceous 
> : Campanian untuk 75 Ma di Kulon Progo.
> 
> Apakah kita perlu segera merevisi implikasi geodinamika volcanic arcs di Jawa 
> di periode Late Cretaceous-Paleogene ? Pada hemat saya, tidak segera. 
> Katakanlah semua umur itu benar secara analisis laboratorium. Maka, saya 
> hanya melihat itu hanya sebaran umur yang sparse/spotted - tak lebih dari 
> background volcanism Jawa di umur2 Paleosen-Eosen. Coba kita taruh umur2 tua 
> itu di histogram K-Ar dan fission track absolute dating Jawa yang sudah 
> dipublikasi, seperti dari Soeria-Atmadja et al. (1994) : Tertiary magmatic 
> belts in Java - Journal of SE Asian Earth Sciences, v.9, n. 1/2, p. 13-27 
> (Pak Bambang Priadi salah satu co-author-nya).
> 
> Nah, kalau umur Paleosen atau lower Eocene membuat peak volcanism yang lebar 
> di histogram tersebut (seperti di Oligo-Miosen), maka kita benar2 dalam 
> status kritis untuk memikirkan ulang geodinamika, tektonik, volkanik Jawa 
> saat Late Cretaceous-Paleogene. Namun, selama angka2 baru yang berumur tua 
> itu hanya spotted, saya hanya memandangnya tak lebih dari background 
> volcanism yang umum terjadi di Jawa sejak Eosen (hanya ini menambah data baru 
> bahwa dari Paleosen pun sudah ada background volcanism).
> 
> Sebuah catatan dari plate tectonic theory : tak semua periode punya volcanic 
> arc-nya sendiri. Di Jawa, pemahaman sampai saat ini hanya melihat bahwa 
> volcanic arcs pernah terjadi di : (1) Oligo-Miosen, (2) Late Miocene-Early 
> Pliocene, dan (3) Kuarter. Butuh mekanisme subduction tertentu untuk membuat 
> volkanisme bangkit di island arc atau tepi benua. Perlambatan subduction 
> karena oceanic plateaux yang terkunci di penunjaman akan meniadakan volcanism 
> di depannya, itu antara lain.
> 
> Bagaimana dengan 75 Ma di Kulon Progo ? Pada hemat saya, ini yang mesti lebih 
> diwaspadai sepanjang dominan sebarannya. Saya kok merasa di suatu tempat di 
> Jawa Selatan antara Bayat dan Karang Sambung ada sesuatu yang lain yang 
> selama ini lepas dari pemikiran tektonik kita tetapi yang mungkin dalam lima 
> tahun terakhir ini indikasinya semakin kuat tentang keberadaannya. Volkanisme 
> umur 75 Ma Kulon Progo adalah salah satu kontributornya. tepatnya, saya 
> sedang mengkhayalkan sebuah sliver kontinen skala kecil terdapat di bawah 
> Bayat dan Nanggulan...
> 
> Saya pernah melihat Citirem di Ciletuh Pak Zaim, kebetulan itu wilayah 
> skripsi saya dulu (1988). Saya melihatnya sebagai bagian dari kompleks 
> melange Ciletuh, di-emplacement sebagai endapan pond deposits di inner wall 
> suatu palung, dengan beberapa intrusi magmatik (seperti leuco-granite di 
> Karang Sambung ?) ; kelihatannya bukan mengindikasi volcanic arc Mesozoik 
> Jawa.
> 
> Umur volkanik Paleosen di Subang Selatan, hampir saja mungkin bisa membuat 
> kita segera (dengan terburu-buru ?) menyambungkan volkanisme 
> Bayah-Subang-Jatibarang sebagai arc. Lebih baik kita cermati dulu hal semacam 
> itu, sebelum para volkanisme tua ini menunjukkan peak di histogram.
> 
> OAF tak perlu dibingungkan, kalau merujuk ke buku sumbernya (Verbeek en 
> Fennema, 1896; van Bemmelen, 1949, 1970). Itu hanya istilah relatif yang bisa 
> setua Paleosen dan semuda Miosen Awal, tetapi dominasi di Oligo-Miosen.
> 
> salam,
> awang
> 
> Yahdi Zaim wrote:
> Pak Koesoemadinata Yth.,
> Bapak menanyakan tentang referensi sebagaimana dalam email Bapak:
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai untuk digunakan studi?
> > Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> > RPK
> 
> Berikut ini beberapa publikasi berkenaan dengan hasil pentarikhan dan study
> paleomagnetisme batuan volkanik yang bisa dirujuk sebagai berikut:
> 1. La Ode Ngkoimani, Satria Bijaksana and The How Liong, 2004: The
> Suitability of Andesitic Rocks from Yogyakarta for Paleomagnetic Study,
> Proc. PIT 29 HAGI, Yogyakarta.
> 2. La Ode Ngkoimani, S. Bijaksana, H. Utoyo and S. Permanadewi, 2004: New
> K-Ar Ages of Igneous Rocks from Yogyakarta (Abstract), Workshop on Paleogene
> Stratigraphy of Jawa.
> 3. S. Bijaksana, S.Bronto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih, 2004 :
> Eruption Centre of Pillow Lavas in Brebah Area, Yogyakarta
> (Abstract),Workshop on Paleogene Stratigraphy of Jawa
> 4. S. Bronto, S. Bijaksana, P.Sanyoto, L.O. Ngkoimani and S. Mulyaningsih,
> 2004 : Preliminary Study of Jawa Paleogene Volcanism (Abstract),Workshop on
> Paleogene Stratigraphy of Jawa.
> 5. Disertasi S3 Sdr. L.O. Ngkoimani, tetapi Ngkoimani baru akan Sidang
> Terbuka S3-nya di ITB tanggal 10 September 2005 mendatang.
> 
> Mudah-mudahan beberapa referensi di atas bisa memenuhi referensi yang Bapak
> tanyakan/perlukan.
> 
> Terima kasih,
> 
> Salam Hormat saya,
> 
> Yahdi Zaim
> 
> ----- Original Message -----
> From: "R.P. Koesoemadinata"
> To:
> Sent: Tuesday, September 06, 2005 8:08 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> 
> 
> > Apakah "age-dating" ini bisa dikutip dan apakah referensinya yang dapat
> > dipakai untuk digunakan studi?
> > Atau e-mail Anda bisa saya gunakan sebagai referensi?
> > RPK
> > ----- Original Message -----
> > From: "Yahdi Zaim"
> > To: ;
> > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:58 AM
> > Subject: [iagi-net-l] Re: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> >
> >
> > > Maaf Rekan2 Yth.,
> > > Melengkapi informasi tentang hasil "dating", Bronto et al. (2004) juga
> > > melaporkan hasil pentarikhan batuan volkanik Formasi Jatibarang yang
> > > disebut
> > > sebagai Cibitung Caldera, berumur 59+/- 1.94 jtl dan batuan lava andesit
> > > dari Sungai Ngalang, selatan Subang berumur 58.85+/- 3.24 jtl.yang
> > > keduanya
> > > menunjukkan Akhir Kapur - Awal Eosen, seusia dengan hasil pentarikhan
> > > batuan
> > > volkanik Watuadeg yang 56 atau 58 jtl.
> > >
> > > Wassalam,
> > >
> > > Yahdi Zaim
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "Yahdi Zaim"
> > > To: ;
> > > Sent: Tuesday, September 06, 2005 7:44 AM
> > > Subject: Batuan Volkanik Mesozoik Pulau Jawa
> > >
> > >
> > >> Rekan2 yth.,
> > >> Dating contoh batuan volkanik dari Watuadeg - Yogyakarta yang
> dilakukan
> > >> oleh La Ode Ngkoimani, mahasiswa S3 Dept. Fisika ITB menghasilkan umur
> 56
> > >> jtl dan dari Kulonprogo 75 jtl. Pentarikhan tersebut dilakukan dengan
> > > metoda
> > >> K-Ar di Lab. Australia. Contoh yang sama dari Watuadeg, menurut
> informasi
> > >> dari La Ode Ngkoimani kemarin siang ketika berbincang-bincang di ruang
> > > saya,
> > >> juga telah di-dating dengan metoda K-Ar di sebuah Lab. di Amerika,
> > >> menghasilkan umur 58 jtl. Kelihatannya, angka 56 jtl dari Australia,
> > > "masih"
> > >> bisa dianggap bersesuaian dengan angka 58 jtl dari Amerika. Jadi, hasil
> > >> pentarikhan La Ode Ngkoimani yang 56 jtl. mestinya bisa kita katakan
> > >> "absolutely right" ketimbang "absolutely wrong". Lagipula, menurut
> Bronto
> > > et
> > >> al. (2004), ada batuan volkanik di selatan Palabuhanratu, Jawa Barat,
> > > dalam
> > >> peta geologi dimasukkan dalam Formasi Citirem yang berumur Mesozoikum.
> > > Oleh
> > >> sebab itu, kelihatannya, angka2 56 dan 58 jtl untuk batuan volkanik
> dari
> > >> Watuadeg, 75 jtl. dari Kulonprogo dan batuan volkanik Formasi Citirem
> > >> yang
> > >> Mesozoik bukan masalah lagi, karena merupakan hasil penelitian dan
> kajian
> > >> ilmiah yang bisa dipertanggung - jawabkan. Yang sangat menarik dari
> hasil
> > >> pentarikhan tersebut adalah implikasinya terhadap perkembangan geologi
> > > Pulau
> > >> Jawa. Kini kita memiliki data umur yang cukup tua (Mesozoikum) di
> > >> Yogyakarta - Kulon Progo - Karangsambung dan Selatan Palabuhanratu,
> Jawa
> > >> Barat. Adalah tantangan bagi kita semua untuk melihat dan mengkaji
> > >> kembali
> > >> geologi sejarah Pulau Jawa, termasuk perkembangan geodinamika dan
> > >> proses-proses geologi lainnya.
> > >>
> > >> Wassalam,
> > >>
> > >> Yahdi Zaim
> > >>
> > >>
> > >> ----- Original Message -----
> > >> From: "Awang Satyana"
> > >> To: ;
> > >> Sent: Thursday, September 01, 2005 5:32 PM
> > >> Subject: Re: [iagi-net-l] FW: [GeoUgm90] Tanya soal Jatibarang
> volcanics
> > >>
> > >>
> > >> OAF berumur 75-17 Ma (Latest Cretaceous-Early Miocene) ? Betapa lebar
> > >> kisaran umurnya. Ini bisa mengakomodasi sampai tiga periode volkanisme
> di
> > >> Jawa. OAF menurut penemunya (Verbeek and Fennema, 1896, Geologie
> > >> Beschrijving van Java) hanya Oligo-Miosen. Kebobutak, Gabon, Totogan,
> > >> Jampang di selatan Jawa adalah contoh-contohnya; ini semua
> > > volkanik-klastik
> > >> Oligo-Miosen.
> > >>
> > >> OAF adalah volcanic arc pertama di Jawa yang jelas, dan ini didukung
> oleh
> > >> distribusi dominasi sebaran umur volkanik berdasarkan K-Ar dan fission
> > >> track. Yang lebih tua dari itu, Eosen maksudnya, hanya background
> > > volcanism.
> > >>
> > >> Saya sukar membayangkan skenario tektonik-volkanik umur 75 Ma masuk di
> > >> Pegunungan Selatan Jawa kemudian disebut OAF. Kita tak pernah punya
> > > volcanic
> > >> arc berumur lebih tua dari Eosen di selatan Jawa. Kalau ada, ini akan
> > > sulit
> > >> menghubungkannya dengan arcs umur lain seperti kata Pak Bambang. Latest
> > >> Cretaceous arcs hanya ada di utara Jawa dengan pasangan subduction di
> > >> Ciletuh-Luk Ulo-Bantimala. Lalu baru membentuk arc lagi pada
> Oligo-Miosen
> > > di
> > >> selatan Jawa sampai Nusa Tenggara yang terkenal sekarang sebagai
> > > Pegunungan
> > >> Selatan. Pasangan subduction-nya ada di submarine ridges selatan Jawa
> > >> sekarang atau non-volcanics islands barat Sumatra sekarang.
> > >>
> > >> Di mana volcanic arc Eosen ? Kuncinya, kelihatannya ada di Bayah dan
> > >> Jatibarang. Tetapi riset petro-tektonik di dua daerah itu kurang
> sehingga
> > >> kita tak tahu dengan jelas. Sebagian spekulasi menghubungkan volkanik
> > > Eosen
> > >> Bayah dengan volkanik Eosen Jatibarang. Ini harus diklarifikasi dulu.
> > >>
> > >> Umur volkanik 75 Ma di Jawa selatan akan memerlukan subduction yang
> jauh
> > > ke
> > >> offshore selatan Jawa. Bagaimana hubungannya dengan volcanic arc seumur
> > >> di
> > >> Laut Jawa yang sekarang diskenariokan hasil subduction di Ciletuh-Luk
> > >> Ulo.
> > >> Tak mungkin ada double subduction pada umur itu dengan kedua volcanic
> arc
> > >> muncul di utara dan selatan Jawa. Lalu, Latest Cretaceous volcanic arc
> di
> > >> Jawa selatan akan tidak bisa diterima oleh konsep migrasi orogen yang
> > >> menjauhi perisai benua, dan tak akan bisa diterima juga oleh mekanisme
> > >> kemiringan subduction pada zone Wadati-Benioff.
> > >>
> > >> Maka, lebih baik diperiksa ulang umur 75 Ma itu, K-Ar dating bisa
> > >> meleset.
> > >> Lagipula, satu sampel berumur itu tak akan mewakili seluruh Jawa
> selatan
> > >> tentunya. Posisi paleomagnetik (paleo-latitude) sampel ini menjadi
> > >> penting
> > >> untuk klarifikasi, seperti kata Pak Bambang.
> > >>
> > >> Pak Satria Bijaksana 2 tahun lalu di PIT HAGI-IAGI 2003 Jakarta
> > > menampilkan
> > >> riset S3-nya tentang paleomagnetik Jawa. Tetapi sebaran sampel hanya
> > > banyak
> > >> untuk selatan Jawa Timur. Kesimpulannya, Jawa Timur pernah menduduki
> > > posisi
> > >> lebih selatan dibandingkan sekarang. Tentu saja, ini sebagian kecil
> dari
> > >> grand movement sejak Late Mesozoic untuk seluruh SE Asia bahwa
> pergerakan
> > >> kontinen dan busur kepulauan menuju Equator.
> > >>
> > >> Adalah suatu keniscayaan bahwa setiap penemuan baru akan segera
> > >> membangkitkan perdebatan baru. Sejauh analisisnya valid, tak erroneous
> di
> > >> laboratorium, itu berharga untuk didiskusikan lebih jauh.
> > >>
> > >> salam,
> > >> awang
> > >>
> > >> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > >> Pak-Bapak ysh,
> > >> Sedikit komentar tentang Volkanisme Kenozoik di Jawa. Boleh kan?
> > >> Ngkoimani & Bijaksana (2004, abstrak) menyebutkan telah menjumpai umur
> > >> tua
> > >> (K-Ar) pada batuan Formasi Andesit Tua (OAF) : 17-75 Ma (Kalau tidak
> > >> salah
> > >> yg 56 Ma di Watuadeg DIY, 75 Ma di Kulonprogo, DIY).
> > >> Sejauh hasil analisisnya reliable, perlu penjelasan tuh posisi
> volkanisme
> > >> ini thd posisi subduksi Jawa-Bantimala/Meratus (pra-Oligosen?) vs
> > >> Jawa-NTT
> > >> (pasca-Oligosen/OAF). Data paleomagnetiknya menunjukkan pembentukan
> > >> batuan-batuan itu berada jauh di selatan daripada posisinya sekarang.
> Sdr
> > >> Laode Ngkoimani baru Senin (29/8/05)kemarin menyelesaikan S3 di Fisika
> > >> ITB
> > >> tentang paleomagnetik Formasi Andesit Tua. Mudah-mudahan segera keluar
> > >> full-papernya ya?
> > >>
> > >> Nuhun, semoga ada gunanya
> > >> bpriadi
> > >>
> > >>
> > >> >
> > >> > Adakah yang bisa membantu temen saya ini? Mtur Nuwun.
> > >> >
> > >> >
> > >> > Salam
> > >> >
> > >> > SG
> > >> >
> > >> >
> > >> > -----Original Message-----
> > >> > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > >> >
> > >> >
> > >> > Kali ini aku mau tanya dikit (agak serius nih) soal
> > >> > geologi Jawa. Risetku sekarang khan soal evolusi
> > >> > Cenozoic magmatism di Jawa dikaitkan dengan
> > >> > pembentukan resources (metallic deposits, geothermal
> > >> > energy, and mudah2an bisa ke hydrocarbon juga-paling
> > >> > tidak dihubungkan dengan pembentukan dan deformasi
> > >> > cekungan oleh proses island-arc magmatism).
> > >> >
> > >> > Nah ada hal yang menarik buatku, yaitu Jatibarang
> > >> > volcanic formation di daerah Cirebon dan sekitarnya.
> > >> > Yang jelas formasi ini umurnya adalah yang paling tua
> > >> > utk Tertiary volcanic di Jawa yaitu Eocene. Informasi
> > >> > ttg formasi ini mungkin adalah kunci utk mencari link
> > >> > antara Mesozoic arc (Meratus-LukUlo) dengan Cenozoic
> > >> > Sunda arc.
> > >> >
> > >> > Problemnya: 1. Sepertinya informasi ttg Jatibarang
> > >> > volcanics hanya diperoleh dari subsurface data, 2.
> > >> > Kalau baca report2 Pertamina ttg K-Ar datingnya,
> > >> > kayanya kok batunya sudah ter-altered semua. 3. Juga
> > >> > utk interest-ku yang lebih ke arah proses
> > >> > magmatismnya, tidak ada data tentang geokimia batuan
> > >> > volcanic yang bisa dipakai utk study proses magmatism.
> > >> >
> > >> > Yang ingin aku tanyakan:
> > >> > Apakah ada outcrop dari F. Jatibarang di surface?
> > >> > Kalau ada, di daerah mana yang paling representatif
> > >> > utk dikunjungi?
> > >> >
> > >> >
> > >> >
> > >> > ---------------------------------------------------------------------
> > >> > To
> > >> > unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > >> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > >> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > >> > IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > >> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > >> > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi
> > >> > SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > >> > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > >> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > >> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > >> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > >> > Komisi Database Geologi : Aria A.
> > >> > Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > >> > ---------------------------------------------------------------------
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> ---------------------------------------------------------------------
> > >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > >> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > >> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> > >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > >> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > >> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > >> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > >> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > >> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > >> ---------------------------------------------------------------------
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> ---------------------------------
> > >> Start your day with Yahoo! - make it your home page
> > >>
> > >
> > >
> > > ---------------------------------------------------------------------
> > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> > > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > > ---------------------------------------------------------------------
> > >
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

=== message truncated ===
                
---------------------------------
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.

Kirim email ke