Mas, Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic stripping yang menjauh dari MOR (disebut leg anomali dalam geo-marin). Karena sea-floor spreading, terdapat pasangan magnetic stripping sisi-menyisi dari MOR. Polanya cukup rumit, tetapi dapat diurai satu-satu. Di Hamilton (1979) cukup banyak dibahas untuk pola sea-floor spreading Indian Ocean. Atau, cek Heirtzler et al (1978) : The Argo abyssal plain - Earth and Planetary Sci. Letters vol. 41, p. 21-31. Curray et al. (1982) : Structure, tectonics and geological history of NE Indian Ocean, di buku The Ocean basins and margins edited by Nairn and Stehli, Plenum Press, NY bisa jadi acuan utama. Mulai dari buku Hamilton (1979) saja yang mudah dicari. Mengetahui umur kerak samudra yang menghasilkan volcanic arcs bisa di "back-stripping" dari pola magnetik itu. Ketahui dulu umur volcanic arcs-nya, lalu tilik pola magnetic stripping Indian Ocean sekarang, sesuaikan kesamaan umurnya. Di mana jalur2 volkanik umur2 Oligo-Miosen, Mio-Plio di Jawa bisa ditentukan dengan melihat di mana produk volkaniklastik endapannya. Yang Oligo-Miosen menjadi Pegunungan Selatan sekarang. Yang Mio-Pliosen setempat dengan jalur Bogor-North Serayu-Kendeng trough sekarang, sebab semua endapannya ada di situ sekarang. Katili (1985) untuk Indonesia Barat pun menggambarkan bahwa pertumbuhan volcanic arcs yang baru tak selalu menjauh keluar dari arc sebelumnya. Benua memang makin bertumbuh ke luar menjauhi intinya, ini karena pertumbuhan prisma akresi subduction dan welded materials lain oleh collision ke tepi benua-nya. Tetapi, benua yang bertumbuh keluar tak selalu diikuti oleh jalur busur volkanik yang keluar juga. Itu sangat bergantung kapada umur oceanic crust yang menyusup di bawahnya. Oseanik tua akan menekuk tajam, akan membuat jarak rumpang palung-busur pendek, dan busur volkanik tumbuh di tepi kontinen (maju kel uar kita sebut). Oseanik muda akan menekuk landai, membuat jarak rumpang palung-busur panjang, sehingga busur volkanik tumbuh mundur ke dalam mendekati inti benua. Kondisi di atas akan dipersulit kalau ada dua penyusupan kerak samudra. Ini terjadi di Sumatra, saat kerak samudra proto-South China Sea dan Indian Ocean menyusup di bawah Sumatra-Malaya. Mas, coba baca dengan detail semua publikasi Milutin Milankovitch soal periode-nya yang berulang, terutama untuk gerak revolusi "wobble" Bumi yang saya sebut saja gerak terhuyung-huyung Bumi seperti pendekar mabuk. Walaupun terhuyung2, ia tetap di bidang ekliptika, di bidang lintas orbitnya. Artinya, ini hanya memiringkan sumbu Bumi bergerak berpilin dan spiral sinusoidal, ada bagian Bumi yang miring menghadap dan menjauh Matahari. TETAPI, ia tetap di bidang ekliptikanya. Artinya, tetap berjarak 1 AU (astronomical unit), 150 juta km, dari Matahari. Gerak huyungan itu hanya membuat efek2 glasiasi dan de-glasiasi, yang kita kenal sekarang sebagai periode Milankovitch; bukan mengembang-kempiskan Bumi, apalagi mengerutkan membuat retak2 kerak Bumi via wrenching tectonism. salam, awang
"Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Awang, Memang bagus teori Mas Awang ini: kaitannya umur kerak samodra dengan penunjaman subduksi dengan juga posisi volkanic arc. Menjadi banyak pingin tahu nih Mas. AHS: Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. MYT: Bisa di beritahukan bagaimana mengetahui umur kerak samodra pada seriap umur-umur volkanik itu? Arc vulanik itu di mana lokasinya, atau gunung apa namanya? Oligo-mio di Jawa selatan : Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa: .... Quaternary arcs di tengah Jawa: ... Katili, 1985 gambarkan subduksi semakin muda dari PermianTriasik ke cenozoic adalah menjauh dari sumbu PermianTriassik Malay-Bangka-Kalimantan. Bagimana ini bisa dijelaskan dengan teori Mas Awang ini? Data yang kupunya, terlihat adanya kecepatan MOR Mid Ocean Ridge, misal South Atlantic yang di interpretasi dari Palmer, 1978, adalah fungsi sinusoidal sekitar 4 cm/a KT boundary 67 Ma, mengecil ke 2 cm/a pada Mid Miosene, 50 Ma, membesar lagi menjadi 4 cm/a pada Oligocene 32 Ma, maximum 6 cm/a pada Mid Miocene 13 Ma, dan mengecil lagi hingga kini masih sekitar 5 cm/a. Darinya saya anggap MOR Indian Oceanpun begitu. (Belum punya data umur- vs jarak untuk ini, ada yang sudah punya grafiknya?). Sementara data-data yang kupunya menunjukkan bahwa jari-jari himesphere Pangea membesar sejak ini PermianTriassik, dengan catatan Thetis di tutup. Anjurkan bahwa bumi, selain rotasi pada sumbunya dan revolusi terhadap matahari, maka bergerak spiral dengan pereode SALAM, bumi kembang kempis dengan siklus itu juga, semakin dekat matahari maka bumi memanas, memuai, lithosfer extension, kontinental divergent, syn rift (termasuk postrift, sagging), muka laut naik, kontinental semakin rendah elevasinya, eustasi bertambah, dst. Kalau bumi menjauh dari matahari, maka bumi semakin dingin, bumi mengkerut, banyak sekali wrench fault pada lapisan kontinnetal yang 0.1 % jari-jari bumi ini. Divergensi order1, 700 Ma, akibatkan meluasnya himespohere Pangea, atas pemuaian bumi. Sayangnya, menjelaskan ini saya harus menunjukkan semua data fisik yang telah dirangkum, ya pelan-pelan, sedikit-sedikit di sampaikan. IPA semakin bagus saja nih dengan IPA Newsletter-nya. Tentu salut ke komite IPA, disini kayaknya ada diantaranya : misal Bu Titi Tabularasa. Dua tulisan di Newsletter Juli 2005 berikan paper oleh Hill: Tectonic and Regional Structure of Seram and the Banda Sea. Juga Robert Hall: Mantle Tomography and Southeast Asian Tectonic. Apa ada paper lain, yang mungkin malah gratis, yang bisa download tentang papper-paper refrensinya atau yang menunjukkan tectonik Indonesia ini? Data-data tomografi itu dimana bisa di dapatkan? Terimakasih ke Mas Awang, juga lainnya atas membacanya. Salam, Maryanto (MYT). -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Tak ada kerak samudra yang lebih tua dari 200 juta tahun. Itu terjadi karena kerak ini selalu terdaur ulang melalui pembinasaan di zone2 penunjaman dan lahir kembali di punggung tengah samudra (MOR-mid oceanic ridge). Pendauran ulang itu mengikuti siklus sel konveksi di mantel atas. Lepas dari tempat lahirnya di MOR, kerak samudra akan semakin tenggelam karena massa bertambah dan otomatis umurnya pun semakin tua. Ini bisa dilihat dari pola anomali magnetik yang berpasangan di kedua sisi MOR - semakin tua semakin menjauh dari MOR. Sebuah segmen kerak samudra yang tua dan berat, saat bertemu dengan lempeng benua akan membentuk sudut Benioff yang curam terhadap bidang datar. Ini punya akibat akan memendekkan jarak rumpang palung-busur (ATG-arc trench gap) karena peleburan sebagian (partial melting) di kedalaman 200 km akan tercapai di dekat palung. Maka, busur volkanik hasil upwelling magma peleburan akan terbentuk tak jauh dari palung. Tetapi, saat yang berkonvergensi dengan benua adalah lempeng samudra yang relatif muda, tidak seberat lempeng samudra yang tua, maka sudut Benioff yang terbentuk akan landai. Akibatnya, peleburan di kedalaman 200 km akan tercapai jauh dari palung, ke arah benua. Hal ini mengakibatkan busur volkanik yang terbentuk dari upwelling magma hasil peleburan itu akan terbentuk jauh dari palung, membuat jarak ATG melebar. Apa definisi kerak samudra tua dan muda itu ? Sebuah buku, misalnya Bally and Snelson (1986) mencantumkan 50 million years sebagai batas di tengah. Artinya < 50 my = muda, dan > 50 my = tua. Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. Bagaimana halnya dengan Muria-Lasem-Bawean ? ini bukan arcs tersendiri walaupun umur volkanismenya lower Quaternary. Mereka adalah contoh back-arc volcanism di mana magma potasik-ultra potasik masuk menerobos ke atas melalui sesar2 besar2 di kerak kontinen. Harus diingat, di situ ada sesar besar Muria (yang menyambung ke Bawean-Meratus, juga ke selatan ke Kebumen). Di Sumatra, tak jelas maju-mundurnya volcanic arcs sejak Paleogen itu. Volcanic arcs yang sekarang pun lebih banyak muncul ke permukaan karena Sesar Sumatra. Sebuah oblique subduction punya banyak penyimpangan tentu. salam, awang --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) --------------------------------------------------------------------- __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com