> > Pagi teman-teman, > > > > Saya lihat iklan Amerada Hess yang ghuede di Kompas weekend kemarin. > Terus > > saya juga 'disuruh' nyari geoscientist buat di kumpeni saya sendiri. Tapi > > kok sekarang sulit banget ya cari geologist yang pengalaman 8-15 tahun? > > Pada ke mana ya? Yang pasti sih lagi high demand jadi kesempatan untuk > > jadi konsultan besar nih, mumpung harga minyak lagi naik. > >
On 10/7/05, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > gampang kok Vit.... > pertanyan dasarnya: berani bayar berapa...? tuh Rovicky yang "kepaksa" > merantau di Ke eL udah pengin pulang dari dulu.... === On 10/7/05, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > gampang kok Vit.... > pertanyan dasarnya: berani bayar berapa...? tuh Rovicky yang "kepaksa" > merantau di Ke eL udah pengin pulang dari dulu.... > > Wah bener kang Noor .... aku aja kesulitan nyari kerjaan di Jakarta looh ... makanya heran ada yg sulit cari GGE :) serius nih ... ada ngga yg siap menampung saya ? <serius on> Terus terang saja saya agak kecewa di Jakarta kemaren sewaktu mengikuti IPA. Sepertinya memang yg di Jakarta "belum siap" untuk menampung Geoscientist yg saat ini hengkang di KL. Saya sempet berdiskusi dengan beberapa orang di JKT wektu itu. Memang sih banyak yg mencari GGE di Indonesia, tetapi saya ragu kesiapannya. Dulu memang saya menyarankan temen-temen Geoscientist dan Engineer (GGE) ini utk "jalan-jalan" di KL dan sekitarnya selama 2-3 tahun saja. Terutama untuk dua hal alasan utama yg pertama mencari pengalaman, karena banyak perusahaan termasuk yg besar di Jakarta sudah jarang atau sangat membatasai pengiriman geoscientistnya ke "head office"nya (assignment, Cak Noor ini termasuk beruntung bisa menikmati assignement ke Prancis nih:). Sehingga saya menyarankan mereka untuk mencoba sendiri saja melamar langsung perusahaan di LN dan kebetulan Petronas yg gencar2nya mencari GGE, wektu itu saya sempat membuat evening talk di Tamnak dengan Mas Syaiful utk bercerita pengalam serta kiat2 utk bekerja di LN. Alasan kedua adalah, untuk membuktikan bahwa GGE Indonesia ini sudah setaraf International GGE lainnya. Hal ini akan meningkatkan ke-PD-ean GGE untuk menangani project2 migas di Indonesia, akhirnya terlontar ketika talk di IAGI-HAGI yg saya lontarkan statement bahwa kita mampu mengelola Cepu Block sendiri ... mestinya). Tentusaja terutama utk bidang technical (non managerial), karena selama ini Indonesianisasi masih banyak hanya managerial yang kadang kala (maaf) masih harus dengan pemaksaan (dan karbitan). Paling tidak dua alasan diatas yg ingin saya lontarkan ke temen-temen GGE wektu itu. Memang disisi lain ada nilai tambahan USD yag diperoleh, walopun kalau dibandingkan dengan di JKT bisa saja sangat relatif bahkan bisa-bisa kerja di LN secara finansial tidak menguntungkan, karena status kepegawaiannya berubah (permanent vs contracts), karena istri/suami harus tidak bekerja kalau ikut ke LN. Yang menarik adalah, bisa-bisa ada yg memilih untuk tinggal di KL dengan gaji 4000USD ketimbang di jakarta yang 5000USD, karena situasi hidup yg "enak-nyaman" di KL. Apalagi berita bom bali 2 ... Duh, ini tentunya tambah mempersulit GGE kembali ke JKT. Jangan heran kalau temen-temen GGE di KL ini sudah masuk ke "Comfort Zone" karena Petronas akan dengan serta merta menaikkan gaji cukup tinggi ke level itu. Karena dengan masuknya di "Comfort Zone" ini menjadikan mereka lebih "betah di LN. Dan ini memang sepertinya itulah tujuan Petronas menghire orang2 Indonesia, untuk mencari "workers whose doing the technical jobs". Bukan mencari orang yg "demanding" yang memilki keinginan untuk maju lagi. Ini yang perlu diperhatikan buat temen-temen GGE yg ada di LN saat ini. Namun masuknya level Comfort Zone ini juga bukan hal yg jelek looh, just personal preference (pilihan hidup). Jadi tantangan buat HR yg di Indonesia utk mencari GGE ini menjadi tidak mudah saat ini ... The rule of the game has changed. Orang-orang GGE di KL sini mungkin 80-90% memilih menjadi pekerja kontrak bukan utk menjadi pekerja permanen, mereka sudah sangat PD dengan kemampuannya. Nah untuk kasus khusus dari Parvita tentang kesulitan mencari Geoscientist yg berpengalaman 8-15 tahun kita bisa lihat dari beberapa hal yg dapat saya ulas. Secara historis yg berpengalamn 8-15 tahun ini adalah mereka yg di hire pada tahun 1997-2000 ... dimana saat itu adalah saat krisis ekonomi di Asia, juga harga minyak saat itu dibawah 20USD/bbl. Tentunya hiring saat itu sangatlah minim. Tidak banyak fresh graduate yg dihire oil indstri di Indonesia. (walopun saat itu pula saya beralih ke Shell Brunei). Memang ada sih, tapi saya yakin jumlahnya sangat terbatas. Dari sisi pegawai, pengalaman 8-15 tahun ini adalah saat-saat dimana mereka sangat seneng dengan pekerjaannya. Ini saat2 saya menikmati menjadi Geoscientist. Pekerjaan2 akan sangat menarik, bekerja menjadi sebuah kenikmatan. Bayangkan saja, usia ketika itu sekitar 35-40 an, dimana istri sudah ada dirumah, anak mungkin sudah menjelang gede (namun kebutuhan sekolah cukup banyak). Wah lumayan enak kan ... ? Jadi usia ini usia pekerja sangat betah utk tinggal dimanapun dia berada. Dari demand, di oil industry pekerja dengan pengalaman 8-15 tahun merupakan pekerja yang sangat dibutuhkan. mereka sudah siap diberi tugas, training lebih dari 8 tahun sudah sangat cukup buat mereka bekerja mandiri (under minor supervision). Sepetinya saat ini saat mengerjakan pekerjaan rutin, Bukan eksplorasi tetapi mendevelop lapangan kecil sehingga kebutuhan bekerja yg tidak terlalu banyak berkhayal sangat dibutuhkan.... "workes whose doing the job". Yang dicari bukan yg banyak berdiksusi atau lebih suka mengusulkan sesuatu, ketimbang mengerjakannya. Pengalaman diatas 10 tahun sebenernya sudah banyak yg lebih suka diskusi ketimbang "bekerja" sih .. :). Kalau yg pengalaman diatas 15 tahun sudah banyak yg mikir utk ambil early retirement mungkin malah banyak. Tapi biasane sudah enggan kerja ya ... maunya jadi manager kaleee ... Keep hiring Ya, terus saja mencari, terus saja melakukan proses hiring. Ini salah satu strategi yang tepat untuk HR-HR oil industry di saat ini. Most GGE now are moving arround. Lets people go, but you have to keep hiring. Prediksi dari salah satu scenario Shell, adalah harga minyak (crude) akan terus meninggi hingga dekade kedepan. Hal ini disebabkan alternatif energi tidak cukup mengejar kebutuhan peningkatan energi. Juga kalau anda lihat di berita-berita CNN atau BBC beberpa waktu lalu, bahwa sekarang ini BUKAN SEDANG LANGKA "CRUDE-OIL", tetapi LANGKA "FUEL" (BBM). Saat ini crude cukup banyak yg tidak tertampung di banyak itu refinery yang akan memproses "crude" menjadi "fuel". Kapasitas refinery di dunia sangat terbatas. Pembangunan refinery sangat lambat beberapa tahun lalu. Indonesia bahkan tidak menambah refinery. Jadi kenaikan harga minya Crude akan tetep cenderung meninggi, karena secara mentalitas kita melihat BBM naik (karena langka) dan akhirnya "crude-oil" akan mengikuti naik. Badai Rita dan Katrina yg merusak fasilitas refinery ini lebih-2 lagi mempersulit mencari BBM dipasaran. Jadi saya sarankan jangan membatasi mencari yang berpengalaman 15 tahun. Kalau yang pengalan diatas 15 tahun gimana ? Salam RDP "seeking a job" --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) ---------------------------------------------------------------------