bener yang dibilang Om Topik.... Sebenarnya yang sering mengeluh itu justru pembantu rumah tangga , tukang kebun dsb....rakyat kecil yang harus kerja tapi untuk memenuhi kebutuhan juga harus ngantri... Gimana enggak pusing kalau sekarang minyak tanah naik dari 1000 ke 3000 dan tetap ngantri berjam - jam....kalau ngantri akhirnya mereka enggak kerja ...kalau enggak ngantri enggak dapat jatah...kalau enggak dapat jatah enggak bisa beli/ mahal sekali...akhirnya enggak bisa masak untuk anaknya.... Angkot naik dari 1000 ke1500...ya mereka tetap harus pakai untuk kerja...kalau enggak naik angkot mereka harus naik apa...? tapi apa kita tahu bahwa untuk biaya angkot mungkin mereka mengurangi makan / susu untuk anaknya...?
Standart hidup menurun saya lihat sudah mulai start dari tahun 1998 semenjak krismon....dan yang paling kena ya yang di level paling bawah.... kehidupan berjalan normal karena kita ngeliatnya di kota, di mall, di restoran dsb....ke pinggiran dikit udah busung lapar.... Tapi saya salut dengan SBY-JK dengan menaikkan bbm pada bulan puasa, dan lalu menggunakan AA Gym untuk menghimbau masyarakat untuk belajar buat sabar dan menerima keadaan (lagian sapa yang kuat puasa sambil demo).. Terus bentar lagi naikin gaji DPR 10 juta sehingga gaji DPR yang 38 juta jadi 48 juta supaya DPR tutup mulut.... DPR yang koar - koar waktu kampanye sekarang sibuk ngitungan gaji dan uang rapat dan denger pendapat.... Banyak rakyat kecil bilang kok mending jaman Suharto ya...aman (enggak ada bom, kerusuhan) dan paling enggak bantuan rakyat kecil ada (enggak ada yang busung lapar kan ..) Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |---------+----------------------------> | | "O.K Taufik" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | o.id> | | | | | | 25/10/2005 07:45 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | | | |---------+----------------------------> >----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------| | | | To: <iagi-net@iagi.or.id> | | cc: | | Subject: RE: [iagi-net-l] Pejabat=Tengkulak? | >----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------| Sebagai tambahan...resersi ekonomi dunia 1997 ada gambaran kasar yg berbeda antara negara LN dengan Indonesia, dilaporkan akibat resersi itu di argentina, semua dampaknya jelas..toko-toko tutup, bangkrut. Di Indonesia tidak, took tetap buka, masyarakat yg berwisata ke puncak tetap ramai, ekonomi di masyarakat berjalan seperti biasa. Pengamat beranggapan begitu juga, yg bangkrut sebenarnya adalah Pemerintah..rakyat tidak, karena mereka sudah miskin sejak dulu. Daya tahan rakyat Indonesia cukup tangguh, kalau dulu makan 3x sehari sekarang jarak jadwal makan diperlebar jadi 2x..atau juga 1x saja (terlatih puasa). Pedagang kecil mengakali dengan beberapa cara, bakso 1000/semangkok, harga tetap, baksonya dikurangi, mienya dikurangi, kuahnya diperbanyak. Tiket pesawat bppn-jkt, sebelum krismon kurang dari 200ribu, sekarang masih ada 300-400 rb tanpa makan. Dengan krismon dan kenaikan BBM ini, banyak standard fasilitas dan kebutuhan hidup menjadi turun, kelihatan saja hidup dan ekonomi berjalan seperti biasa. -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, October 25, 2005 5:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Pejabat=Tengkulak? Pak Koesoema, Beberpa pekan lalu saya ke Jakarta juga melihat hal yang sama. Namun ada yg bilang bahwa dampaknya BBM ini bukan di perkotaan tapi di pedesaan. Bukan mahalnya tapi kelangkaannya. Mreka susah mendapatkan, mungkin ada yg menimbun, atau mungkin memang pasokan terhambat . Kalao lihat di koran ada yg menulis bahwa kebutuhan BBM bulan ini jadi menurun 35 %. Trus terang brita ini meragukan saya, tapi kalau bener ya brarti kita sudah jadi exporter lagi, donk :). brita tsb ada di Bisnis Indonesia Hari ini Jumat 14 Oktober 2005 hal T6; Konsumsi BBM turun 35%, dimana penurunan terbanyak dari jenis premium yaitu 41%). Namun ada hal lain yg perlu diperhatikan kalau seandainya menurun 35% ini mungkin akibat dari masih banyaknya sisa2 penimbunan sebelumnya (yg masih di tanki), atau memang banyak yg akhirnya berhemat (ini positip kalau akhirnya sadar utk hemat). Atau masyarakat ngga kuat beli BBM lagi.... ini yg memprihatinkan. Sepertinya yg miskin di Indonesia ini bukan rakyatnya, tetapi pemerintahnya. Makanya kemaren2 itu yg teriak-teriak subsidi kan pemerintah. Juga cadangan devisa pemerintah yg turun drastis akibat dipakai untuk membayar subsidi BBM (katanya). Barangkali memang rakyat Indonesia itu sudah kaya, Pemerintahnya yg miskin. Nah yang perlu diperhatikan bagaimana rakyat ini bisa kaya ? Apakah kaya karena bersama-sama meningkatkan produksi atau kaya karena peredaran uang dengan cara corrupt berjamaah ?. Trus piye, kalau emang cara corrupt ini merupakan mekanisme distribusi kekayaan yg paling efektip di Indonesia selama ini ? Btw, tahukan anda negara super maju yg buanyak utangnya selain Indonesia ? Negari Belanda merupakan sebuah negara yg utangnya suangat banyak Tahukan anda berapa hutang pemerintah Belanda? 189 milyard euro, nah itu jelas lebih buanyakk dibanding hutang pemerintah Indonesia, kan. Tetapi kita kok biasa saja kalau menyatakan Belanda sebuah negara yang kaya raya? Padahal pemerintah Belanda berhutang ... nah kepada siapa dia berhutang ..... kepada rakyatnya sendiri ........ lewat obligasi. Jadi pemerintah Belanda itu miskin ya ... hehehe RDP On 10/24/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Soal kenaikan BBM ini pengamatan saya sehari-hari khok normal saja, > seolah-olah tidak ada pengaruhnya pada masyarakat. > Angkot jalan terus, penumpang cukup banyak, padahal tarif sudah naik minimal > 1.5 X. Truk2, container, bus dsb rame terus. Jalan tol Cikampek penuh dg > truk. Kendaraan pribadi juga masih > terus bikin macet jalan2, sepertinya harga BBM yang sudah naik hamnpir 100% > tidak ada masalah > Pasar rame terus, toko2, mall, kaki lima, jalan terus tidak sepi yang > belanja. Di supermarket, orang masih tetap ngantri di kasir. Yang kurang > laku malahan demo anti kenaikan BBM. > Jadi apakah kenaikan BBM sampai 80% ini berpengaruh pada perekonomian? > Kelihatan kemampuan dan daya beli rakyat Indonesia itu kuat sekali, kalau > tidak kenaikan BBM serharusnya sudah mengakibatkan pengangguran, kelaparan, > pemogokan dan kerusuhan. Kelihatannya statistik itu hanya berlaku untuk > ekonomi formal, ekonomi informal itu kelihatannya sangat kuat. > Tentu bakalan banyak yang akan membantah pengamatan yang provokatif ini. > Kalau saya kemukakan hal ini kepada para ekonom, mereka marah2, bahwa > pengamatan ini semu, karena menurut statistik ada 40 juta penganggur, banyak > orang miskin (pencatatan yang berhak mendapat BTL atau subsidi BBM itu 9 > juta orang) > Silahkan > RPK --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) --------------------------------------------------------------------- This e-mail (including any attached documents) is intended only for the recipient(s) named above. It may contain confidential or legally privileged information and should not be copied or disclosed to, or otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient, please contact the sender and delete the e-mail from your system. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) ---------------------------------------------------------------------