Sinyalemen kawan di mining lewat bung Bat mungkin saja ada benarnya kalau
dilihat dari satu "sisi pandang". Tetapi seandainya 3 harapan tsb yang
diminta (".......membantu dalam meningkatkan baik kualitas tenaga
pertambangan, teknis eksplorasi maupun politik yang membantu dunia
pertambangan........") dan IAGI bisa memenuhinya.... alangkah sempurnanya
IAGI kita ini.
Dunia pertambangan sendiri, sebenarnya melibatkan peran serta banyak sekali
stake holder. Geologist dan geologi (mungkin sama dengan di migas) secara
alamiah akan banyak terlibat di bagian hulunya (baca: eksplorasi) walau ada
beberapa kawan yang menekuni bagian hilir-nya (produksi, pemasaran dst) atau
bahkan diluar kedua hal tsb sama sekali (pengambil kebijakan dll). Nah...
dari 3 tempat berpijak tsb (hulu, hilir, dan di luar hulu-hilir), geologist
pasti punya harapan berbeda-beda ttg peranan IAGI di dunia pertambangan.
Saya pribadi berpendapat, strength-nya geologist itu ada di bagian hulu-nya
(tanpa meremehkan strenght rekan2 yg berkecimpung di bagian hilir dll).
Karena apa....... karena di bagian hilir (produksi) ada kawan-kawan kita
dari tambang (re: PERHAPI) yg seharusnya lebih kompeten dari kita. Jadi,
dari wilayah itulah kita (IAGI) mestinya berkiprah.
Untuk lebih spesifik-nya bolehlah saya coba berikan tanggapan point per
point (apalagi kebetulan saya masih di PP IAGI sampai minggu depan).
(1) Sejak RUU Minerba ini bernama RUU Pertambangan Umum (sejak 2000) PP IAGI
berusaha aktif memberikan masukan-nya. Bincang-bincang tambang antar anggota
IAGI sudah kita gelar berkali-kali untuk merumuskan masukan IAGI. Memang
barangkali tidak semua anggota IAGI tahu kalau ada acara ini walau sudah
diposting di milist, atau bahkan telepon-telepon secara langsung. Masukan
kepada DPR saat RUU ini bernama RUU PU pernah kita layangkan, kemudian
audience dengan DPR ttg RUU Minerba sudah dilakukan 2 kali. Bahkan IAGI-pun
disorot oleh LSM (..... yang anti tambang) yang katanya bersama perusahaan
tambang dan asosiasi lain menyusun RUU yang tidak memihak ke rakyat. Padahal
masukan kita sebenarnyalah lebih banyak di wilayah hulu-nya, yaitu bagaimana
menciptakan iklim eksplorasi mineral yang berkesinambungan, yang menurut
saya akan membawa manfaat dibanyak bidang (i.e. inventerisasi sumberdaya
mineral Indonesia, meningkatkan pengetahuan geologi mineral, penciptaan
lapangan kerja, peningkatan pendapatan negara, dll). Apakah setelah IAGI
mengusulkan itu, proses RUU berjalan mulus,.... oh.. tidak, banyak sekali
kepentingan terlibat disana..... ya investor-nya, ya LSM-nya, ya
pemerintah-nya dll, masing-masing punya agenda sendiri. Jadi sepanjang IAGI
bergerak dan berkiprah dari wilayah kompetensinya untuk kepentingan yg lebih
luas, OK-OK saja menurut saya. Mengenai "Bagaimana meningkatkan pengaruh
IAGI dalam Penggodokan undang-undang Minerba yang baru", ini adalah PR buat
para calon ketum. (he....he.... sebenarnyalah ini yg mau saya tanyakan di
debat caketum nanti).
(2) Masalah kontradiksi kepentingan antara Pertambangan-Kehutanan-Lingkungan
hidup-Kesejahteraan masyarakat. Ini kembali kembali ke ide di No (1)
Eksplorasi Berkelanjutan......Bagaimana kita tahu bahwa kepentingan
kehutanan atau lingkungan hidup atau kesejahteraan rakyat suatu daerah itu
penting kalau kita tidak tahu potensi di bawah tanahnya?? Jadi eksplorasi
berkelanjutan adalah keharusan, tentunya bisa oleh badan peneliti, perguruan
tinggi, atau investor pertambangan. Nah......di ujungnya nanti, bisa
tidaknya potensi mineral tsb didayagunakan tentunya bergantung pada
perhitungan keekonomian (termasuk pertimbangan kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masayarakat).
(3) Independensi......... pasti IAGI harus independen, dan bergerak dari
wilayah teknis (keilmuan geolog). Contoh kasus Buyat....... maksudnya apa
ya???? Apakah selama ini IAGI dianggap tidak independent dalam kasus Buyat?
Saya tidak melihatnya demikian. Pak Ketum yg sekarang pasti bisa
menambahkan-nya, karena beliau mendalami kasus ini dengan intens.
(4) Inventarisasi potensi tambang: rasanya masih segar ingatan kita ttg IMCD
Bogor yg berusaha mendokumentasikan penemuan2 baru ttg mineral dan coal
deposits. Banyak komentar bagus dan ucapan selamat datang ke IAGI, tapi tak
sedikit pula komplain diterima. Barangkali masih jauh dari sempurna, tetapi
anggaplah ini merupakan langkah awal ke arah sana yang harus diteruskan oleh
ketum yang baru dan kabinetnya.
Ada yg terlewat spt-nya "....... membantu dalam meningkatkan baik kualitas
tenaga pertambangan, teknis eksplorasi ....". Yg sudah IAGI lakukan adalah
melalui Tour/ Guest Lecturing ke mahasiswa, baik oleh anggota IAGI maupun
oleh experts. Memang jangkaunnya baru bbrp PT di Jawa (JKT, Bogor, Bandung,
dan Yogya) juga sekali di Medan. Sedangkan untuk anggota IAGI, lewat
Luncheon Talk......... dan kursus2. Rasanya itu yg bisa IAGI
lakukan......................hasilnya tidak bisa instant tentu saja.
Terobosan2 baru caketum kita nantikan........................
Salam - Daru
Kabid Pertambangan PP IAGI 2003-2005
----- Original Message -----
From: "Batara Sakti Simanjuntak" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Thursday, November 24, 2005 3:40 PM
Subject: [iagi-net-l] IAGI dan Kawan di Pertambangan
Kawans,
Seorang kawan senior geologist di mining kirim sinyalemennya sbb:
"Secara umum dalam dunia pertambangan kita belum melihat langsung fungsi
IAGI yang membantu dalam meningkatkan baik kualitas tenaga pertambangan,
teknis eksplorasi maupun politik yang membantu dunia pertambangan. IAGI
masih indentik dengan forum "REUNI" antara para geologist".
Lebih menukik, ia menulis beberapa hal yang menyangkut dunia pertambangan
yang didalamnya IAGI dapat memberikan peranannya:
1. Bagaimana meningkatkan pengaruh IAGI dalam Penggodokan undang-undang
Minerba yang baru.
2. Masalah kontradiksi kepentingan antara
Pertambangan-Kehutanan-Lingkungan
hidup-Kesejahteraan masyarakat. Bagaimana IAGI bisa membantu mensinkronkan
masalah ini.
3. Bagaimana independensi IAGI dalam suatu masalah untuk tidak memihak
salah
satu pihak dan tetap dalam koridor keilmuan bukan dalam paparan politik
(contoh kasus Buyat).
4. Kalau dalam hal teknis: masalah seperti Lexicon geology Indonesia yang
masih belum berubah sejak van bemmelen (perubahan yg ada secara sektoral
belum terkoordinasi), inventarisasi cekungan dan potensi tambang.
IAGI memang bukan untuk urusan di Migas saja. Any comments friends ?.
bat
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------