Keinginan memajukan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar ilmiah harus menjadi tujuan. Hanya, karena
kita adalah negara berkembang yang dalam banyak hal
masih memerlukan negara2 berbahasa Inggris, keinginan
memajukan bahasa nasional itu seringkali berbenturan
dengan kewajiban kita menguasai bahasa Inggris.
Lebih-lebih lagi kita sekarang terpapar ke globalisasi
dan bahasa globalisasi nomor 1 saat ini adalah bahasa
Inggris. 

Maka, akan selalu sulit buat IAGI menangani dua hal
ini. Saya pribadi pun saat mau menulis makalah untuk
IAGI selalu terjadi "perang" dulu, ingin menulis dalam
bahasa Indonesia karena saya orang Indonesia dan
mencintai bahasa nasional. Tetapi lalu terpikir juga,
kalau saya tulis dalam bahasa Indonesia maka makalah
saya akan mendapat sedikit perhatian dari rekan2
seprofesi mancanegara (sebab keinginan mereka belajar
bahasa Indonesia minimal, jauh lebih baik minat orang
Indonesia belajar bahasa Inggris). Kenapa perlu
diperhatikan oleh orang luar ? Sebab paper2 tulisan
orang Indonesia tentang Indonesia harusnya
menginternasional dan bahkan menjadi acuan.

Di Proceedings IAGI banyak makalah bagus, hanya
sedikit diacu oleh penulis2 internasional, sebab belum
apa2 mereka sudah berpikir, ah, paling ditulis dalam
bahasa Indonesia... Ini pernah saya tes dengan menulis
makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis
dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding
IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka
diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang
di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2
internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena
mereka apriori dan punya hambatan bahasa.

Panitia PIT IAGI dari tahun ke tahun pun berbeda2
pandangannya. Ada yang membuat bahasa resmi PIT adalah
bahasa Inggris, dan ada yang membuat baik bahasa
Inggris maupun bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
PIT. Suatu pencerminan bahwa soal dua bahasa ini kita
tak bisa punya kata tegas.

Seorang ex-pat yang sedang sekolah S3 di UGM sempat
berbincang2 dengan saya kemarin di JCS 2005. Dia
berkomentar, "saya lebih suka melihat presentasi2 di
Ballroom daripada di Nirwana atau Pelangi, sebab di
Ballroom banyak presentasi dalam bahasa Inggris". 

Sungguh, persoalan ingin mendaulatkan bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmiah, sementara kita tak bisa bebas
dari sapuan globalisasi bahasa Inggris, adalah pelik.

Saya pribadi bertekad mempelajari kedua bahasa ini
sebaik-baiknya. Belajar bahasa Indonesia karena
mencintai bahasa nasional, belajar bahasa Inggris
karena tuntutan zaman.

Pak Achmad Luthfi, Ketum IAGI 2006-2008, yang
kebetulan atasan saya di kantor, pernah punya rencana
akan mengundang Pusat Penelitian dan Pengembangan
Bahasa Indonesia untuk mengajari kami (Eksplorasi
BPMIGAS) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Nah..! Sebelumnya, kami juga sudah diajari British
Council bagaimana berbahasa Inggris dengan baik dan
benar.

Harus kita akui, walaupun kita orang Indonesia, belum
tentu kita dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar. Apalagi bahasa Inggris...

salam,
awang 

--- Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Bab penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa
> pengantar, saya ingin berbagi
> sharing dengan kegiatan FOSI (evening talk).
> Beberapa acara sukses dibawakan
> dalam bahasa inggris, tapi ada satu acara yang
> presenternya menolak dengan
> alasan bahwa dengan menggunakan bahasa ibu kita
> untuk pemahaman materi yang
> lebih baik padahal saya sudah meyakinkan bahwa itu
> mestinya tidak jadi
> kendala melainkan sebagai tantangan .... tapi
> presenter gak mau ... ya sudah
> .... the show must go on.
> 
> On 12/8/05, Iman Arga Koesoemah
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Komentar dari Pak Daru memang menggelitik. Kenapa
> ? Kelihatannya ada
> > kontradiksi antara unsur memajukan bahasa sendiri
> dengan keinginan yang "go
> > international". Isunya, yaitu selalu harus memilih
> mana yang ingin kita
> > (baca: IAGI) tempuh. Saya pribadi cenderung untuk
> memilih full paper dalam
> > bahasa Inggris, tapi boleh saja dipresentasikan
> dalam bahasa Indonesia. How
> > does it sound ? Any comments ?
> >
> > Thanks. Iman


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke