Pak Koesoema,
   
  Mungkin yang dimaksud dengan intrusion tectonics adalah extrusion tectonics 
?(Tapponier, Peltzer, Le Dain, Armijo, Cobbold, 1982, Propagating extrusion 
tectonics in Asia, new insights from simple experiments with plasticene, 
Geology 10, p. 611-616).
   
  Tetapi, extrusion tectonics akan terjadi bersamaan dengan gerak roll-back di 
back-arc basin akibat perlambatan subduction. Ada collision India vs Eurasia di 
50 Ma, collision akan memperlambat subduction (halted), halted subduction akan 
menyebabkan roll-back, dan collision juga akan menyebabkan megashears yang 
memencar keluar dari pusat collision, megashears manifestasinya transtension 
yang sekaligus bisa membuka cekungan baik oleh mekanisme pull-apart maupun 
splay-nya yang extension.
   
  Jadi, saya pikir, inisiasi basin2 di Sundaland itu oleh kombinasi berbagai 
gaya, ya rollback, ya transtension-extrusion. Khusus East Java Basin, rifts 
yang NE-SW nya (Central Deep dkk.) akan sejajar dengan subduction yang saat itu 
tengah swing menuju NE dari Late Cretaceous ke Paleogen, jadi saya pikir wajar 
saja kalau itu dibentuk oleh gerak roll-back. Juga, kelihatannya ia berhubungan 
dengan gerak rifting pemisahan Sulawesi dari Kalimantan. 

  salam,
  awang
  
"R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Memang istilah rift mempunyai pengertian berbeda-beda.
Pengertian aselinya adalah untuk grabens yang terbentuk oleh extension yang 
biasanya berkembang jadi oceanic opening dengan spreading center-nya mungkin 
contoh adalah Makassar Strait
Tetapi di Sundaland rifting ini sebenarnya lebih bersifat transtensional, 
tidak ada tanda roll back. Kalau kita perhatikan patahan yang membentuk 
graben dan half-graben di Sumatra dan Jawa berarahkan utara-selatan dan 
NW-SE di barat, dan NE-SW di bagian timur, sama sekali tidak tegak lurus 
pada jalur subduction, atau sejajar dengan jalur subduction bila disebabkan 
roll-back. Saya lebih setuju dengan teori intrusion tectonics yang 
menyebabkan megashear, sehingga terjadi arah-arah patahan yang membentuk 
rift-grabens yang bersifat transtensional.
Jadi rifting di Sunda craton tidak akan berkembang menjadi spreading center, 
lain dengan di Kutei Basin pada Paleogene dengan Makasar Basinnya.
Makanya secara definisi istilah grabens ini bukan rift dalam pengertian 
aselinya.
RPK

                
---------------------------------
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

Kirim email ke