Selamat Mas Agus telah dg susah payah memberikan pencerahan
yang akhirnya semua senang .Diambil Hikmahnya saja , Justru dg berbagai 
peristiwa akhir
akhir ini geologi jadi terkenal , yang ujung ujung banyak
pesanan dimana mana ( coba tidak ada Gempa , Sunami ,Porong ,
dll ) geologi dianggap sepiiiii.
ISM

> Dear all
>  Tanggal 21 Juli 2006, pukul 19.00, saya mendapat telpon bu
>  rita bahwa segera dikirim geologist ke Cilacap untuk
>  memberikan penjelasan karena ada opini Nusa Kambangan, jika
>  ada gempa besar maka akan pecah jadi 2 dan rencana demo
>  besar-besaran oleh "sekelompok masyarakat" untuk menutup
>  penambangan Semen oleh Holcim di Nusa Kambangan, karena
>  telah mengakibatkan kerusakan dan mengancam keselamatan
>  Kota Cilacap jika ada Tsunami. Memang, tsunami 17 Juli
>  2006, lalu Pulau Nusa Kambangan (NK) telah menyelamatkan
>  Kota Cilacap dari kerusakan, sehingga yang rusak adalah
>  kampung nelayan di Adipala dan Binangun. Pada pukul 20.00,
>  saya ditelpon pihak Direksi Holcim di Cilacap, untuk segera
>  terbang ke Cilacap malam itu juga. Wah, suasana kayak
>  perang saja. Berangkatlah saya dari Yogya, pada pukul 23.00
>  dijemput / "diculik" utusan khusus dari Cilacap. Niat
>  Basmalah, saya siapkan bahan-bahan ceramah (dalam 2 jam
>  saja) tentang ; Geologi NK, Gempa, Tsunami, dan Lingkungan
>  Tambang (data Amdal
> PT Semen Cibinong Tbk di NK oleh UGM, tahun 1998). Sampai
> Cilacap pukul 03.30 wib.
>  Tanggal 22 Juli 2006 (sabtu kemarin), pukul 07.00 wib; saya
>  memberikan sosialisasi / penyuluhan tentang geologi pulau
>  jawa, NK, gempa dan tsunami kepada jajaran Manajemen dan
>  Direksi PT Holcim Indonesia Tbk. Pukul 10.00, kuasa hukum
>  Holcim ditelpon ajudan Bupati Cilacap untuk segera
>  koordinasi dengan Bupati. Suasana malam sabtu hingga sabtu
>  siang itu, Cilacap sangat SEPI SEKALI, termakan isu ada
>  tsunami besar, Pulau NK akan Pecah, atau Demo yang
>  besar-besaran oleh kelompok nelayan kepada Holcim untuk
>  menutup tambang, karena "dianggap" mengganggu keutuhan NK
>  sebagai benteng kota Cilacap dari hempasan Tsunami.
>  Akhirnya : Kuasa Hukum Holcim (yang khusus datang mendadak
>  dari Jakarta ke Cilacap) membawa saya ke Bupati Cilacap.
>  Tanpa birokrasi, langsung lewat pintu belakang di kantor
>  dinasnya, ketemu. Lalu miting singkat apa yang terjadi pada
>  warga cilacap yang resah, karena tsunami kemarin, isu
>  gempa, isu pulau NK mau pecah sehingga kegiatan tambangan
>  batugamping Holcim harus
> segera ditutup, kalau tidak ada pro dan kontra di masyarakat
> cilacap. Bupati agak emosional, tapi kelihatan juga capek
> dan kacihan juga. Lalu saya jelaskan singkat tentang :
> geologi, gempa, tsunami, dan morfologi kota cilacap, teluk
> penyu dan kejadian tsunami kemarin. Apa respon Bupati ?: Ok,
> itu baik, tapi jangan sekarang. Malah, jika para pakar
> geologi entah dari IAGI maupun UGM atau dari mana saja, ini
> disampaikan, maka tidak akan masuk dan malah menimbulkan
> emosional. Sekarang yang penting, informasi ilmiah
> kegeologian tersebut supaya disampaikan pada stake-holder /
> key person di cilacap. Saya jawab (dalam hati) : saya tidak
> bodoh dan sembarangan dalam berceramah, ini kan masih
> tanggap darurat, yang dibutuhkan logistik bukan ceramah.
> Pasca gempa bantul : tim geologi turun memberikan pencerahan
> pun setelah 3 minggu tanggap darurat. Itupun masih perang
> urat syaraf dengan isu-isu.
>  Akhirnya : saya dipertemukan jajaran pejabat pemda termasuk
>  geologist2 dari dinas pertambangan dan energi cilacap. Kami
>  diskusi dengan baik, tentang geologi, gempa, tsunami, dan
>  pertambangan semen.  Kemudian, pukul 13.30, dipertemukan
>  saya dengan pers (Jawa Pos Group); Banyumas TV, dan 2 LSM
>  (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia / HNSI) serta Kelompok
>  Nelayan Nusantara Cilacap. Lalu, saya memberikan penyuluhan
>  dan penjelasan secara ilmiah dengan komunikasi yang hidup,
>  ringan, tapi TEGANG. Pada penjelasan itu : saya juga
>  menyinggung hasil Amdal Semen oleh UGM  (tim ahlinya saat
>  itu /tahun 1999 : Sukandarrumisi dan Dwikorita Karnawati).
>  Bahwa yang ditambang Holcim (dulu bernama Semen Cibinong)
>  di Nusa Kambangan adalah batukapur yang ada di bagian utara
>  Pulau NK (seluas 3% dari luas pulau dan yang diijinkan oleh
>  Dep.Hukum dan HAM RI). Secara geologi : bagian selatan
>  pulau NK memanjang barat-timur adalah :
>  batupasir-batulempung volkanik, yang tidak mungkin
>  ditambang dan itu hutan lindung. Nah, kebetulan saja pada
>  tahun 2004, saya sendiri mendapat tugas dari Semen Cibinong
>  untuk RPL/RKL rencana Perluasan Pertambangan 50 ha.
>  Sehingga saya sempat jalan-jalan di hutan tropis
> tertua di Jawa yang tersisa di pulau NK dan kondisi geologi
> di bagian selatan. Jadi : tidak ada hubungannya kegiatan
> pertambangan semen di NK dengan gempa dan tsunami. Tsunami
> 17 Juli 2006 dari selatan pangandaran kemarin tidak mampir
> ke kota Cilacap dan cuman sedikit mengabrasi 4-5 m ke darat
> di teluk penyu (setelah saya cek, sorenya itu). Nah, tapi
> seadainya ada gelombang tsunami datang dari arah tenggara
> dan timur, maka kota cilacap bisa dihampiri oleh tsunami
> dari arah timur dan pulau NK tidak bisa menjadi pelindung
> kota cilacap). Apa yang direspon LSM dan pers tersebut :
> "Geologist yaa bicara geologi, apalagi saudara seorang
> dosen, yaa bicara gempa, dan tsunami saja, dan tidak perlu
> bicara kegiatan pertambangan semen di Pulau NK, yang
> terkesan saya berada dibelakang Holcim. Sehingga kemurnian
> saya menjelaskan situasi pasca tsunami kemarin di Cilacap
> menjadi "tercemar" dianggap membela Holcim. Hehe..., dia
> tanya mau nggebrak2 meja dan emosional. Aku jawab dengan
> dingin dan dengan gaya Jogja yang elegant, akhirnya semua
> saya jelaskan dengan pelan-pelan dan saya juga mengkritik
> Holcim juga tentang kurang tersosialisasikan aktivitas
> penambangan batugamping kepada publik.
>  Aku juga sedikit menantang : bahwa sebelum jadi dosen UGM,
>  saya 2 tahun di LSM yang turut pemulihan lingkungan pasca
>  erupsi Merapi 2004 di Turgo dan Kaliadem (yang sekarang
>  habis kena awan panas 14 Juni lalu), juga pernah KKN di
>  relokasi korban banjir bandang di Temanggung. dan sekarang
>  juga bekerja dengan LSM di Aceh untuk pemulihan lingkungan
>  selama rehabilitasi pasca tsunami. Hee.kecilik juga.  Belum
>  selesai berdebat disitu. Pukul 16.30 datang Polisi dan
>  reserse yang turun lapangan dan memantu situasi yang
>  "panas" di cilacap. Akhirnya saya ceramah lagi tentang :
>  geologi, gempa, tsunami kepada reserse tersebut sampai
>  pulul 17.30.  Ternyata belum selesai juga, maka pukul
>  20.00, saya digiring untuk diskusi interaktif dan siaran
>  langsung di Banyumas TV di Purwokerto. Berangkatlah dari
>  Cilacap ke Purwokerto setelah adu mulut dengan LSM
>  tersebut. Di TV tersebut jadi ramai dan diskusi tetap
>  lancar. Nah, paginya saya ke Pulau NK untuk lihat perluasan
>  yang terakhir dan mendapat kabar dari General Manager-nya
>  Holcim via Hp setelah seharian dan semalaman maraton
>  cerita-cerita geologi tersebut, pihak Kesbanglingmas
>  Cilacap sedikit terkurangi bebannya, karena suasana agak
>  "mereda" dan semoga tidak pecah demo (dalam hati saya
>  ketika pulang ke Jogja, 23 juli sore tadi). Belum selesai
>  juga : 25 Juli 2006, saya digiring lagi untuk memberikan
>  ceramah di DPRD Cilacap bersama Pak Kuntoro Mangkusubroto
>  (ketua BRR NAD - NIAS, yang juga Komisaris Utama Holcim
>  Indonesia); dan sorenya ketemu Camat dan Lurah-lurah se
>  wilayah pesisir Cilacap untuk memberikan penyuluhan.  Nah,
>  dari semua itu, kelihatannya kalau begini terus kita
>  geologist akan sering berperang dengan isu-isu yang tidak
>  logis. apa tidak mungkin ada regulasi tentang edukasi
>  masyarakat tentang bencana kebumian mulai pendidikan dasar
>  dan menengah itu, juga kayak jamannya kampanye KB.
>  Lurah-lurah juga gitu. Ingat kampanye Anti Narkoba yang
>  sangat efektif. Nah loh....
>  Salam
>  Agus Hendratno - jogja
>
>
> Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Menit-menit mendebarkan saat tsunami tanggal 17 July 2006
>  di Pangandaran
> http://rovicky.wordpress.com/2006/07/21/menit-menit-mendebarkan-saat-tsunami-tanggal-17-july-2006-di-pangandaran/>
>  -----
>
> Berikut foto-foto kiriman kawan saya Mas Sonny yang mendapat
> slide dari Arianes dan Daniel yg kebetulan berada di
> Pangandaran waktu
> terjadi tsunami itu. Mereka sedang memeriksa tambak di
> Pangandaran. Saya minta ijin Arianes dan Daniel untuk
> memposting di Blog ini,
> sebagai ajang berbagi info utk kita semua, belajar.
> Trimakasih dan bersyukur anda berdua selamat.
>
> Kronologi kejadian Jam 08.45 - 15.30 :
> More...Kami berangkat dari Ancol menuju Pangandaran .
> Dengan tujuan untuk melakukan sampling di dempond tambak
> udang daerah Babakan – Pangandaran.
>
> Jam 15.30 Kami langsung ke tambak, terlihat 3 kolam yang
> kering
> setelah panen. Udara cerah Jam 15.30
> Kami langsung ke tambak, terlihat 3 kolam yang kering
> setelah panen. Udara cerah
> 15 45 16.00 slide6.JPG slide7.JPG slide8.JPG
> slide9.JPGslide10.JPG slide11.JPG slide12.JPG slide13.JPG
> slide14.JPG slide15.JPG
> slide16.JPG slide17.JPG slide18.JPG slide19.JPG slide20.JPG
> slide21.JPG
>
> Ada bahan pelajaran dan data penting buatku buat kita, yang
> harus
> dipelajari saat ini.
>
> Ternyata tsunami datang sekitar 45 menit - satu jam setelah
> gempa
> utama (main shock). Hal ini sebenernya mirip dengan
> gempa-tsunami di Aceh. Dan ..... bingo sesuai dengan catatan
> di blogku sendiri serta yang aku buat di Web IAGI disini.
> Ini pertanda bagus utk early
> warning. Ada kemungkinan ada generation time yang bisa saja
> tidak
> instan oleh main shock, atau ada kemungkinan lain bahwa
> traveling
> speed / kecepatan rambat dari gelombang ini kurang dari
> 800Km sejam seperti model2 sebelumnya.
>
> Ada dua hal yg sangat penting :
>
> 1. Kalau memang bener, berarti kita masih punya cukup waktu
> untuk
> dimanfaatkan dalam emmberikan warning ke masyarakat.
> 2. Walaupun dekat dengan pantai Arienes dan Daniel tidak
> merasakan adanya getaran, hanya sms kawannya yg justru
> sebenarnya merupakan
> early warning buatnya.
>
> Trimaksih Arienes dan Daniel. Informasi anda ini bermanfaat
> untuk
> studi "tsunamic warning".
>
> ---------------------------------------------------------------------> ----- 
> PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> ----- Call For Papers until 26 May 2006
> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------> To 
> unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net
> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> --------------------------------------------------------------------->
>
>
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Next-gen email? Have it all with the  all-new Yahoo! Mail
> Beta.



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke