Wah.... makin kesini kok opininya mengarah ke ..... bahwa "oknum' yg disebut
Republika adalah ADB. 

Apakah pp-iagi sudah mendapatkan jawaban dari Republika siapa gerangan
"oknum" ini, ataukah ini akan jadi rahasia Republika selamanya. Gimana ya
hasil meeting pp lama vs pp baru??

Saya pikir, apapun hasil meeting dan investigasinya, iagi tetap harus
membuat klarifikasi (mamakai hak jawab) ke Republika, spt saran Abah Yanto.

Salam - Daru  

-----Original Message-----
From: Supardan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, September 13, 2006 1:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Dasar Pembagian PI [was : Berita Republika]

Cak Ariadi,

Saya tertarik dengan "MEMBUMIKAN GEOLOGI". Saya kaget baca artikel Republika
yang seperti itu. Saya sudah informasikan ke temen2 di kantor dan sudah
nyetak artikel aslinya dari Republika Online untuk disampaikan ke bos
kantor.

Saya ngomong2 sama beberapa temen kantor yang geologi, kayaknya sih gak ada
temen2 yang jadi narasumber sebagaimana dikutip Republika. Saya kaget,
soalnya selama ini memang temen2 geologi gak ada yang ikut2-an di dalam
urusan migas. Jangan2... karena pernah dapat sosialisasi geologi/ migas yang
sedikit saja (dalam rangka "MEMBUMIKAN GEOLOGI"), orang non geologi tersebut
ngomongnya sudah melebihi pakar geologi. Atau bisa jadi si narasumber itu
dapat bisikan dari lingkungan kita/ IAGI sendiri. Kalau begini... kan
namanya pembusukan dari dalam.

Di daerah itu gampang2 susah lho cak, seperti tulisan mas Agus tadi,
kepentingan politik, kelompok, gang dll, campur aduk jadi satu, koyo'
dhawet. Mungkin ada pihak yang merasa dirugikan oleh cak ADB (bukan Bank
Pembanguan Asia lho), akhirnya begitu ada peluang untuk menghantam, ya...
jadilah begini.

Akhir-akhir ini saya sering dengar bahwa masalah LUSI ternyata gak bisa
diselesaikan oleh orang-orang geolagi, sekarang muncul lagi masalah PI 10 %.
Belum lagi masalah bencana geologi misal gempa dan tsunami katanya punyanya
instansi ...., longsor dan banjir bandang punyanya instansi ...., yang sama
sekali tidak memiliki kompetensi di bidang geologi.
Padahal ada ajaran agama yang mengatakan "*serahkan pada ahlinya*", ya kan?

Akhirnya perlu saya sampaikan kekhawatiran saya, niat baik temen2 untuk
"MEMBUMIKAN GEOLOGI", pada akhirnya hasilnya malah sebaliknya
"*MEMBUMIHANGUSKAN
GEOLOGI*". Mudah-mudahan tidak.

Wassalam.






---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke