Ini cerita lain..sebagai sisipan saja.
beberapa hari yang lalu, saya  mendapat undangan untuk menghadiri acara 
Perhelatan TERIMA KASIH RELAWAN, yang diselenggarakan oleh Satkorlak DIY dan 
Mild Live Production. Acara tersebut merupakan bentuk interaksi budaya dari 
berbagai unsur relawan yang telah bekerja keras dalam penanganan dan pemulihan 
pasca bencana di Jogja (bencana merapi, bencana gempa, longsor),baik dari asing 
atau dalam negeri. Yang hadir sebagian besar adalah kawan-kawan LSM atau NGO 
asing. Perhelatan budaya tersebut diisi oleh berbagai kelompok seniman Yogkarta 
dan berlangsung di Kampus Institut Seni Indonesia, di Gampingan, Yogyakarta. 
Suasana kampus yang porak poranda terkena gempa (sampai hari ini belum 
direnovasi). Dua panggung yang disiapkan sejak pagi, ternyata pada jam 15.00 
ambruk dihantam angin ribut saat hujan deras. Akhirnya acara dilangsungkan di 
pendopo yang sudah rusak dan di pelataran. Akhirnya acara dibuka GKR Hemas dan 
Sekda Provinsi DIY (sebagai sekretaris Satkorlak DIY). 
Uniknya jogja, sekalipun dihajar awan panas dan aliran lahar Merapi, gempabumi, 
longsor di tinggian, juga angin ribut / lesus; tetap saja para relawan bisa 
menghiburkan diri dalam acara itu, disela-sela kejenuhannya. 
Pembuka acara tersebut adalah : adanya ritual budaya para "seniman" yang 
menamakan diri sebagai : Kelompok Paseduluran KALI OPAK. Kelompok "seniman" 
berpakaian hitam-hitam, diiringi musik campuran tradisional dan modern, bau 
aroma yang uniq dan harum menyengat; lalu mereka melakukan dzikir, wiridan, dan 
pelan-pelan menyuarakan rasa syukur kepada Tuhan, dan pelan-pelan terdengar 
suara bahwa : seduluran yang rusak dan tewas karena "goncangan kali Opak" dapat 
terobati dan menjadikan K.Opak sebagai bentuk persemaian budaya yang harus 
diuri-uri keberadaannya.....dst. (penuh mengandung makna yang menempatkan 
K.Opak sebagai "sesuatu yang hidup"...; baik sebagai patahan aktif atau sebagai 
tumpuan ekonomi masyarakat sekitar).

Acara pembuka oleh kelompok Paseduluran Kali Opak tersebut, yang dimulai pukul 
21.00 wib banyak penonton diam dan mengapresiasi peristiwa budaya ini sebagai 
bentuk perenungan pasca gempa yang banyak diyakini bersumber dari patahan 
k.Opak. Saya sendiri sangat menikmati sajian ini, tidak terasa sampai pukul 
23.00 wib lebih.

Hikmahnya, bahwa peristiwa geologi di patahan Opak pada 27 mei 2006 lalu, telah 
melahirkan satu sikap budaya / kultur yang mendasar bagi masyarakat Jogja dan 
masyarakat Bantul pada umumnya. Cerminan seni budaya yang lahir pun, akan 
selalu mengingatkan bahwa "mari kita jaga lingkungan dan hati nurani-nya 
K.Opak"..., jan bagus sekali...; saya bersyukur mendapat kesempatan yang langka 
ini dan bisa hadir sebagai relawan tim sosialisasi bencana kebumian di 
prop.DIY. 
Namun saya juga turut sedih, pada saat Jogja dihajar awan panas Merapi (tanggal 
16-17 Juni 2006, saya lagi kecemplung lumpur di Porong); saat Jogja dihajar 
Gempabumi 27 Mei 2006 (tanggal itu saya lagi memberikan sosialisasi bencana 
tsunami dan gempabumi tektonik di SD Malahayati, Aceh Utara, bersama-sama tim 
BRR NAD dan GTZ German). jadi tidak turut merasakan goyangan hebat itu...., 
pulang dari Aceh pun tidak bisa mendarat di Yogja harus di Solo. 

salam, agus.

----- Original Message ----
From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, March 2, 2007 1:38:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?

Waddduh info yang bagus Mas Udin, tapi blaik kesimpulan sementara (gambarku)
jadi jadi salah deh :(
Brati, apakah ada kemungkinan patahan Opak terjadi setelah Miosen ya ?

Kalau memang formasi sentolo dibawah endapan Merapi di Jogja Low mencapai
kedalaman 150 meter tentunya pengeboran yang dilakukan Time Geologi UPN
hanya sampai 45 meter memang tidak akan menemukan apa-apa.

Untuk menganalisa (bukan membuktikan) fenomena bunyi "Glung" itu sendiri
bisa menjadi serius kalau saja bisa dilakukan dengan audio recorder atau
dengan jejaring-geophone. Saya yakin seandainya ada getaran dari satu sumber
yang sama bisa dideteksi paling gtidak dengan tiga titik untuk menentukan
dimana lokasi sumber getarnya (sumber suaranya).

Perubahan sistem hydrology yang aku sitir di blog itu hanyalah untuk daerah
yg didominasi batugamping. Tentusaja tidak akan teramati di Yogyakarta Low.
http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/

Din,
Kalau boleh tahu lokasi pengeboran yang dilakukan oleh McDonald (1984) ini
lokasinya dimana ya ? Atau kalau boleh aku minta papernya donk :) di email
lewat Japri saja. Thanks

salam
rdp
On 3/2/07, Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mas Vicky,
>
> Penelitian MacDonald dkk (1984) dengan menggunakan metode geolistrik dan
> pemboran geoteknik yang mampu mencapai kedalaman 150 m menunjukkan batuan
> dasar Yogyakarta  Low adalah batugamping berlapis dan batupasir napalan
> Formasi Sentolo (Miosen Akhir - Pliosen). Sehingga, tampaknya andaikata
> ada
> rongga dibawah endapan Merapi, tentunya bukan dari F. Sentolo tersebut.
> Mungkin dari formasi dibawahnya.
>
> Dilihat dari tatanan stratigrafi regional, dibawah F. Sentolo adalah F.
> Jonggrangan (ekuivalen F. Wonosari untuk mandala Kulonprogo High). Hingga
> saat ini belum diketahui apakah F. Jonggrangan berada dibawah Yogyakarta
> Low, yang bisa dituding sebagai sumber bunyi "glung" tersebut. Sebab
> tentunya untuk mencapai kedalaman menembus ketebalan F. Sentolo dibawah
> Yogyakarta Low diperlukan pemboran hingga lebih dari 250 m (diperkirakan
> dari ketebalan aluvium Merapi + ketebalan F. Sentolo). Jawaban untuk
> pencarian jawaban sumber bunyi misterius tersebut tentunya bisa dilakukan
> dengan melihat kembali data-data geofisika yang pernah dikumpulkan di
> Yogyakarta Low.
>
> Perubahan sistem hidrogeologi akibat gempabumi 27 Mei tengah dilakukan
> oleh
> Tim T. Geologi UGM. Namun karena fokusnya adalah untuk meneliti fenomena
> likuifaksi, maka sasarannya hanyalah sistem hidrogeologi yang dangkal
> saja.
> Hasil sementara menunjukkan adanya keteraturan pola likuifaksi yang
> dikontrol oleh sebaran patahan mikro dan variasi jenis litologi akuifer
> airtanah dangkal.
>
> udin
>
> On 3/1/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Terimakasih Pak Awang,
> > Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah
> > menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala
> > ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan
> > masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg
> > khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak.
> >
> > Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka
> > kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi
> > kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari
> > hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan
> > Sentalo High dibarat).
> >
> > Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam
> > issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun
> > fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg
> > terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan
> > hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya
> > saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute
> > pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole.
> >
> > Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta
> > berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai
> > rongga pada kedalaman dibawah 40 meter.
> > Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi
> > pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena
> > ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone
> > atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang
> > ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga.
> >
> > Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya
> > perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan
> > hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja
> > karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh
> > sulit !.
> >
> > rdp
> >
> >
>



-- 
http://rovicky.wordpress.com/







 
____________________________________________________________________________________
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
http://autos.yahoo.com/new_cars.html 

Kirim email ke