Mang Okim atau dik Miko, Berkat kerja keras waktu muda, pada hari tua meraih buahnya. Itu yang berlaku pada diri dik Miko. Selamat ya. Luar Biasa. Sampai digelar karpet merah segala sebagai ekspresi penhormatan dan penghargaan. Jadi manusia itu yang dinilai adalah kerja nyata, bukan omong-omongan yang tidak karuan. Dik Miko dapat dipakai sebagai teladan bagi generasi muda untuk mencapai suatu kebahagian. Waktu saya pulang dari US, sehabis belajar, pada tahun 1964, profesor saya pesan "WHEREEVER YOU ARE and WHATEVER YOU DO, DO GOOD" Ini pesan yang mengandung banyak arti dari seorang guru besar dan seorang tua yang seorang bule dan seorang yang agamanya minim. Tentunya kata "do good' harus di terjemahkan yang betul. Jadi saya tambahkan dengan YANG DIRIDLOI OLEH ALLOH SWT kepada "do good" tadi . Sekian ya. Sekali lagi Selamat. Kami sekeluarga ikut bergembira. Wassalaam, M. Untung ----- Original Message ----- From: miko To: IAGI Cc: miko Sent: Saturday, July 28, 2007 8:16 PM Subject: [iagi-net-l] KISAH PENGALAMAN MANG OKIM DIUNDANG KE BALIKPAPAN
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Bulan Maret 2001 merupakan bulan berkah bagi mang Okim sekeluarga. Tanpa diduga tanpa dinyana, mang Okim mendapat undangan istimewa dari Bos Total Balikpapan, Pak Herve Madeo , untuk hadir dalam suatu acara penting di lingkungan Total Balikpapan. Konon katanya para Bos Besar dari Paris dan Jakarta akan hadir dalam acara tersebut. Mang Okim diminta untuk tidak mengabarkan kepada siapa-siapa karena Pak Madeo ingin agar kehadiran mang Okim merupakan suatu surprise besar ( Pak Madeo adalah teman " sepermainan " mang Okim ketika di Balikpapan tahun 1978-1985 ). Undangan simpatik tersebut tentu saja mang Okim setujui mengingat sudah sekitar 16 tahunan mang Okim terpisahkan dari dunia perminyakan. Maka jadilah mang Okim seperti orang yang benar-benar VIP, pesawat business class ( check-in areanya dikarpetin merah ), hotelnya Bahana Surya. Di hotel ini mang Okim bertemu dengan 3 pasang undangan lain, mantan teman lama yaitu Pak Alibi, Pak Farouq Baasir dan Pak Suryo Kusumo. Rupanya Pak Madeo tak lupa kacang akan kulitnya, kami berempat dianggapnya sebagai perintis atau founders dari Total Balikpapan, alhamdulilah ! Dialog di Instalasi Tunu-Tambora ( TaTun ) Keesokan harinya 14 Maret 2001, kami berempat telah disiapkan helicopter untuk meninjau instalasi Total di Delta Mahakam ( tempat main mang Okim tahun 1974-75 dan 1978-85 ). Instalasi pertama yang kami kunjungi adalah TaTun Base . Disini kami disambut langsung oleh Site Manager Pak Yulien ( Perancis ) yang telah 10 tahunan di Tatun Base. Usai meninjau instalasi/ processing units bernilai semilyaran US$ ( mempekerjakan 224 orang termasuk 3 expatriates ), kami kemudian diundang ke ruang pertemuan VIP untuk snack dan dialog ( bahasa Perancis ! ) : Mang Okim : Pak Yulien, berapakah jumlah dan nilai migas yang diproses di instalasi / CPU TaTun ini ? Pak Yulien : Kemaren 13 Maret 2001, CPU TaTun memroses 1.710 MMSCF gas dan 47.876 Bbl kondensat atau 371.921 BOE/hari . Nilainya ??? Kalau harga minyak US$ 28 per barrel, maka nilai totalnya sekitar US$ 8 juta per hari ( bayangkan kalau harga minyak seperti saat ini yang lebih dari US$ 70 ! ). Mang Okim : Wah sungguh luar biasa, Indonesia punya seorang Manager Rp 1 milyar yang ngurusin pabrik bir ( Tanri Abeng ! ). Di tempat terpencil ini Anda ternyata mampu memanage satu instalasi bernilai semilyaran US$ dan menghasilkan US$ 8 juta per hari yang sebagian besar keuntungannya untuk rakyat Indonesia ( 85 % ). Saya kira Anda lebih hebat dari Manager Rp 1 milyar. Pertanyaan lain , dari lebih 200 orang yang bekerja di instalasi ini, berapakah tenaga ahli yang berasal dari masyarakat di sekitar TaTun Base ? Dan dalam bentuk apakah kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar ? Pak Yulien : Kami kesulitan merekrut local people karena tidak ada dari mereka yang memenuhi syarat . Hampir seluruh tenaga ahli terpaksa didatangkan dari luar TaTun. Mengenai kepedulian TaTun Base terhadap masyarakat sekitar, cukup banyak , seperti memperbaiki jalan, mesjid, sekolah, dan sarana publik lainnya. Mang Okim : Baiklah Pak Yulien, terima kasih atas penjelasan Anda. Dan atas nama rekan-rekan dan atas nama rakyat Indonesia ( mang Okim bisa nyombong juga yaa ! ), kami ingin memberikan penghargaan kepada Anda atas dedikasi Anda yang luar biasa dalam memelihara dan menyelamatkan instalasi milik rakyat Indonesia ini dan memroses migas senilai US$ 8 juta yang sebagian besar keuntungannya untuk rakyat Indonesia ( sebuah Bolo Tie batumulia dikalungkan ke leher Pak Yulien ). Pak Yulien yang tampak haru mendapatkan penghargaan yang tidak disangka-sangka itu menjelaskan bahwa dia memang ingin sekali memiliki Bolo Tie dan merasa sangat terhormat atas penghargaan dan kedatangan para VIP. Setelah beramah-tamah sejenak, kami meninggalkan TaTun Base untuk melanjutkan peninjauan ke instalasi lainnya di BSP ( Bekapai-Senipah-Peciko ). Rekan-rekan IAGI yang budiman, Malam harinya di acara makan malam di swimming pool Gunung Utara yang dihadiri ratusan expats dan staff Indonesia , teman-teman lama mang Okim ( Perancis ) yang sudah menjadi bos besar di Jakarta dan Paris tampak sangat surprise melihat mang Okim dan neng Ai mendampingi Pak Madeo dan Ibu dalam menyambut tamu . Rangkul merangkul disertai ciuman pipi berlangsung tanpa beban .... seperti halnya 15-20 tahunan yang lalu. Untuk acara makan malamnya, mang Okim dan neng Ai disediakan tempat duduk di meja VIP No. 2 bersama Pak Roland Festor yang kemudian menjadi Presiden Total di Jakarta ( mantan teman sepermainan mang Okim juga ). Keesokan harinya, mang Okim dan neng Ai berkunjung ke bekas kantor mang Okim di Departemen Geologi Total Indonesie, menemui mantan staff mang Okim, dari mulai mantan office boy, draftmen, secretaries, sampai para ahli geologi Indonesia dan asing. Tak sedikit dari mereka yang tak kuasa membendung air matanya ...... melihat mang Okim dan neng Ai survive. Benar-benar sangat mengharukan. Malam harinya mang Okim dan neng Ai diundang makan malam di rumah Manager Divisi Kalimantan Studies , Pak Budi Suryodipuro dan Bu Ekki . Hampir seluruh personel Departemen Geologi dan Produksi hadir. Pada kesempatan baik tersebut mang Okim menceritakan tentang dialog mang Okim dengan Pak Yulien sambil mengingatkan tentang makna sektor pertambangan sebagai Agent of Development ( mang Okim pernah mendengarkan ceramah Pak Rozik sewaktu beliau jadi Dirjen ) . Keesokan harinya sebelum pulang ke Bandung, mang Okim dan neng Ai berkesempatan mengunjungi teman-teman lama , bersilaturahmi dengan para sahabat IKAMA ( Ikatan Keluarga Madura ) Balikpapan, dan berbelanja batumulia dan manik-manik antik di Pasar Inpres Kebun Sayur. Undangan perdana oleh Pak Madeo di atas kemudian disusul dengan undangan-undangan berikutnya , baik ke Balikpapan ataupun ke Jakarta. Maka bertambahlah syukur mang Okim ke hadirat Allah SWT yang telah mempertautkan kembali mang Okim dan neng Ai dengan para sahabat lama di perminyakan. Semoga cerpen di atas bermanfaat khususnya untuk teman-teman setia mang Okim yang belum mengetahui keadaan mang Okim ( selain sebagai perajin batumulia ). Selamat bermalam minggu, Salam hormat, mang Okim GAMBAR : Mang Okim , Pak Farouq Baasir dan Pak Alibi di CPU TaTun ( pakai kaos merah ) , sementara Pak Suryo Kusumo pakai baju putih di belakang kedua dari kiri . Yang lainnya staff dan Site Manager TaTun Base. Pak Yulien berdiri didepan paling kiri .
<<TOTAL.jpg>>