mas Ismail, 

Betul, memang Mas Mardiasto ada di Kimia Farma, juga yang memimpin eksplorasi / 
drilling untuk yudium di sumur Raci, Pasuruan. Nah.., Mas Mardiasto tersebut 
sebetulnya sudah dilobby oleh kawan-kawan geologist bpls untuk diskusi dan 
share internal di bpls; tapi lobby tersebut belum berhasil. Saya pikir, 
maksudnya bpls adalah baik untuk menjelaskan publik dari wilayah selatan 
Porong, yang sering tanya ke bpls. Itu yang saya ketahui setelah dolan ke bpls 
akhir juli 2007 lalu. 

Ah..embuh lah...; saya tanggal 22 Agustus 2007, diminta Pemprov. Jatim melalui 
kawan geologist yang birokrat di Jatim untuk memberikan pembekalan bidang 
kegeologian bagi staf teknis dan staf perencana bagi aparat kabupaten se-Jatim 
di Malang nanti, bersama Amien Widodo (aktivis IAGI juga, staf di ITS). Nah, 
yang sering saya khawatirkan dalam diskusi selalu muncul pertanyaan :
1. Dampak eksplorasi blok Cepu di Bojonegoro dan juga blok-blok migas di 
onshore Jatim dilihat dari sisi geological hazard; karena saat ini aparat 
birokrat mulai kritis tidak hanya masalah kebencanaan, tata ruang, tata 
lingkungan, air tanah, bahan galian, tapi juga ternyata di masalah eksplorasi 
migas di daratan. Ini karena pengalaman di sekitar BJP-1. 

Perdebatan ini pernah muncul, saat ada pembekalan aparat Satlak di Tretes, Mei 
2007 dan di Tuban, 18 Juli 2007 lalu. Ini cerita masalah lingkungan geologi, 
manajemen bencana dalam kepemerintahan, tapi sing diomongke implikasi sosial, 
lingkungan dan kebencanaan saat eksplorasi migas. Yang paling kenceng 
berdiskusi adalah birokrat dari Bojonegoro, Bangkalan, Gresik, Lamongan. Tapi 
ya itulah suasana pemda; ndak apa-apa. Kebetulan saja saya pernah memulung 
informasi masalah audit lingkungan bidang pertambangan dan energi...; jadi 
tidak begitu gagap menghadapi proses pembelajaran dengan kawan-kawan birokrat. 
Ojo dipadakke dengan kita yang memang mempunyai latar belakang ilmu 
kebumian..........

ada masukan...; please.......

salam tanah air
agus hendratno


2. Dampak

Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Agus , kalau masalah data di 
PT.Kimia Farma mungkin langsung saja ke geologisnya kalau gak salah Mas 
Mardiasto ( Geol UGM ' 75 )

ISM

  ----- Original Message ----- 
  From: Agus Hendratno 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Wednesday, August 08, 2007 11:13 PM
  Subject: Re: [iagi-net-l] ketakutan lumpur porong dan investasi industri di 
Pasuruan


  Pancen je...........
  Kata geologist di BPLS, sebetulnya ada data subsurface di selatan Porong, 
yang dimiliki Pt. Kimia Farma untuk eksplorasi Yudium, tapi saat Kimia Farma 
ingin share dengan BPLS, kemudian BPLS minta data-data tersebut dibuka dan 
dikaji sama-sama; pihak Pt.Kimia Farma tidak mengijinkan. Blaikkk.....
  Jadi memang serba galau dan menyedihkan......, suasana sekarang di selatan 
Porong ini.........:) 

  Tapi, ada salah satu manager di pabrik tersebut, yang emosional..., kalau 
demikian goverment harus menjelaskan..........kepada kami tentang hal ini di 
wilayah Pasuruan/ Gempol dan sekitarnya........
  :)
  salam
  AGS

  Abdullatif Setyadi  wrote:
    Lho Mas Ismail, jawaban konseptual kan paling nyaman... Mirip dasar teori 
kalau nulis skripsi...
    Menurut peneliti terdahulu, biasanya bab tersebut ditulis paling awal, 
setelah itu lompat ke kesimpulan...
    Isinya ditulis dua tahun kemudian untuk mencocokkan dengan peneliti 
terdahulu dan kesimpulannya...:)

    ALS
    Biar gak terlalu serius


    ----- Original Message ----
    From: Ismail Zaini 

    To: iagi-net@iagi.or.id
    Sent: Thursday, August 9, 2007 11:05:13 AM
    Subject: Re: [iagi-net-l] ketakutan lumpur porong dan investasi industri di 
Pasuruan


    Memang serba sangat sulit , Investasi membutuhkan Kepastian , jawaban 
geologinya Konseptual.......jadi yo ramaido para  pengusahanya podo galau / 
bingung tsb.

    ISM

      ----- Original Message ----- 
      From: Agus Hendratno 
      To: iagi-net@iagi.or.id 
      Sent: Wednesday, August 08, 2007 1:51 AM
      Subject: [iagi-net-l] ketakutan lumpur porong dan investasi industri di 
Pasuruan


      dear all...

      kembali ke lumpur...
      akhir juli 2007 kemarin sekelompok pengusaha kawasan industri di Pasuruan 
- Gempol - Pandaan, melayangkan surat kepada Teknik Geologi UGM untuk meminta 
penjelasan terkait dengan bencana lumpur sidoarjo dan implikasinya terhadap 
investasi kawasan industri di wilayah Gempol - Pasuruan. Setelah melakukan 
berbagai komunikasi, akhirnya saya terbang ke Surabaya. Dari Surabaya ke 
Pasuruan, saya sengaja tidak lewat jalan arteri Porong (karena macetnya luar 
biasa pagi itu, untuk bisa sampai di Beji jam 9), namun saya nekat bermobil 
melalui tanggul lumpur yang masuk dari Sedati - terus ke Tanggulangin (melewati 
tanggul dikompleks Perumtas), akhirnya tembus di Gempol.  Sesampai di salah 
satu industri AC (PMA dari Jerman, tempat meeting dilakukan) 30 Juli 2007, 
langsung masuk ruang meeting. Saya bersama mas Sarju Winardi (yang dulu pernah 
turut tim lumpur, Juni 2006 lalu) dan mas Eddy Hartantyo (staf geofisika UGM). 

      Hampir sebagian besar, industri yang berada di selatan Porong, mulai 
kawasan Gempol - Beji - Pandaan - Bangil, adalah PMA (dari Eropa, Jepang, 
Amrik, juga Asean). Dari diskusi tersebut, muncul pertanyaan :
      1. adakah implikasi permukaan dan bawah permukaan, dari erupsi LUSI 
sampai ke kawasan industri tersebut (jarak dari pusat LUSI ke selatan adalah 10 
km).
      2. jika erupsi LUSI tidak bisa diatasi dengan segala teknologi yang ada,  
bagaimana kawasan industri  di selatang Porong ini akan berkembang. 
      Sebagai gambaran, sebagian industri di selatan Porong saat ini sudah 
melakukan relokasi ke wilayah Asean, wilayah Tuban-Lamongan-Gresik, juga 
Probolinggo (yang semuanya dekat dengan pantai, sebagai akses ekspor dan 
kemudahan transportasi). Selama musibah LUSI ini, beaya transportasi dari 
kawasan industri tersebut rata-rata naik sampai 40-50% dari beaya normalnya 
jika melalui tol Gempol - Surabaya. 

      Sebagian besar pengusaha juga sudah berkonsultasi dengan kadan jatim dan 
juga bupati Pasuruan, yang intinya diminta bertahan di kawasan tersebut atau 
relokasi yang bergeser ke arah Pasuruan - Probolinggo. Namun kegalauan dari 
pengusaha tersebut adalah sampai kapan ini usai dan kalau bertahan, apakah ada 
jaminan, relokasi tol yang akan datang aman dan resiko amblesan tanah; atau 
malah muncul lagi di pantura Pasuruan - Gempol???????

      Kami mencoba menjelaskan secara teoritis dan konseptual tentang mekanisme 
mud diapirik, mud vulkano, serta mekanisme yang memungkinkan dia bisa keluar 
dan erupsi. Wilayah industri di selatan Porong secara kasat mata, termasuk pada 
tepian zone Kendeng - transisi ke zone busur vulkanik (jajaran gunung 
Penanggungan - Tengger - Argopuro dst). Sehingga semakin ke arah selatan, akan 
sangat kecil kemungkinan terbentuknya rapid sedimentation shale dan juga basin 
yang makin dangkal bagi zone Kendeng di bagian tepi selatannya. Kami hanya 
melihat dari konsepnya van-Bemmelen dan perna lihat penampang seismik yang 
melewati BJP-1. Seandainya ada potensi mud dibawah wilayah Gempol - Pasuruan, 
maka asal tidak dijumpai zone lemah / struktur dangkal yang melewati wilayah 
itu. Jadi wilayah tersebut, sementara ini kami nyatakan aman (secara 
konseptual). 

      Secara permukaan, wilayah tersebut mempunyai topografi yang relatif makin 
meninggi ke arah selatan. Ketinggian topografi rata-rata dari kawasan tersebut 
adalah 40 - 50 m dpl. Di putaran Gempol, ketinggiannya 25 - 28 m dpl. Artinya, 
kalau LUSI ini terus keluar dan fungsi BPLS dalam mengelola dan mengendalikan 
luapan lumpur berjalan dengan optimal,maka implikasi permukaan lumpur, mustahil 
ke arah selatan. 

      Prediksi kami sejak juni 2006, bahwa luapan lusi, serta semburan baru 
dari sumur-sumur penduduk, dan tanggul-tanggul yang jebol, selalu pada sisi NW 
dari Watukosek fault system. Artinya dinamika bawah tanah cenderung melemah ke 
arah utara daripada selatan. Data geologi dan pengukuran yang dilakukan BPLS, 
menunjukkan trend demikian. Bahkan disisi timur dari patahan Watukosek, saat 
ini terjadi peninggian (yang dinamis), sementara sisi utara dan barat patahan 
Watukosek terus menurun dengan kecepatan 2 cm/day (pada ring terluar), data 
BPLS, Juli 2007. Kami sengaja kontak dengan teman geologist di BPLS sebelum 
meeting ini.
      Nah keputusan ada ditangan pengusaha dan pemerintah setempat, karena 
secara konseptual geologi wilayah tersebut kami berpendapat, aman. Kami 
menyarankan jika terpasaksa relokasi, maka wilayah gresik- lamongan - tuban 
dekat pantura dan pada tumpuan batugamping, adalah salah satu pilihan relokasi 
industri. 
      Anehnya, jika diminta surve bawah permukaan wilayah industri 
tersebut...yaa..terpaksa menggunakan metode AMT (audio magneto-teluric).
      Saya merasakan suasana meeting kemarin itu, betul-betul suasana yang 
memprihatinkan, karena beberapa industri akan memperluas kawasan dan produknya 
mengalami stagnan investasi, juga pikir-pikir ketidak-pastian relokasi tol (koq 
tidak segera dibangun dan didesain oleh pemerintah), jadi wait and see, saja. 
Keterlambatan transportasi barang pun, sudah menjadi super kendala yang 
memusingkan pelaku bisnis tersebut.

      Saya dengar, Huffco pernah punya penampang seismik di wilayah selatan 
porong, terutama di wilayah Gempol - Raci (pasuruan) ??? Karena juga ada kabar 
bahwa pt Kimia Farma, pernah drilling yudium di Raci (Gempol ke timur ke arah 
Bangil - Pasuruan), tapi saat drilling, musib LUSI muncul, lalu drilling di 
Raci tersebut didemo masyarakat untuk dihentikan. Kalau ada potensi Yudium di 
Raci berarti wilayah tersebut masih dalam basin yang related dengan Kendeng 
zone?

      Akhir, sementara meraka cukup apreciate mendapat diskusi tentang hal ini. 
Lha...balik ke Surabaya..., nekad melalui jl.arteri Porong. Rupanya dari Radio 
di mobil, pipa PDAM yang sejajar jalan Porong, pecah lagi. Maka, apes dan 
macetlah lagi dalam kubangan banjir air di sebelah barat pusat semburan LUSI..

      Akhirnya sampailah saya mampir sebentar ke Kantor BPLS di Sidoarjo, untuk 
ketemu kawan-kawan (pas lagi meeting); yang sedang "marah-marah"...entah dengan 
"siapa..." (top secret saja..), kepala BPLS juga sempat mengumpat..........., 
saya cuma mendengar dari luar ruang meeting saja. Karena kang Soffian Hadi 
(deputi operasional yang juga aktivis IAGI) lagi di Jakarta, maka saya sedikit 
mengcopy data-data dari staf geologist, lalu langsung pamit ke 
Surabaya.......runyam..tenan....masalahe.....

      pelan tapi pasti..., relokasi industri mulai terjadi di Gempol - 
Pasuruan.....

      salam, agus hendratno


          Internal Virus Database is out-of-date.
          Checked by AVG Free Edition. 
          Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.9.14/613 - Release Date: 
06/29/07 00:00




--------------------------------------------------------------------------
      Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.




----------------------------------------------------------------------------
    Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today! 




------------------------------------------------------------------------------
  Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

       
---------------------------------
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

Kirim email ke