Pak Natan,
Saya klarifikasi bahwa saya tak pernah mengeluarkan pernyataan "Bagi ahli
geologi, kejadian tersebut merupakan salah satu contoh tidak tepatnya perlakuan
manusia terhadap alam karena kurangnya pengetahuan terhadap kegeologian".
Saya juga tak pernah diwawancarai atau diminta klarifikasi oleh wartawan
penulis berita itu. Saya perkirakan wartawan tersebut duduk di ruang di mana
saya mempresentasikan paper Sangiran Dome and Home erectus di PIT IAGI kemarin
lalu melaporkan apa yang ingin ditulisnya tanpa meminta klarifikasi kepada saya.
IAGI dalam hal ini juga tak pernah mengeluarkan official statement dalam
pertemuan itu.
Soal LUSI, pendapat saya tetap konsisten bahwa jangan terburu-buru dan ngotot
menyalahkan drilling Banjar Panji-1 sebagai penyebabnya sebab belum tentu
benar, lihatlah pencetus-pencetus lainnya, bukankah kita sebagai geologist
dididik untuk menghormati ruang dan waktu ? Kalau ada kejadian yang secara
temporal dan spatial bisa berhubungan mengapa kita mengabaikannya ? Memang
penjelasan ini sulit sehingga dianggap orang mengada-ada. Tetapi harus
diketahui bahwa penjelasan yang mudah belum tentu benar.
Waktu Akuwu Tunggul Ametung terbunuh dengan sebuah keris tertancap di tubuhnya,
semua orang menyalahkan Kebo Ijo sebab sehari sebelumnya orang2 melihat bahwa
Kebo Ijo memamerkan dengan bangga keris itu dan mengakui sebagai miliknya. Ini
penjelasan yang mudah, tetapi salah bukan ?
Dan perlu diketahui semua orang bahwa dari dulu pun pendapat2 saya soal LUSI
tak berhubungan dengan membela siapa pun, saya tak membela institusi saya
(BPMIGAS), saya tak sedang membela Lapindo atau EMP, saya hanya sedang membela
apa yang saya pikirkan, analisis, dan kemukakan. Kalau saya berbeda pendapat
dengan opini umum, jangan ditafsirkan macam2.
Salam,
awang
-----Original Message-----
From: Nataniel Mangiwa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, September 01, 2008 12:45 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: [Oil&Gas] (NEWS) Potensi Gunung Lumpur
Membentang di Jaw
Saya hanya mengutip 2 point saja dari artikel yang diforward Pak OK, yang
artikel tsb sumbernya dari detik.com.
Both no 1&2, semua kata kuncinya adalah MANUSIA&MASYARAKAT -"tidak tepatnya
perlakuan manusia", dan "masyarakat melaksanakannya tanpa berbekal pengetahunan
geologi,".
Tapi bagaimana mungkin, official statement IAGI justru berbeda dengan
2 kutipan di atas (bukan Human Error)?
1. Bagi ahli geologi, kata dia (Staf Ahli geologi BP Migas Awang Harun
Satyana), kejadian tersebut merupakan salah satu contoh tidak tepatnya
perlakuan manusia terhadap alam karena kurangnya pengetahuan terhadap
kegeologian.
2.
"Pemerintah memberikan izin
eksplorasi, dan masyarakat melaksanakannya tanpa berbekal pengetahunan
geologi," ujarnya (Prof. Sukendar Asikin).
Salam,
Natan