Setiap terbang ke Surabaya atau Indonesia Timur saya selalu minta kursi paling
kanan (sisi selatan), dekat jendela. Tujuannya supaya dapat melihat
gunung-gunung di sepanjang penerbangan. Kalau cuaca sedang cerah dan
pemandangan sangat bagus, saya tidak segan-2 menunjukkan nama gunung-2 kepada
penumpang di sebelah. Biasanya mereka juga tertarik.
Bulan Juni yll ketika terbang ke Bali bersama ibunya Aditya, saya pun
"memamerkan" keindahan sekaligus menyebut nama-2 gunung tersebut. Waktu itu
cuaca bagus, dan pemandangan di bawah sana sungguh mentakjubkan. Begitu terbang
bbrp menit, nampak dua gunung biru di selatan sana...ini pasti Gede dan
Pengrango; sementara kumpulan gunung-2 di sebelah timurnya pasti Tangkubanprahu.
Kurang dari 10 menit kemudian nampak di sisi kanan sebuah gunung dengan kawah
yang hampir bundar, dengan asap putih mengepul. Inilah G.Ciremai di selatan
Cirebon.
Pesawat mulai masuk Jateng, dan di nun jauh selatan nampak gunung besar, agak
tambun, tertutup awan tipis. Inilah G.Slamet yang terletak di utara Purwokerto.
Semakin ke timur mulai nampak pegunungan Dieng, lalu dua gunung Sindoro dan
Sumbing. Sampai sekarang saya tidak tahu, kenapa puncak Sindoro berwarna hitam.
Mungkin terdiri dari batuan bersifat basa (?).
Tidak lama kemudian di ujung tenggara nampak dua gunung kembar. Saya sudah
sangat hafal. Yang besar adalah Merbabu, di baliknya yang lebih langsing dengan
asap putih mengepul adalah Merapi. Inilah gunung yang mempunyai banyak cerita.
Kata orang-2 tua di kampung saya (dulu) katanya di puncak Merapi ini berkumpul
para hantu dan jin karena terdesak oleh manusia. Tahun 1980 akhirnya saya
berhasil mendaki sampai di bibir kawah dengan diantar Slamet, anak SMP desa
Selo. Jam 02:00 mulai mendaki, jam 06:00 sampai di lembah yang disebut Pasar
Bubar. Kami istirahat, sarapan roti tawar dan abon, dengan air putih. Rasanya
lezat. Jauh di ujung timur Matahari mulai mncul dari balik gunung Lawu. Untuk
mencapai kawah utama kami mesti "menerobos" asap belerang, mungkin dari kawah
lama. Slamet meminta saya untuk menutup hidung dengan sapu tangan. Untuk dapat
melongok dasar kawah yang selalu mengeluarkan suara gemuruh, kami harus tiarap.
Kami tidak berani terlalu lama di sini karena sudah dipesan agar turun sebelum
tengah hari sebelum gas keluar. Setiap melintas jalan Yogya-Solo atau di
kampung, saya selalu menengok Merapi yang berdiri tengak dengan anggun: Saya
sudah sampai di puncakmu. Trimakasih, Slamet.
Ngarai luas segera nampak terbentang di sebelah timur gunung kembar ini.
Dataran Solo-Yogya nampak luas dan indah. Tidak aneh kalau di sini dipilih
untuk mendirikan kerajaan Mataram. Di sebelah timur berdiri sebuah gunung,
sendirian: Gunung Lawu. Tawangmangu dan Telaga Sarangan adalah tempat-2 indah
yang pertama kali saya kunjung menjelang remaja.
Ketika pesawat mulai masuk kawasan Jatim, nampak gunung sendirian, mungkin
gunung Wilis. Setelah itu, menjelang kota Surabaya, di bagian selatan nampak
kumpulan gunung, mestinya G.Welirang, Anjasmoro dan Arjuno. Selanjutnya gunung
yang saya nanti-2 nampak juga. Gunung dengan kaldera yang sangat luar, di
tengahnya ada gunung kecil yang terus mengepul mengeluarkan asap: Gunung Bromo.
Kaldera yang luas itu saya pandangi dengan takjub karena saya pernah
melintasinya, sendirian. Dari sisi utara ke selatan sampai Ranu ... dan desa
Ngadas-Gubuk Klakah, perlu waktu 4 jam. Tadinya mau bareng dengan anak muda
dari Kanada, rupanya dia sudah berjalan duluan. Di tengah kaldera yang indah
dan sepi-damai, saya bertemu tiga ibu yang baru pulang dari pasar, dan dua
bapak pencari rumput. Padang pasir yang luas dengan grumbul-2 dan perdu pendek
berbunga kuning sungguh pemandangan yang indah. Untuk memecah kesepian, saya
berteriak-teriak sendiri. Belakangan saya suka berpikir: Pasti Pak Andang,
ketika remaja suka berpetualang ke tempat ini bersama teman-temannya....Suatu
hari nanti saya akan ajak Aditya untuk "napak tilas" menyeberangi Kaldera
Bromo:)
Ketika pesawat bergerak ke timur, masih nampak beberapa gunung. Mungkin
gunung-2 Argupuro, Raung dan Merapi yang terletak di utara Banyuwangi karena di
ujung timur sudah nampak pulau Bali.
Untung ketika masih SR (Sekolah Rakyat) saya gemar pelajaran Ilmu Bumi, dan
mempunyai kesempatan untuk menikmati gunung-2 di P.Jawa yang indah.
Salam hangat,
sugeng