Pak Purna, Terima kasih atas infonya, menarik sekali dan mungkin bisa menjadi pelajaran. Kelihatannya pendapat Gioacchino Giuliani tak diakui para ahli gempa lain dan lembaga profesional yang ada sampai gempa yang diramalkannya benar2 terjadi. Menarik kiranya untuk mengetahui bagaimana reaksi para ahli gempa yang semula menolak pendapat Giulani. Gempa yang kemarin sebenarnya didahului juga oleh semacam foreshock (?) yang terjadi pada Minggu malam 5 April 2009 pukul 22.20 dengan magnitude 4.6 tetapi terjadi lebih ke utaranya dan lebih dalam pusatnya (28 km). salam, awang
--- On Tue, 4/7/09, Purna Sulastya Putra <pspu...@yahoo.com> wrote: From: Purna Sulastya Putra <pspu...@yahoo.com> Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa L'Aquila, Italia Tengah 6 April 2009 To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, April 7, 2009, 9:04 AM Terima kasih ulasannya Pak Awang... Ternyata katanya gempa itu sudah diprediksi ya?? Tp yg memprediksi malah dituduh menyebarkan kepanikan.. Bgmn nih? Sumber beritanya dr link di bawah ini Salam, Purna http://www.alertnet.org/thenews/newsdesk/L6566682.htm Italy muzzled scientist who foresaw quake 06 Apr 2009 11:22:00 GMT Source: Reuters By Gavin Jones ROME, April 6 (Reuters) - An Italian scientist predicted a major earthquake around L'Aquila weeks before disaster struck the city on Monday, killing dozens of people, but was reported to authorities for spreading panic among the population. The first tremors in the region were felt in mid-January and continued at regular intervals, creating mounting alarm in the medieval city, about 100 km (60 miles) east of Rome. Vans with loudspeakers had driven around the town a month ago telling locals to evacuate their houses after seismologist Gioacchino Giuliani predicted a large quake was on the way, prompting the mayor's anger. Giuliani, who based his forecast on concentrations of radon gas around seismically active areas, was reported to police for "spreading alarm" and was forced to remove his findings from the Internet. Italy's Civil Protection agency held a meeting of the Major Risks Committee, grouping scientists charged with assessing such risks, in L'Aquila on March 31 to reassure the townspeople. "The tremors being felt by the population are part of a typical sequence ... (which is) absolutely normal in a seismic area like the one around L'Aquila," the civil protection agency said in a statement on the eve of that meeting. "It is useful to underline that it is not in any way possible to predict an earthquake," it said, adding that the agency saw no reason for alarm but was nonetheless effecting "continuous monitoring and attention". As the media asked questions about the authorities' alleged failure to safeguard the population ahead of the quake, the head of the National Geophysics Institute dismissed Giuliani's predictions. "Every time there is an earthquake there are people who claim to have predicted it," he said. "As far as I know nobody predicted this earthquake with precision. It is not possible to predict earthquakes." Enzo Boschi said the real problem for Italy was a long-standing failure to take proper precautions despite a history of tragic quakes. "We have earthquakes but then we forget and do nothing. It's not in our culture to take precautions or build in an appropriate way in areas where there could be strong earthquakes," he said. --- On Tue, 4/7/09, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote: From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> Subject: [iagi-net-l] Gempa L'Aquila, Italia Tengah 6 April 2009 To: "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>, "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>, "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> Date: Tuesday, April 7, 2009, 8:41 AM Senin 6 April 2009 pukul 03.32 waktu setempat (08.32 WIB) sebuah gempa berkekuatan 6.3 Mw (data USGS) membangunkan penduduk kota L'Aquila, Italia Tengah, yang tengah lelap tertidur. Serentak, sekitar 10.000 bangunan runtuh, menewaskan 150 orang dan melukai 1500 orang (data kerusakan gedung dan korban berdasarkan USGS). Tak lama setelah itu, ribuan orang memenuhi jalan-jalan di kota berjarak 90 km sebelah timurlaut kota Roma itu, lari pada subuh yang masih dingin dan gelap menghindari bangunan-bangunan yang mungkin akan segera runtuh oleh getaran susulan. Bisa dibayangkan kengerian yang terjadi kemarin subuh itu. Gempa ini, berdasarkan USGS centroid moment tensor solution, berasal dari suatu patahan normal berarah 337 deg NE dengan kemiringan 42 deg. Plotting lokasi episentrum pada peta tektonik Italia menunjukkan bahwa gempa dengan kedalaman 10 km ini (data USGS sementara) berlokasi di bagian tengah Pegunungan Apennina, sebuah jalur pegunungan yang membujur BL-Tenggara di seluruh wilayah Italia, dari Teluk Taranto di Italia selatan sampai tepi selatan Cekungan Po di Italia utara. Dapat dilihat, bahwa jurus pematahan penyebab gempa ini sejajar dengan jalur Pegunungan Apennina. Secara geologi, Pegunungan Apennina adalah kompleks akresi (mungkin melange) hasil subduksi kerak samudera di sebelah timur Italia. Secara tektonik regional, wilayah di sekitar Laut Tengah ini, meskipun kecil, sangat kompleks. Ada subduksi lempeng kecil Adriatik di bawah jalur Apennina dari timur ke barat - poisis subduksi di bawah Laut Adriatik, ada benturan skala benua antara Lempeng Afrika dan Eurasia yang membangun Pegunungan Alpina di sebelah utara Italia, kemudian ada juga pembukaan cekungan Tyrrhenia di sebelah barat Italia. Dapat dianalisis lebih jauh apakah pembukaan kerak Tyrrhenia ini sebagai akibat benturan Afrika dan Eurasia di utara - sebagai respon escape tectonics; atau sebagai back-arc spreading oleh subduksi lempeng mikro Adriatik. Pengepungan wilayah Italia oleh kompleks tektonik yang berlainan ini (subduksi, collision, dan pembukaan kerak) telah menghasilkan berbagai tectonic styles yang rumit di wilayah Italia maupun Laut Tengah bagian tengah. Gempa L'Aquila 6 April kemarin berhubungan dengan suatu patahan normal akibat regangan barat-timur yang memang mendominasi hampir seluruh jalur Pegunungan Apennina. Regangan ini sebagai akibat respon terhadap pembukaan kerak cekungan Tyrrhenia di sebelah barat Italia yang membuka lebih cepat dibandingkan dengan kompresi antara Afrika dan Eurasia. Menurut catatan USGS, wilayah Apennina bagian tengah ini, tempat gempa kemarin terjadi, telah mengalamai beberapa kejadian gempa penting. Korban terbesar tercatat pada tahun 1980, ketika sebuah gempa besar >7.0 Mw menggoyang wiayah Irpiona pada 23 November, menewaskan 2570 orang, melukai 8850 orang, dan membuat 30.000 orang menjadi pengungsi. Gempa sebenarnya hanyalah reaksi atas suatu aksi regangan, gesekan atau desakan di antara kerak-kerak batuan di bawah permukaan Bumi. Tetapi, saat gaya gempa menggoyang kuat permukaan tanah di mana di atasnya hidup manusia dan pemukimannya, ceritanya menjadi lain. salam, awang