Salam,

Ulasan manager dari mas Roviky, Mas Oki, dan banyak orang lain, 
amatlah menarik. Kelanjutan ulasannya versi mas salam, sbb:

Manager adalah mengatur, memimpin, mengarahkan (direct-or, di-Rektor), 
memberikan servis. Tiap orang adalah manager. Suatu manager, akan di bawah 
suatu manager lain. Karena manager juga memberikan servis, maka seseorang 
manager juga menjadi anak buah dari bawahannya. Seseorang bisa bilang dalam 
hatinya atas kepada atasannya: "Tolong nih di atur departemen, perusahaan, 
negara, biar saya tak repot mikir, dan ku ingin mikir yang lain saja, yang enak 
bagi saya, untuk menjadikan hal yang besar". 

Ilmu alam membanjiri tiap orang. Hanya sedikit ilmu alam yang bisa di raih 
seorang manusia. Tiap orang, apapun pekerjaannya, ya dengan observasi, analisa, 
sintesa gabungkan semua observasi dari semua yang telah masuk dalam tulang 
kepalanya (hobitus, bhs Latin). Ada ilmu mathematik, fisika, geology, sosial, 
politik, ekonomi, bisnis planning, kedokteran, psikologi, dan semua logi-logi 
lain. Ilmu se-alamnya (ku singkat menjadi salam) dari masing-masng orang di 
pakai untuk menjadi kearifan seseorang.  

Setiap orang mencari ilmu, agar lebih bisa membuat keputusan yang lebih arif. 
Mereka setelah mencari ilmu, maka mencari pekerjaan, mencari masalah, untuk di 
pecahkan, menyelesaikan teka-teki data observasi, pusle, jigsaw. Alam amat 
arif, ideal, selalu menyediakan hal yang masih bisa di perbaiki. Kalau tak ada 
masalah lagi, semua orang  menjadi pengangguran. Bersyukurlah bila mendapat 
(tugas menyelesaikan) masalah. 

Semakin tinggi yang di gathuk-gathukkan (sintesa), maka umumnya semakin tinggi 
"rewardnya", gajinya, tangible-intangible yang di dapatnya, dampak kebaikan 
kepada alamnya. Mengajarkan ilmu adalah membuat banyak orang untuk bisa 
menghasilkan uang. Uang yang di dapatkannya bisa lebih banyak dari pada yang di 
hasilkan seseeorang direktur, presiden, VP, suatu perusahaan. 

Seorang geologis, menemukan ladang minyak, misal Minas (di ikuti ladang-ladang 
lain di CSB, juga se Indonesia), yang di CSB menjadikankan sebuah kota amat 
besar yakni Pekanbaru, serta kota-kota satelitnya. Penemuan ladang minyak 
di Kalimantan timur, membuat kota Balikpapan, juga kota-kota satelitnya. 
Besarkan yang di buat geologist? Tidak kecilkan peranan geologistnya ?  Kalau 
geologis menjadi VP, bisa tak sebanyak ladang minyak yang bisa di dapatkan. 

Politik adalah cara mencapai tujuan. Semua orang bertujuan. Semua orang adalah 
politikus.  Hukum adalah pakem-pakem suatu hal di alam atas simpulan observasi, 
gathuk-gathukan. Pemakaian hukum tanpa unsur se-alam, akan menabrak hukum-hukum 
alam yang amat arif menuju keselamatan. Yang tak arif akan terlindas sejarah, 
di kenang hal tidak baiknya. Yang arif akan di kenang atas keharuman namanya. 

Semua benda adalah bisa di buat menjadi alat. Manusia, geologist, geophysicist, 
fisikawan,  ya semuanya, akan bisa di peralat. Janganlah mau di peralat. 
Buatlah suatu yang besar manfaatnya bagi umat, sebisanya.  

Menukik ke judul " Geologist ngga bisa jadi manajer !". 
Di jawab mas salam: Geolgist adalah nggak bisa menghindari untuk tidak sebagai 
manager ! Geologist adalah manager. Hasilnya bisa lebih besar dari pada hasil 
manager-manager (VP) suatu perusahaan (minyaknya). Setiap orang janganlah tidak 
berfikir sebagai manager. Setiap orang adalah "kalifatullah".

Apa memang begitu ? Hayooooooo.......?

Itu dulu ach....

Salam,
Maryanto. 

________________________________
From: oki musakti <geo_musa...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Sat, May 1, 2010 4:48:32 PM
Subject: Re: Fw: Re: [iagi-net-l] Geologist ngga bisa jadi manajer !

Dari dulu saya berpendapat bahwa geologist, karena merupakan ilmu yang 
observation and synthethizing based dari sononya akan cenderung telat 
berkembang ketimbang mereka yang punya ilmu exact dan math based sebagaimana 
para engineer.
Untuk bisa mencapai tingkat seperti seorang Henry Posamentier, misalnya perlu 
waktu begitu lama, lihat begitu banyak singkapan dan core, mengerjakan bermacam 
project di bermacam setting dan itu semua butuh waktu. Untuk waktu yang sama, 
seorang engineer (yang bekerja di migas) sudah bisa rotasi di berbagai 
department, dari simulasi, petrophysic, operation, production dll. Tentunya 
merekalah yang punya peluang lebih besar untuk terpilih menjadi team leader, 
subsurface manajer, Ops VP dan seterusnya.
Ini kasus untuk mereka yang tinggal di khittah nya sebagai classical practising 
geologist. Tentunya beda untuk mereka yang sejak awal sudah awal merambah ke 
bidang geo-business, geo-management apalagi geo-politik alias geo-Parpol. dan 
geo-aktivis.
maa'salamaOki

--- On Sat, 1/5/10, Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com> wrote:

From: Franciscus B Sinartio <fbsinar...@yahoo.com>
Subject: Re: Fw: Re: [iagi-net-l] Geologist ngga bisa jadi manajer !
To: iagi-net@iagi.or.id
Received: Saturday, 1 May, 2010, 4:10 PM

dan ada beberapa orang lagi misalnya Marlan Downey dari ARCO.
tetapi memang secara statistik lebih banyak manager )selain manager Geology dan 
eksplorasi) yang bukan berasal dari pendidikan geology

mungkin ini tidak ada hubungannya dengan kemampuan,  tetapi dengan minat nya.
karena biasanya geologist yang sudah senang mengutak ngatik teka teki )jigsaw 
puzzle) dari bumi biasanya tidak akan perduli lagi dengan managerial ladder.

fbs


---------------------------------



      

Kirim email ke