(Di coba lagi kirim setelah gagal pada 13/8/10)
________________________________ From: Maryanto <maryan...@yahoo.com> To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia <fo...@hagi.or.id>; IAGI <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Fri, August 13, 2010 10:22:02 PM Subject: Re: [Forum-HAGI] Dew Point (titik embun) dan hujan : [Tanya] Salam, Amat menarik diskusinya. Banyak yang benar. Siklus Masmar Salam, perlihatkan global warming, pemanasan global sejak th 1889 hingga kini, masih mengikuti Kalender Salam. Besarnya adalah 7/1000 derajad Celcius pertahun. Di dalamnya ada siklus sinusoidal, memanas sejak 1889, minimum 1913, zc "zecrocross"1934, maximum 1952, zc 1969, min 1983, zc 2004, akan maximum pada 2022, lalu menurun, dst. Amplitudo sekitar 0.02 derajad saja. Pada Kalender salam itu, ketika memanas, maka kelembaman "humidity" berkebalikan angka, yakni menurun. Bila temperatur mendingin, kelembaman naik. Hujan, sesuai dengan humiditi itu positif-negatifnya. Curah hujan (DAS Citarum, 1950-2000), adalah 1000 mm pada 1969, 5000 mm pada 1983, 1000 mm pada 2004, dan akan menurun, bisa negatif pada separo 70 th (2004-2039). Pemanasan global itu, 0,007 derajad Celcius pertahun, tidaklah significant di banding siklus pemanasan-pendinginan Pereode Salam Minor 9setahun, sebulan, seminggu, dan sehari. Sehari, panas di indonesia, bisa 32 derajd di siang, 18 derajad di waktu malam, alias 14 derajad simpangan per hari. Dimana pemanasan globala hanya 7/1000/365 derajad perhari. Amat kecilkan relatif dengan 14 derajad beda temperatur sehari itu ? Kecepatan perubahan temperatur itu, adalah funsi cosinus versus waktunya. Sedangkan hujan, banjir, sebagai fungsi tangen-cotangen sepanjang waktunya.Fungsi SABAR "Sequence algorithm Beauty Among Realities", tunjukkan satu sequence 7x10^n annum, maka ada 10 parasequence berpereode 7x10^(n-1) annum. Dalam 70 th, ada 10 parasequnce 7 tahunan. Sinusoidalnya, ada 4 titik seperempatan pereode: zcu, salamax, zcd, salamin, lalu zcu. Cosinusnya, adalah max positif pada zcu, nol pada salamax, max negatif pada zcd, nol pada salamin, lalu max positif pada zcu. Tangennya, yakni sin/cos: nol pada zcu, tak berhingga pada salamax, nol pada zcd, takberhingga negatif pada salamin, lalu nol pada zcu. Curah hujan nadanya amat ekstrim pada tak berhingga tadi. Banjir, adalah fungsi banyaknya curah hujan dengan jalur air, sungainya. Pada 2004-2039, curah hujan rendah. Maka banyak jalur air, sungai, di buat bangunan, perumahan, Banjir ternyata terjadi pada masa itu. Parasequence 2004-2011, adalah dimana dekat setelah zcd 004. adalah kecepatan yang paling tinggi perubahannya. Itulah, siklus minor salam, amat berpengaruh. Adalah terutama di empat titik seperempatan tadi. Orang bilang: ini karena perubahan global. Salamology bilang: perubahan adalah selalu ada, di setiap waktu, tak terkecuali sekarang atau dulu, atau akan datang. Perubahan kecepatan besar, memang terjadi untuk 2004-2011 tadi. Ini juga terjadi gempa terbanyak di Indonesia, sepanjang 70 th durasi waktu ini. Dan telah banyak dan besar juga jumlah gempanya di indonesia pada th-th 70 th lalu ; 1930-1940, 1860-1870. Curah hujan hanya sekitar 210 km dari pantai, dan benua dengan luas lebih besar dari itu, akan ada gurunnya, tak ada atausedikit hujannya. Gurun, adalah daerah dengan panas yang lebih tinggi (di banding yang bukan gurun, pantai misalnya). Titik embun, adalah 0 derajad, pada tekanan udara 1 atm. Tekanan atmosfer merendah kalau semakin tinggi prmukaan. Level air adalah 4500 m(~14500 ft) dari muka laut. Diatas 4500 m, tak ada air, tak ada hujan, tak ada tanaman hidup. Besar temperatur vs ketinggian, sepertinya sinusoidal untuk 7x10^n meter dan kwadrat tingginya. Comment-191 pada forum-ediscuss di salamology.wordpress.com, mungkin menjelaskan kaitannya dengan lainnya. http://salamology.wordpress.com/forum-discuss/#comment-191 Tapi, mesti ada erornya lho, karakter el nino-la nina, bersiklus 10-11 th, nadanya amat significant pengaruhnya, pengaruhi Kalender Salam itu. Yah, begitu baru tingkat ilmu si mas salam. Wass, Maryanto. ________________________________ From: annisa joenoes <annisa_joen...@windowslive.com> To: fo...@hagi.or.id Sent: Thu, August 12, 2010 11:37:53 PM Subject: Re: [Forum-HAGI] Dew Point (titik embun) dan hujan : [Tanya] jawaban yang ga awam2 banget: suhu panas itu menyebabkan semakin banyak uap air yang berada di atmosfer. sehingga menyebabkan makin banyak awan. kalo makin banyak awan berarti akan semakin abnyak hujan. sekian ________________________________ Date: Fri, 13 Aug 2010 08:38:38 +0700 From: rovi...@gmail.com To: fo...@hagi.or.id Subject: [Forum-HAGI] Dew Point (titik embun) dan hujan : [Tanya] Buat teman-teman Geofisika (Meteorologi), ada beberapa pertanyaan dari seseorang tetapi saya tidak bisa menjawab, mohon pencerahannya. Pertanyaan sederhananya "Mengapa suhu semakin panas tetapi diikuti hujan semakin banyak ? Tidak hanya Indonesia tetapi juga Pakistan dan China" Yang saya tahu hujan dipicu oleh "dew point" (titik embun). Biasanya suhu yang turun akan menyebabkan pengembunan uap air, seperti kondisi di pagi hari. Tetapi kenapa saat ini suhunya meningkat kok malah banyak hujan ? Ada yang bisa menjelaskan dengan bahasa awam ? RDP ---------- Forwarded message ---------- From: Djuni Pristiyanto <belink2...@yahoo.com.sg> Date: 2010/8/12 Subject: [bencana] Pakar PBB: Pemanasan Global Kian Merajalela To: MBencana <benc...@googlegroups.com>, MLingkungan <lingkun...@yahoogroups.com> Pakar PBB: Pemanasan Global Kian Merajalela Perubahan iklim yang dramatis bisa tampak secara nyata Rabu, 11 Agustus 2010, 15:47 WIB Renne R.A Kawilarang, Harriska Farida Adiati Lokasi tanah longsor di suatu kota di Provinsi Gansu, China (AP Photo) VIVAnews - Bencana banjir di Pakistan, kebakaran hutan di Rusia, serta tanah longsor di China dalam beberapa pekan terakhir merupakan bukti bahwa prediksi pemanasan global sangat tepat. Para pakar iklim dan cuaca dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sejumlah universitas berbagai negara mengatakan, peristiwa-peristiwa ekstrim cuaca belakangan ini membuktikan bahwa pemanasan global sedang terjadi. Jean-Pascal van Ypersele, wakil presiden badan PBB yang memonitor pemanasan global - Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) - mengatakan bahwa pola-pola cuaca dramatis ini konsisten dengan perubahan iklim yang ditimbulkan oleh manusia. "Ini adalah peristiwa-peristiwa yang muncul kembali dan makin intensif di tengah iklim yang terganggu efek rumah kaca," kata Ypersele seperti dikutip dari laman harian Telegraph, Selasa, 10 Agustus 2010. "Peristiwa ekstrim seperti ini merupakan salah satu contoh di mana perubahan iklim yang dramatis bisa tampak secara nyata," lanjut Ypersele. Profesor Andrew Watson, pakar iklim dari University of East Anglia, yang tahun lalu terlibat skandal 'climategate', mengatakan bahwa peristiwa ekstrim cuaca ini sesuai seperti laporan IPCC dan sama seperti yang diyakini 99 persen akan terjadi oleh para ilmuwan "Saya sangat yakin bahwa meningkatnya frekuensi peristiwa semacam ini di tengah musim panas dalam beberapa dekade terakhir terkait dengan perubahan iklim," kata Watson. PBB telah menyatakan bahwa banjir di Pakistan merupakan krisis kemanusiaan terbesar dalam sejarah dengan 13,8 juta orang terkena dampak banjir dan 1.600 orang tewas. Bencana banjir Pakistan ini merupakan bencana yang lebih buruk dibanding tsunami di Asia Selatan dan gempa bumi di Kashmir dan Haiti. Bencana tersebut dipicu oleh badai berkekuatan besar yang juga menyebabkan banjir di China dan gelombang panas berkepanjangan di Rusia. Banjir Pakistan terjadi pasca banjir di Prancis dan Eropa Timur yang menewaskan lebih dari 30 orang sepanjang musim panas lalu. • VIVAnews http://dunia.vivanews.com/news/read/170413-pakar-pbb--pemanasan-global-kian-merajalela