Info aja, saat ini om Danny Hilman on air di i-radio fm89,6 Jakarta... Sent from my deep hart
On Feb 13, 2012, at 8:11 AM, "Bandono Salim" <bandon...@gmail.com> wrote: > Kalau soal lurus meluruskan kan tidak harus pakai ilmu kesaktian. Diincar > saja pakai mata sama tiang, seperti kita waktu belajar pasing kompas. > Powered by Telkomsel BlackBerry® > From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> > Date: Mon, 13 Feb 2012 07:17:24 +0700 > To: <iagi-net@iagi.or.id> > ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> > Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ? > > Terimakasih Mas David, ... Ilmu baru. > > Saya bisa menerima argumen serta cara berpikir hal ini. Jadi kalau di Situs > Megalitik di Gunung Padang yg konon ditemukan "alat musik" apakah > diinterpretasikan sebagai alat jaman megalitik ataukah itu peninggalan jaman > yang lebih moderen ? > Memang logika manusia yang menggunakan peninggalan jaman dulu sering kita > jumlai. Misalnya Borobudur yang hingga saat ini masih dipergunakan sebagai > tempat pemujaan. Tentunya bila ada sendok tercecer di Borobudur tidak > diinterpretasikan bahwa jaman dinasty Syailendra sudah makan dengan sendok > garpu kan ? > > Namun berbeda dengan diketahuinya pelurusan Borobudur-Pawon-Mendut saat ini. > Barangkali memang mereka saat membangunnya sudah menggunakan "ilmu kanuragan" > (kesaktian) sehingga mampu membuat pelurusan ini. Atau bisa jadi kebetulan > saja (cmiiw) >