Sukur pa D bisa menggabung geokronology, dgn arkeologi. Memang perkembangan jaman batu bisa bertumpuk dengan jaman skarang. Buktinya masyarakat jaman batu di irian/papua ktm dengan manusia modern. Mohon dpt dipahami. Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> Date: Sat, 3 Mar 2012 08:54:00 To: IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; geologi...@googlegroups.com<geologi...@googlegroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: [iagi-net-l] Re: History time line Imajinasi liar saya seringkali muncul ketika melihat sebuah time line seperti itu. Selama ini kita mengatakan bahwa GeoArkeologi diterjemahkan sebagai bantuan ilmu geologi dalam pekerjaan arkeologi. Diantaranya yang paling utama adalah "dating" penentuan umur. Namun ketika arkeologi atau sejarah digambarkan sebagai sebuah time line dimana geologist sudah semestinya mengerti dunia 4 dimensi akan mampu "berinteraksi" dengan ilmu arkeologi. Jadi bukan hanya sekdar sebagai membantu tetapi justru memasukkan teori, kaidah serta hukum-hukum geologi kedalamnya. Tidak hanya sekedar carbon dating, tidak hanya sekdar GPR, dan juga bukan hanya Geolistrik saja untuk emengaplikasikan GeoArkeologi. Litho vs chrono Dalam ilmu geologi atau stratigrafi kita mengenal konsep korelasi dengan menggunakan kaidah lithostratigrafi dan chronostratigrafi, keduanya jelas sangat berbeda namun memiliki manfaat yang khusus ketika diunakan. Pendekatananya berbeda, hasilnya berbeda dan implikasinyapun pasti akan berbeda ketika menjelaskan " sejarah geologi". Menguhubungkan atau mengkorelasikan jbatuan atau fasies "sejenis" berbeda dengan menghubungkan batuan yang "seumur". Demikian juga dalam ilmu sejarah arkeologi atau atntropologi. Yang disebut denga Megalithik, bukan sebuah nama umur atau zaman. Megalithik dapat juga berarti budaya, budaya manusia dimana memanfaatkan batu batuan alam, atau mungkin bahkan bentukan alam yg berhubungan dengan alam (cmiiw). Sehingga ketika kita menemukan situs megalithik tidak mungkin serta merta mengatakan bahwa situs itu berusia ribuan tahun. Situs Machu Pichu dikenal sebagai situs megalitik, namun diperkirakan dibangunn abad ke 15 oleh Inca. Sebelum kolonialisme menyebar. Padahal abad 8 pun Indonesia sudah mampu membuat candi megah Borobudur. Bahkan budaya megalith masih juga dapat dijumpai hingga sekarang. Jadi jangan hanya berpikir GeoArkeologi akan berperan dalam hal timing atau dating situs dan pengenalam bawah permukaannya saja. Kalau geolog mengajari sekuence stratigrafi dan bahkan konsep geologi moderen lainnya tentusaja arkeologi akan berkembang. Salam whik en Rdp "halllah whik en kok serius" On Saturday, March 3, 2012, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> wrote: > Bagi seorang "visual" seperti saya, mengerti atau memandang dunia dengan gambar lebih memudahkan ketimbang membaca text ataupun dijelaskan dengan perkataan yg mudah bagi si "auditory". Sejarah yg digambarkan seperti ini memudahkan seorang "visual" seperti saya utk memahaminya. > Sejarah dalam gambar ini memperlihatkan seolah-olah sejarah dunia manusia "dimulai" dan didominasi dari Eropa. Apakah benar ? Mungkin saja tidak, ini menjadi demikian karena dibuat dan digali oleh orang-orang Eropa. Sehingga Eropa terlihat "penuh". > Sejarah Indonesia tidak atau sedikit saja, karena "penggali" sejarahnya yg kurang. > Seandainya saja ada arkeolog yg berkenan membuat "peta perjalanan" sejarah dalam sebuah "time line". > > Mimpi mode on. > > Rdp > > -- > "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari" > -- *"Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"*