Tapi pak Noor,

Saya melihat beberapa perusahaan baru di bidang oil&gas dari Malaysia seperti 
perusahaan hiburan Genting (genting oil) dpt discovery di West natuna dan 
Kasuari, Maxis perusahaan telekom Malaysia memegang Lhokseumawe block lengkap 
dgn 3D sudah mengidentifikasi reef yg dulu belum terlihat jelas, 3Menergy di 
daerah Banten, RanHill kontraktor bangunan ternama pegang blok di Jawa Barat 
dan banyak lagi.
Umumnya mereka itu pemain baru di migas yg ditemani oleh 3-5 tenaga G n G saja, 
dimana G n G itu berani menjual concept pada CEO tentang Oil/gas entah itu cuma 
sementara artinya setelah itu Farm-out atau kalau menguntungkan sekali akan 
terus dgn POD.

Saya yakin sudah banyak G n G kita terlibat secara individu dalam mengusulkan 
konsep konsep baru tersebut kepada perusahaan padat modal, karena 
ide/konsep/methoda yang kita punya ngak akan pernah terwujud tanpa modal yang 
cukup. Indonesia masih tetap menarik utk di explore, hanya dengan 1-2 jt $ 
signature bonus + komitmentnya, total paling 100-150jt$ (deep water or remote 
area). Bandingkan di West Africa (angola) yang minta signature bonusnya 700-900 
jt$.
India tahun lalu melakukan survey detail kembali atas Khrisna Basin? Dgn 
gabungan gravity+ aeromag+EM. Apakah kita perlu mengsurvey ulang detail SSB, 
CSB dan NSB? apakah kita sudah yakin Yet to Find number sekarang ini sudah 
valid?

EGS...

Sent from my iPad

On Mar 16, 2012, at 20:40, noor syarifuddin <noorsyarifud...@yahoo.com> wrote:

> ADB,
>  
> ...bukan takut dengan bayangan atau menakut-nakuti...tapi yang saya kuatirkan 
> adalah kita larut dalam angan-angan atau bayangan kita sendiri bahwa negara 
> kita masih seperti yang sampeyan sebutkani tu....
> coba perhatikan trend yang ada saja....sekarang ini untuk minta duit buat 
> eksplorasi di Indonesia sudah semakin susah...... dan ini bisa kita lihat dgn 
> menurunnya aktifitas eksplorasi di tahun-tahun terakhir....sudah sekian tahun 
> kita paceklik penemuan yang signifikan...
>  
> kalau dibandingkan dengan tempat yang disebut, ya sampeyan membandingkan 
> dengan kondisi Indonesia 50 tahun yl...:-) kita harus jujur mengakui bahwa 
> kondisi sekarang berbeda.. dan itu ada konsekuensinya.
> saya juga nggak yakin bahwa dibaik-baiki pun para kakap ini mau balik ke 
> Indonesia....ini terbukti dengan insentif-insentif yang diberikan: deep 
> water, frontier dll.....berapa banyak yang masuk?
> dan saya kira dengan rentetan ketidakberhasilan kampanye pengeboran deep 
> water di selat makassar dan di Indonesia Timur, maka kita semakin kehilangan 
> momentum......
>  
>  
>  
> salam,
> 
> --- On Fri, 3/16/12, andangbacht...@yahoo.com <andangbacht...@yahoo.com> 
> wrote:
> 
> From: andangbacht...@yahoo.com <andangbacht...@yahoo.com>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Optimalkan Ikhtiar untuk Explorasi Migas (RE : 
> Apakah ini gawat? Cadangan minyak kita 4 milyar bbl)
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, March 16, 2012, 6:24 AM
> 
> Konco2 IAGI, seringkali kita ketakutan dengan bayangan yg kita ciptakan 
> sendiri, yg sebenarnya juga diojok-ojok-i oleh provokasi kapitalis 
> (multi)-nasional companies, bhw: kalau regulasi kita tdk berbaik2 dg para 
> pemain besar yg punya investasi, maka mrk akan hengkang pergi, eksplorasi 
> eksploitasi jadi sepi, pembangunan mandegh berhenti. 
> 
> Nah, sekarang mari kita coba sedikit mengubah paradigma cara pandang - cara 
> pikir terkait dg situasi ini dg melihat: seberapapun sulitnya kondisi - di 
> Venezuela, Brazil, Nigeria, Libya, Irak, Iran, Arab saudi; kalau barangnya 
> bagus, tetap saja kakap2 bakal mencari!! Mau perang, mau diktator, mau 
> nasionalisasi, teteup saja yg namanya modal investasi kapitalis sejati 
> lengkeeet terus gak mau pergi2. Memang sih, kadang2 ngambek, menggertak - 
> bluffing - dg memperkarakan itu ini ke mahkamah internasional dsb (dan kita 
> u/Karahabodas punya pengalaman yg perih soal ini), tapi itu semua kan bisa 
> disiasati. Apa gunanya lawyer2 migas kita yg hebat2 selama ini (jangan pula 
> kita harapkan Poltak dan Paris turun tangan: ngisin2i).
> 
> Nah: ayo kita bikin barang kita semenarik Tupi, seheboh Gn Padang, seraksasa 
> Cepu, segemulai Semai, se-eksotik Bach Ho!! Kita lakukan sendiri, tdk perlu 
> musti tergantung org2 luar negeri. Kalau mau, kita mampu! Masih puluhan 
> cekungan tak terdelineasi, masih puluhan play tak dicermati, masih miliaran 
> cadangan tak terdeteksi.
> 
> Kalau sudah ada selintas indikasi2, spec2 survei yg membesarkan hati, dan 
> tetap saja tdk ada yg meminati: malah bagus: kerjakan saja dg kemampuan 
> sendiri: sampai nanti discovery-discovery akan membuat kakap2 besar itu tak 
> akan memandang sebelah mata ke kita lagi. 
> 
> Mari kita ciptakan kakap2 investasi kita sendiri, berdiri di atas kaki 
> sendiri: memerdekakan kedaulatan energi!!!
> 
> Itu dia: Pak Agung Pamuji sudah kasi contoh MULAI!!!
> 
> 
> ADB
> Arema ex Stema
> IAGI 0800
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> From: "Agung Pamudji Widodo" <apwid...@patranusa.com>
> Date: Fri, 16 Mar 2012 16:55:06 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: [iagi-net-l] Optimalkan Ikhtiar untuk Explorasi Migas (RE : Apakah 
> ini gawat? Cadangan minyak kita 4 milyar bbl)
> 
> Mohon maaf  pak moderator,
> 
> Numpang lewat, untuk menggalang semangat baru untuk explorasi,  baik di 
> Mature Area maupun Frontier Area,
> 
>  
> 
> “Mari Optimalkan Ikhtiar untuk Explorasi Migas”.
> 
>  
> 
> Ini salah satu yang sudah kami mulai. ( tiga basin C.Sumatra, S.Sumatra, 
> Kutei).
> 
>  
> 
> Salam
> 
> Agung P. Widodo
> 
> 0811.98.3285
> 
>  
> 
>  
> 
> Post-Mortem Analysis of Exploration Oil and Gas Well
> 
> in Central Sumatera Basin
> 
> Vol. 2 (2012)
> 
>  
> 
> The result of an exploratory well most of the time is different with what was 
> expected from the prognosis. The result has never been precisely the same 
> with what we predicted prior to drilling. The discrepancies between the 
> drilling prognosis and actual drilling result can lead to the well being 
> considered as a dry hole well.
> 
> The objective of this comprehensive analysis is to re-evaluate selected wells 
> to better understand the reasons for the failure and to identify the 
> overlooked hydrocarbon potential.
> 
> The analysisis integrated geological, petrophysical and reservoir analyses. 
> Well information from prognosis, during operation and well end report were 
> extensively evaluated. Understanding of regional petroleum system is 
> critical. Therefore, all related report and published information were 
> compiled and interpreted to build the regional petroleum system for the 
> Central Sumatera Basin. Petrophysical evaluation was done in parallel to 
> estimate the reservoir and fluid properties. These evaluations were 
> integrated with other related well data to come up with a more consistent 
> interpretation. A model was then constructed to define the available 
> potential for each individual well.
> 
> Post mortem analysis for 36 oil and gas exploration wells in Central Sumatera 
> Basin that identified as dry or suspended were conducted, the data 
> availability of each well are are shown in the table below:
> 
> <image001.jpg>
> 
>  
> 
> The results of analysis are as follow:
> a.      18 wells of 36 wells have upside potential. Based on well basis 
> calculation, the Contingent Possible (C3) Oil Inplace is 16.3MMstb.
> b.     1 (one) well that was drilled in September 1987. After reached TD DST 
> was not conducted and well P&A. Petrophysical analysis identify there is 
> potential hydrocarbon at 1356-1384ft, 1304-1314ft, and 1188 – 1211 ft. with 
> potential contingent possible gas in place is 8.49 Bcf. 
> c.      1 (one) well that was drilled in March 1991. After reached TD 
> formation sampling was conducted by wireline and recover inflammable gas at 
> depth 2555ft. Petrophysic analysis identify as gas formation with probably 
> high CO2. Contingent possible gas in place is 20.9 Bcf. Beside that upside 
> potential identified based on petrophysical analysis at 1982 – 2075 ft and 
> 2710 – 2792 ft with total well basis calculation possible contingent oil in 
> place is 1.4 MMSTB. 
> d.     1 (one) well that was drilled in January 1975 and conducted DST job at 
> two intervals. At first interval no oil can flow naturally, after swabbing 
> got water.  At second interval no oil can flow naturally, after swabbing got 
> oil with API 30.4 and pour point 105oF. Based on well basis calculation, 
> obtain Proven Oil in place (P1) is 0.497 MMstb and Possible oil in place (P3) 
> is 0.558 MMstb.
> e.      15 wells of 36 were lack of hydrocarbon potential.
>  
>  (yang tertarik hubungi lewat JAPRI)
>  

Kirim email ke