Yaa mereka kan nggak bodo2 amat. Cumaa apa ada pemilih di jakarta? Biasanya 
pemenang itu yang pernah menjabat, hehehe pengaruh ke kpunya kan kuat.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Sudibyo HT <htsudi...@gmail.com>
Date: Tue, 20 Mar 2012 11:21:21 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
Belitung Timur bukan Jakarta,...Solo juga bukan Jakarta...Jadi, JokoWi dan
Ahok tidak bisa sekedar copy-paste apa yang telah sukses mereka kerjakan
untuk diterapkan di Jakarta.

Tapi mereka PUNYA HATI,..mereka MUDA,BERPRESTASI,...
Lawan mereka hanya Foke,...
(hts)

On Tue, Mar 20, 2012 at 11:05 AM, Jerry Sihombing <
jerry.c.sihomb...@gmail.com> wrote:

> Saya senang sama jokowi secara objektif, beliau tulus, jujur, dan polos.
> mau memajukan rakyatnya, esemka aja dia dukung penuh,
> sayang dinegeri tercinta ini lebih banyak kepentingan oknum pengusaha
> didulukan
> daripada rakyat jelata. ga ada lagi tuh "Vox Populi Vox Dei"
> susah cari pejabat kaya jokowi dari dulu - jaman sekarang.
>
> jadi inget dulu dia bukan ya yg dihina Gubernur Jateng??
>
> _Jcs_
>
> On Mon, Mar 19, 2012 at 8:58 PM, Bandono Salim <bandon...@gmail.com>wrote:
>
>> **
>> Kalau dipasangin dgn jokowi mungkin bagus yaa, berfikir untuk
>> kesejahteraan rakyat.
>> Kagok kalau jadi gub dki saja.
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ------------------------------
>>  *From: *rahardjo...@yahoo.co.id
>> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 03:50:42 +0000
>> *To: *iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
>> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *Subject: *Re: [iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>>
>> So, yang penting bukan siapa Dia akan tetapi Bagaimana Dia .... Setujukah?
>> RS
>> Npa 0848
>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>> ------------------------------
>> *From: *Alman <salmand...@gmail.com>
>> *Date: *Tue, 20 Mar 2012 10:18:43 +0700
>> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *ReplyTo: *<iagi-net@iagi.or.id>
>> *Subject: *[iagi-net-l] Ahok - Sang Geologist Menuju DKI-2
>>
>> Pasangan Jokowi - Ahok benar2 mendobrak mainstream Pilkada DKI tahun ini.
>>
>> Tahukah iagi-netters bahwa ternyata Ahok adalah seorang geologist?
>>
>> Berikut sekilas tentang beliau
>>
>>
>>
>> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
>>
>> Nama : Ir Basuki Tjahaja Purnama, MM
>> Tempat lahir : Manggar, Belitung Timur
>> Tanggal lahir : 29 Juni 1966
>> Agama : Kristen Protestan
>> Nama Istri : Veronica, ST
>> Nama anak pertama : Nicholas
>> Nama anak kedua : Nathania
>> Nama anak ketiga : Daud Albeenner
>> Nama bapak : Indra Tjahaja Purnama (Alm)
>> Nama ibu : Buniarti Ningsih
>>
>> *PERJALANAN AWAL*
>>
>> Basuki T Purnama  (BTP) yang akrab dipanggil Ahok lahir di Gantung, desa
>> Laskar Pelangi, Belitung Timur.
>>
>> Ia melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMU) dan perguruan tinggi di
>> Jakarta dengan memilih Fakultas Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi
>> Universitas Trisakti.
>>
>> Setelah menamatkan pendidikannya dan mendapat gelar Sarjana Teknik
>> Geologi (Insiyur geologi) pada tahun 1989, Basuki pulang kampung–menetap di
>> Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang
>> kontraktor pertambangan PT Timah.
>>
>> Menggeluti dunia kontraktor selama dua tahun, Basuki menyadari betul hal
>> ini tidak akan mampu mewujudkan visi pembangunan yang ia miliki, karena
>> untuk menjadi pengelolah mineral selain diperlukan modal (investor) juga
>> dibutuhkan manajemen yang profesional.
>>
>> Untuk itu Basuki memutuskan kuliah S-2 dan mengambil bidang manajemen
>> keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Mendapat
>> gelar Master in Bussiness Administrasi (MBA) atau Magister Manajemen (MM)
>> membawa Basuki diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu
>> perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik
>> sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Karena ingin
>> konsentrasi pekerjaan di Belitung, pada tahun 1995 Basuki memutuskan untuk
>> berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya.
>>
>> Perlu diketahui, tahun 1992 Basuki mendirikan PT Nurindra Ekapersada
>> sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand (GPS) pada tahun 1995.
>> Bagi Basuki, pabrik yang berlokasi di Dusun Burung Mandi, Desa mengkubang,
>> Kecamatan Manggar, Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek
>> percontohan bagaimana mensejahterakan stakeholder (pemegang saham,
>> karyawan, dan rakyat) dan juga diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi
>> Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan memberdayakan sumber daya
>> mineral yang terbatas. Di sisi lain diyakini PT Nurindra Ekapersada
>> memikili visi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh.
>>
>> Berangkat dari visi seperti itulah pada tahun 1994, Basuki didukung oleh
>> seorang tokoh pejuang kemerdekaan Bapak alm Wasidewo untuk memulai
>> pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsa pertama di Pulau Belitung dengan
>> memamfaatkan teknologi Amerika dan Jerman. Pembangunan pabrik ini
>> diharapkan juga memberikan harapan besar menjadi cikal bakal tumbuhnya
>> suatu kawasan industri dan pelabuhan samudra dengan nama KIAK (Kawasan
>> Industri Air Kelik).
>>
>> *KIPRAH POLITIK *
>>
>> Sebagai pengusaha di tahun 1995 ia mengalami sendiri pahitnya berhadapan
>> dengan  politik dan birokrasi yang korup. Pabriknya ditutup karena ia
>> melawan kesewenang-wenangan pejabat. Sempat terpikir olehnya untuk hijrah
>> dari Indonesia ke luar negeri, tetapi keinginan itu ditolak oleh sang ayah
>> yang mengatakan bahwa satu hari rakyat akan memilih Ahok untuk
>> memperjuangkan nasib mereka.
>>
>> Dikenal sebagai keluarga yang dermawan di kampungnya, sang ayah yang
>> dikenal dengan nama Kim Nam, memberikan ilustrasi kepada Ahok. Jika
>> seseorang ingin membagikan uang 1 milyar kepada rakyat masing-masing 500
>> ribu rupiah, ini hanya akan cukup dibagi untuk  2000 orang. Tetapi jika
>> uang tersebut digunakan untuk berpolitik, bayangkan jumlah uang di APBD
>> yang bisa dikuasai untuk kepentingan rakyat. APBD kabupaten Belitung Timur
>> saja mencapai 200 milyar di tahun 2005.
>>
>> Bermodal keyakinan bahwa orang miskin jangan lawan orang kaya dan orang
>> kaya jangan lawan pejabat (Kong Hu Cu), keinginan untuk membantu rakyat
>> kecil di kampungnya, dan juga kefrustasian yang mendalam terhadap
>> kesemena-menaan pejabat yang ia alami sendiri, Ahok memutuskan untuk masuk
>> ke politik di tahun 2003.
>>
>> Pertama-tama ia bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia
>> Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada pemilu 2004 ia
>> mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dengan keuangan yang sangat
>> terbatas dan model kampanye yang lain dari yang lain, yaitu menolak
>> memberikan uang kepada rakyat,  ia terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten
>> Belitung Timur periode 2004-2009.
>>
>> Selama di DPRD ia berhasil menunjukan integritasnya dengan menolak ikut
>> dalam praktik KKN, menolak mengambil uang SPPD fiktif, dan menjadi dikenal
>> masyarakat karena ia satu-satunya anggota DPRD yang berani secara langsung
>> dan sering bertemu dengan masyarakat untuk mendengar keluhan mereka
>> sementara anggota DPRD lain lebih sering “mangkir”.
>>
>> Setelah 7 bulan menjadi DPRD, muncul banyak dukungan dari rakyat yang
>> mendorong Ahok menjadi bupati. Maju sebagai calon Bupati Belitung Timur di
>> tahun 2005, Ahok mempertahankan cara kampanyenya, yaitu dengan mengajar dan
>> melayani langsung rakyat dengan memberikan nomor telfon genggamnya yang
>> juga adalah nomor yang dipakai untuk berkomunikasi dengan keluarganya.
>> Dengan cara ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan
>> kebutuhan rakyat. Dengan cara kampanye yang tidak “tradisional” ini, yaitu
>> tanpa politik uang, ia secara mengejutkan berhasil mengantongi suara 37,13
>> persen dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010. Padahal
>> Belitung Timur dikenal sebagai daerah basis Masyumi, yang juga adalah
>> kampung dari Yusril Ihza Mahendra.
>>
>> Bermodalkan pengalamannya sebagai pengusaha dan juga anggota DPRD yang
>> mengerti betul sistem keuangan dan budaya birokrasi yang ada, dalam waktu
>> singkat sebagai Bupati ia mampu melaksanakan pelayanan kesehatan gratis,
>> sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan jalan sampai ke
>> pelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik lainya. Prinsipnya
>> sederhana: jika kepala lurus, bawahan tidak berani tidak lurus. Selama
>> menjadi bupati ia dikenal sebagai sosok yang anti sogokan baik di kalangan
>> lawan politik, pengusaha, maupun rakyat kecil. Ia memotong semua biaya
>> pembangunan yang melibatkan kontraktor sampai 20 persen.  Dengan demikian
>> ia memiliki banyak kelebihan anggaran untuk memperbaiki kesejahteraan
>> masyarakat.
>>
>> Kesuksesan ini terdengar ke seluruh Bangka Belitung dan mulailah muncul
>> suara-suara untuk mendorong Ahok maju sebagai Gubernur di tahun 2007.
>> Kesuksesannya di Belitung Timur tercermin dalam pemilihan Gubernur Babel
>> ketika 63 persen pemilih di Belitung Timur memilih Ahok. Namun sayang,
>> karena banyaknya manipulasi dalam proses pemungutan dan penghitungan suara,
>> ia gagal menjadi Gubernur Babel.
>>
>> Dalam pemilu legislative 2009 ia maju sebagai caleg dari Golkar. Meski
>> awalnya ditempatkan pada nomor urut keempat dalam daftar caleg (padahal di
>> Babel hanya tersedia 3 kursi), ia berhasil mendapatkan suara terbanyak dan
>> memperoleh kursi DPR berkat perubahan sistem pembagian kursi dari nomor
>> urut menjadi suara terbanyak.
>>
>> Selama di DPR, ia duduk di komisi II. Ia dikenal oleh kawan dan lawan
>> sebagai figur yang apa adanya, vokal, dan mudah diakses oleh masyarakat
>> banyak. Lewat kiprahnya di DPR ia menciptakan standard baru bagi
>> anggota-anggota DPR lain dalam anti-korupsi, transparansi dan
>> profesionalisme. Ia bisa dikatakan sebagai pioner dalam pelaporan aktivitas
>> kerja DPR baik dalam proses pembahasan undang-undang maupun dalam berbagai
>> kunjungan kerja. Semua laporan bisa diakses melalui websitenya. Sementara
>> itu, staf ahlinya bukan hanya sekedar bekerja menyediakan materi
>> undang-undang tetapi juga secara aktif mengumpulkan informasi dan
>> mengadvokasi kebutuhan masyarakat. Saat ini, salah satu hal fundamental
>> yang ia sedang perjuangkan adalah bagaimana memperbaiki sistem rekrutmen
>> kandidat kepala daerah untuk mencegah koruptor masuk dalam persaingan
>> pemilukada dan membuka peluang bagi individu-individu idealis untuk masuk
>> merebut kepemimpinan di daerah.
>>
>> Ahok berkeyakinan bahwa perubahan di Indonesia bergantung pada apakah
>> individu-individu idealis berani masuk ke politik dan ketika di dalam
>> berani mempertahankan integritasnya. Baginya, di alam demokrasi, yang baik
>> dan yang jahat memiliki peluang yang sama untuk merebut kepemimpinan
>> politik. Jika individu-individu idealis tidak berani masuk, tidak aneh
>> kalau sampai hari ini politik dan birokrasi Indonesia masih sangat korup.
>> Oleh karena itu ia berharap model berpolitik yang ia sudah jalankan bisa
>> dijadikan contoh oleh rekan-rekan idealis lain untuk masuk dan berjuang
>> dalam politik.  Sampai hari ini ia masih terus berkeliling bertemu dengan
>> masyarakat untuk menyampaikan pesan ini dan pentingnya memiliki pemimpin
>> yang bersih, transparan, dan profesional.
>>
>> Di tahun 2006, Ahok dinobatkan oleh Majalah TEMPO sebagai salah satu dari
>> 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Di tahun 2007 ia dinobatkan sebagai Tokoh
>> Anti Korupsi dari penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan
>> yang terdiri dari KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan
>> Masyarakat Transparansi Indonesia. Melihat kiprahnya, kita bisa mengatakan
>> bahwa berpolitik ala Ahok adalah berpolitik atas dasar nilai pelayanan,
>> ketulusan, kejujuran, dan pengorbanan; bukan politik instan yang sarat
>> pencitraan.
>>
>>
>> sumber : ahok.org
>>
>>
>>
>

Kirim email ke