Tambahan saja, tidak hanya pihak PND dan yang dianggap berwenang menyimpan data 
saja yang kurang kompeten untuk penanganan data (maaf). Berdasarkan pengalaman, 
pihak KPS termasuk Pertamina, seringkali juga bahwa tim (orang atau sekelompok 
orang) yang bertanggung-jawab mengurus data G&G tidak kompeten.

Contohnya untuk data yang sangat umum kita perlukan, sumur dan seismik, banyak 
yang tidak tahu detil data yang disimpan. Hal-hal kecil, misalnya 'survey' 
untuk sumur seringkali tidak diketahui. Jadi saya kira bagian dari data lengkap 
seringkali hilang atau tercecer karena adanya kekurangan kompeten di dalam 
penanganan data. Banyak pakar kebumian kita, muda apalagi lebih senior, merasa 
tidak bergengsi jika harus mengurusi data. Jadi urusan data diserahkan sama 
lulusan smu saja atau jurusan lain yang nggak ngerti.

Salam dari Garut,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Apr 17, 2012, at 9:06 PM, Surarso Hardjono <surarso_hardj...@yahoo.com> 
wrote:

> Benar seperti dikatakan Pak Rakhmadi. Contohnya Data data sumur pemboran 
> mulai dari Proposal  sampai final completion report dari perusahaan selalu 
> dibuat rangkap. Salah satunya dikirim ke BPPKA Pertamina ( sekarang BPMigas 
> ). Demikian juga daerah yang habis kontrak kerjanya data yang dikembalikan 
> selalu lengkap termasuk data sumur, data study dsb. Jadi kalau sekarang tidak 
> lengkap berarti file nya yang tidak bagus. 
>  
> Srs 0710
> 
> Dari: rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
> Dikirim: Selasa, 17 April 2012 16:16
> Judul: Re: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
> 
> Mungkin ngga data malah ilang di Migas karena:
> 
> 1. Migas tidak punya storage yg kompatibel dg KPS saat terima data
> 2. Petugas di PND atau apa yg dulu, kurang terlatih, shg data yg mestinya 
> penting jadi tidak terurus.
> 
> Pengalaman pribadi: 
> Pernah beli data dari PND, seismic 2D yg di dapat lain sama sekali dg data yg 
> ada di sekitarnya, misalnya antiklin sederhana menjadi highly faulted dsb, 
> memang terus di kembalikan tapi kan mestinya data Storage itu menyimpan data 
> yg bener.
> 
> Th 1990-1992, saya jadi Wellsite Supervisor di jaman Mobil Oil Indonesia, yg 
> tugasnya antara lain menjembatani pengemablian data ini, seingat saya data 
> diserahkan komplit, 2D seismic post akusisi dikirim yg brute stack dan final 
> migration, log juga begitu, malah lengkap dg log analysisnya, nah itu Mobil 
> Oil, saya kira kompeni yg lain juga begitu.
> 
> Kedepan:
> Ga usah pointing finger, mari kita benahi masalah data ini
> 
> KLISE koq Malaysia bisa, Indonesia kok ngga?
> 
> Ayo bertindak sesuai dg kemampuan masing masing
> 
> Salam
> Avi 0666
> Merdeka ..... ups belum ya?
> 
> 2012/4/17 Parvita Siregar <parvita.sire...@salamander-energy.com>
> Mas Andang,
>  
> Wah, kami di Salamander juga mengalami hal yang sama.  Previous operator 
> (Unocal) sepertinya mengembalikan lognya hanya sampai 12 ¼” sedangkan yang 8 
> ½” tidak ada.  Checkshot tidak ada, mudlog tidak ada.  Sedangkan seharusnya 
> tugas Migas via PND dibantu oleh BPMIGAS (yang juga pas close out AFE meminta 
> data lengkap hasil log) untuk melengkapi kekurangan2 ini.  Saya juga tidak 
> mengerti bagaimana sistem controlnya, seharusnya BPMIGAS pas pengembalian 
> data mengecek data2 yang dikembalikan karena mereka kan mengawasi dan tahu 
> log2 apa saja yang diacquire.  Saya menilai bahwa kinerja dalam hal data 
> masih sangat menyedihkan di negara ini.  Sorry to say.  Moga2 kritik ini bisa 
> jadi cambuk MIGAS untuk lebih ketat terhadap oil2 compnany dalam meminta 
> kembali data yang menjadi hak negara.
>  
> Parvita
> Salamander Energy
>  
>  
>  
> From: Andang Bachtiar [mailto:abacht...@cbn.net.id] 
> Sent: Tuesday, April 10, 2012 2:57 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Data Data Data !!!
>  
> Baru saja mendengarkan keluhan dari CEO satu perusahaan KKKS yg mendapatkan 
> award blok dr pemerintah 2 tahun lalu yg di dalamnya harusnya ada data 10 
> sumur eksplorasi, beberapa ribu km seismik 2D dan 3D, dan banyak sekali 
> laporan2 studi. Ternyata hanya data 7 sumur yg ada, itupun ada data log-nya 
> yang dipotong di zone yg di-DST. Kemudian sebagian data seismik 3D-nya nggak 
> terlacak entah di mana. Belum lagi puluhan laporan akuisisi dan studi2 yg 
> hanya tinggal beberapa biji. Padahal blok tersebut baru saja dikembalikan ke 
> pemerintah 3 tahun yg lalu. Kalau ingin mendapatkan data2 lengkapnya kayaknya 
> mrk harus beli lagi resmi di PND ataupun di pasar2 gelap dalam dan luar 
> negeri. Apa yg sebenarnya terjadi? Dimana kewibawaan peraturan dan sanksi ttg 
> data2 migas yg selalu digembar-gemborkan "suci"? Lha wong kontraktor 
> mengembalikan data gak lengkap atau terpotong2 aja nggak ada aksi; atau 
> mungkin justru “penggelapan”-nya terjadi setelah data kembali? Ayolah, kita 
> mulai serius dan tegas dari data ini!!! Bagaimana mungkin bermimpi dapat 
> temuan cadangan2 raksasa lagi kalau ngurusi data saja pemerintah berantakan 
> dan sama sekali nggak ada sanksi atas keteledoran2 semacam ini!???
>  
> Salam
> ADB - 0800
> 
> 
> 

Kirim email ke