Cadangan baiknya dikompilasi dan dilaporkan tiap tahun ke
> masyarkat luas (seperti US EIA). Kalau kita mengacu pada
> pasal 33 UUD-45 yang antara lain mengatur Perekonomian dan
> Pemanfaatan SDA, dan “dikuasai oleh Negara dan
> dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”,
> maka rakyat perlu tahu berapa besar cadangan yang dikuasi
> dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.


=====================================


 Tugas Dewan Energi Nasional adalah Merancang dan Merumuskan
 Kebijakan Energi Nasional , Serta Menetapkan Rencana Umum
 Energi Nasional ( sesuai dg  amanat UU Energi 2007 )
Tentunya untuk melaksanakan Tugas tsb dg hasil yang optimal
dibutuhkan Data ( energi ) yang baik .
Penataan masalah Data Energi ( seperti Migas , Geothermal , dll
) dapat dimulai dari sini , tentunya DEN sebagai lembaga Negara
yg diamanati oleh UU  mempunyai kewenangan untuk mengumpulkan
Data tsb dari berbagai institusi Pemerintah yg terkait dg
penyelenggaraan dan pengelolaan  Data tsb,  apalagi Data (
sesuai UU ) adalah  milik Negara
Mumpung di DEN sekarang ada pedekar pendekarnya yg sangat paham
dg masalah cadangan ( monggo Cak ADB dan Cak AP )
Saya Ngebayangin nanti DEN ini punya Bank Data Cadangan energi
Nasional yg kredibel yg menjadi rujukan bagi semua stake
holdernya

ISM


> Slmt pagi Abah, pak Ong, Cak Noor dan rekan2 sekalian,
>
> Pengalaman kami, SKKMIGAS sangat terlibat dalam proses
> sertifikasi cadangan gas, bahkan ikut dalam diskusi detail
> mengenai parameter petrophysics yang digunakan dalam static
> model. Keterlibatan juga mencakup dynamic model sebagai
> proses lanjut dari static model. Sehingga cadangan yang
> digunakan operator sudah memenuhi standar yang digunakan
> industry dan ketentuan SKKMIGAS. Selain itu, untuk penjualan
> gas, SKKMIGAS mengaplikasikan “risk factor” sebagai
> buffer bila ternyata dalam perjalanan gas yang diproduksikan
> tidak sesuai dengan cadangan.

> Untuk penjualan minyak, SKKMIGAS sangat terlibat dalam
> “Ship Coord” dimana masing2 produsen melakukan
> koordinasi pelaporan dan pengapalan minyak kepembeli. Dalam
> hal ini SKKMIGAS tahu persis berapa besar produksi masing2
> K3S dan berapa yang dijual dan pembelinya karena operator
> harus mengantongi izin export.

> Pelaporan cadangan masing2 operator juga dilakukan tiap2
> tahun. Nah, jadi saya kira data cadangan dan produksi
> tersebut ada, mungkin saja tidak dishare keumum dan forum
> ini . Namun saya setuju, karena pelaporan cadangan sangat
> terkati dengan teknologi dan keekonomian, maka mungkin saja
> beberapa lapangan marginal  sudah tidak ekomonis untuk
> diproduksikan atau dikembangkan disaat harga minyak rendah,
> maka cadangan terbukti-nya sudah tidak layak dikatagorikan
> sebagai “terbukti” . Oleh sebab itu cadangan bersifat
> dinamis, berubah setiap waktu.

> Cadangan baiknya dikompilasi dan dilaporkan tiap tahun ke
> masyarkat luas (seperti US EIA). Kalau kita mengacu pada
> pasal 33 UUD-45 yang antara lain mengatur Perekonomian dan
> Pemanfaatan SDA, dan “dikuasai oleh Negara dan
> dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”,
> maka rakyat perlu tahu berapa besar cadangan yang dikuasi
> dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

> Salam dan semangat pagi,
> Bambang
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of Yanto R. Sumantri - yrs_nki@
 Sent: Sunday, June
> 21, 2015 8:02 PM
> To: iagi-net@iagi or. id
> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
> Perusahaan Asing

> Tulisan pak Ong sangat baik sebagai bahan kajian skk migas
> atau nantinyg berfungsi sbg itu.
 Jadi pertanyaan juga ya
> kali data cadangan tidak pernah di update oleh skk migas.

> Si Abah
>
>
> Sent from Yahoo Mail on
> Android<https://overview.mail.yahoo.com/mobile/?.src=Android>
>
> ________________________________
> From:"noor syarifuddin" <noorsyarifud...@gmail.com>
> Date:Sun, 21 Jun, 2015 at 17:41
> Subject:Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
> Perusahaan Asing
 Selamat sore Pak Ong,
> Sepengetahuan saya semua Operator melakukan pelaporan status
> cadangan tiap awal tahun baik kepada SKKMigas maupun Migas,
> namun entah kenapa data2 ini rupanya tdk terkonsolidasi dgn
> baik sehingga data cadangan kita tdk pernah terupdate.. Nah
> kalau yg aktif produksi saja tdk terkonsolodisasi maka saya
> jd maklum kalau yg blm produksi jg amburadul akurasinya...
> &#128516;

> Salam
>
> On Saturday, June 20, 2015, -
> kangim...@yahoo.com<javascript:return>
> <SRS0-AEjo=G6=yahoo.com<http://yahoo.com>=kangim...@iagi.or.id<javascript:return>>>
>  wrote:
 Informasi geologi termasuk diantaranya info
> sumberdaya mineral, minyak, gas dan batubara harusnya
> menjadi faktor kunci kebijakan strategis negara. Hal ini
> bisa terjadi kalau badan geologi nasional ada dibawah
> presiden dan memiliki fasilitas kunci menjaga keakuratan
> data. Sejak 2005 IAGI mengusulkan dibentuknya Badan Geologi
> Nasional. Mari kita angkat lagi issue ini.im<http://ini.im>
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Sat, 20 Jun 2015 11:44:01 +0700
> To: iagi-net@iagi.or.id<iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
> Perusahaan Asing

> Menarik Pak Ong
> Ijin di share di blog boleh kan ?
> Salam
> Rdp
>
> Sent from my iPhone
>
> On 20 Jun 2015, at 11.33, Ong Han Ling
> <hl...@geoservices.co.id<mailto:hl...@geoservices.co.id>>
> wrote:
 Teman2 IAGI,
>
> Memang cadangan Mineral Resources Indonesia, migas dan
> batubara, dapat dikatakan kacau. Padahal cadangan merupakan
> segalanya untuk planning.  Pada kesempatan ini saya ingin
> membahas sedikit ttg. cadangan migas.

> Banyak data dari ESDM keliru dan kurang teliti. Umpama
> banyak peta ESDM yang mengambarkan cadangan terbukti
> (proven) lebih besar, sampai 3X, dari cadangan potential.
> Ini  ditayangkan bertahun-tahun tanpa ada yang
> berkomentar/peduli.

> Besarnya cadangan migas Indonesia merupakan teka-teki.
> Sebelum 2000, cadangan masih diurusi Pertamina/MPS hingga
> hingga dapat dikatakan datanya up to date. Setelah itu tidak
> ada yang peduli.

> Banyak orang mengutib cadangan minyak Indonesia sekarang 3.7
> billion bbl minyak. Tidak banyak berubah sejak 10 tahun yang
> lalu, padahal tiap tahun dikeluarkan sekitar 300,000 bbl.
> Namun kalau kita bandingkan dengan cadangan dari Inggris
> yang kira-kira tidak banyak beda dan maturity lapangan
> minyak Inggris dan Indonesia serupa; tetapi Inggris bisa
> produksi 1.3 juta bbl/hari.  Sedangkan Indonesia hanya
> sekitar 800,000 bbl/hari? Apakah ada sesuatu yang keliru
> dengan cadangan Indonesia?

> Untuk cadangan gas, saya ingin mengambil sebagai contoh
> cadangan raksasa yang kita banggakan, yaitu Natuna Exxon.
> Indonesia selalu memasukkan semua cadangan yang pernah
> ditemukan. Sebagai contoh cadangan Natuna mulai dikembangkan
> Exxon permulaan tahun 1980 dengan ditemukan cadangan gas
> hidrokarbon sekitar  53 TCF bersih dengan kadungan 70% CO2.
> Cadangan Natuna 53 TCF terus dimasukkan dalam cadangan
> Nasional hingga menumpuk sebagai cadangan gas Indonesia yang
> kekal. Banyak dikutib bahwa cadangan gas Indonesia sekitar
> 106 TCF sedangkan yang dikeluarkan baru 6%. Jadi banyak
> orang menganggap gas Indonesia masih berlimpah.

> Padahal cadangan bersifat dinamis. Definisi cadangan adalah
> Tekno-ekonomis, hingga kalau tidak bisa dikeluarkan secara
> teknis dan secara ekonomis saat ini juga (berarti harga
> sekarang dan teknologi sekarang), maka jangan disebut
> sebagai cadangan nasional. Contoh adalah Shell di Negeria.
> Karena setelah setahun perang dan tidak bisa produksi,
> cadanganya Shell dikurangi. Laporan yang dimasukkan ke SEC
> (US) dan FSC (UK) berkurang. Hal ini diperlukan supaya
> jangan dianggap membohongi orang yang akan membeli sahamnya
> Shell dipasar Internasional.

> Cadangan gas Natuna sebetulnya sebelum akir tahun 2000, POD
> sudah dikeluarkan dan mulai dipasarkan. PTT Thailand sudah
> mau ambil. Namun dengan penemuan gas raksasa di NW Shelf di
> Western Australia dan CBM di Queensland permulaan tahun 2000
> gas Natuna yang mengandung 70% CO2 mulai dipertanyakan
> keekonomiannya. Dengan penemuan shale gas di US dan Canada
> sekitar tahun 2005, gas Natuna menjadi sejarah dan harus
> dipetieskan dan dikeluarkan dari cadangan Indonesia. Jika
> cadangan gas Natuna dikeluarkan, berarti cadangan gas
> Indonesia berkurang 50%.

> Perlu dikemukakan bahwa pada tahun 2011/2012, Presiden SBY
> berdasarkan bisikan Menteri ESDM, masih membanggakan gas
> Natuna dan minta untuk dilanjutkan pembicaraan dengan Exxon.
> Hal demikian ini akan memberi persepsi yang keliru kepada
> pengambil kebijakan gas Indonesia bahwa Indonesia kaya gas.
>
> Salam,
>
> HL Ong
>
>
> Kepemeilikan cadangan Indonesia
>
> Besarnya cadangan mengikuti definisi tekno-ekonomi, yaitu
> disebut cadangan kalau bisa dikeluarkan secara ekonomis
> sekarang dengan harga sekarang. Sedangkan kepemilikan
> cadangan lebih rumit. Seperti pemilikan rumah. Kita beli
> rumah baru dengan downpayment 10-30%, certifikat rumah sudah
> atas nama kita. Kita pemiliknya. Namun kalau mau dijual
> tidak bisa, persaratan-persaratan perlu dipenuhi dan
> pinjaman harus dilunasi terlebih dahulu. Demikian juga
> kepemilikan cadangan apakah waktu disubsurface, atau waktu
> keluar di wellhead, atau waktu di export point, dsb.

> Namun bagi K3S yang penting bukan kepemilikan. Dia tidak
> peduli siapa pemiliknya. Asal cadangan tsb. dia bisa dipakai
> untuk digadaikan di bank hingga dia bisa pinjam uang untuk
> development. Tanpa kecualian semua perusahaan, harus pindjam
> dana untuk development lapangan.  Hingga bagi K3S yang
> terpenting adalah "bankability" dari cadangan tsb.

> Dengan PSC sekarang, K3S bisa mengadaikan dan bank
> Internasional dapat menerima PSC Indonesia. Ini sudah
> berjalan selama 50 tahun. Perusahaan minyak raksasa sepert
> TOTAL, Chevron, dsb. sudah menerima hingga yang kecil atau
> Independent juga bisa menerima.

> Saya harapkan bahwa Indonesia tidak merubah UUMIGAS. Karena
> konsekwensinya besar sekali. Dengan Nasionalisme menguat,
> besar kemungkinan UUMIGAS baru akan meng-akomodasi
> Nasionalisme tsb. Akirnya dilakukan perubahan PSC hingga
> bank diluar Negeri tidak bisa menerimanya sebagai agunan.
> Artinya tidak bisa digadaikan. Kalau hal ini terjadi,
> berakirlah industri perminyakan Indonesia.

> Salam,
> Hl Ong
>
>
> From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On
> Behalf Of Achmad Luthfi
 Sent: Saturday, June 6, 2015 12:22
> PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
> Perusahaan Asing

>
> Secara UU Migas dan UUD45 kalau masih di dalam bumi
> (cadangan) dimiliki dan dikuasai negara 100%. Perusahaan
> asing maupun Pertamina busa menguasai haknya sesuai split
> kalau dilakukan lifting.

>
> Sent from Cak Phie's iPhone
> Signal Kuat MOJOSARI
>
> On 6 Jun 2015, at 09.12,
> koeso...@melsa.net.id<mailto:koeso...@melsa.net.id> wrote:
> Bukankah yg menguasai seluruh cadangan minyak Indonesia itu
> SKK Migas? Perusahaan asing kan cuman contractor (PSC)n
> hanya dapat 15%, sedangkan untuk melakukan kegiatan, al
> pemboran saja harus izin/persetujuan SKK Migas. Atau ini
> hanya di atas kertas saja.?
 Hehehe
> Wass
> RPK
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
> ________________________________
> From: Ipong Kunwau <ipongkun...@gmail.com>
> Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
> Date: Sat, 6 Jun 2015 08:23:25 +0700
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
> Perusahaan Asing

> dan ini terjadi sudah sejak tahun 70-an.
>
> mungkin ada baiknya melihat sejarah masa lalu sejenak ketika
> RI dijajah Belanda dimana NNGPM (shell dulu kala) merajai
> exploration efforts di nusantara yang kemudian berangsur
> berkurang porsinya ketika menjelang dan pasca kemerdekaan
> dimana perusahaan Amerika spt Phillips, Sunoco, Vico, Amoco
> mengambil alih kegiatan eksplorasi di seluruh Nusantara yang
> kemudian disusul oleh banyak lagi perusahaan2 asing lain
> ambil bagian - semua tidak lepas dari kebijakan dan poros
> politik Indonesia sepanjang sejarah nasakom, demokrasi
> terpimpin, hingga sekarang berangsur bermetamorfosa menjadi
> demokrasi liberal di negri ini maka ketidakhadirannya
> perusahaan2 nasional lebih kepada tidak adanya peluang yang
> cukup tersedia baik itu dalam ranah kebijakan dan pemodalan
> investasi jangka panjang yang fleksibel.

> lagi lagi berbeda dengan malaysia yang dulu saya ingat betul
> staf petronas banyak belajar ke Pemina kini Pertamina dan
> ingat betul ketika perminyakan Malaysia identik dengan nama
> besar Shell - tetapi sekarang dengan restrukturisasi
> pemerintahan dan politik yang terpadu maka Petronas muncul
> ke permukaan bahkan bukan hanya domestik tapi mendunia.

> selain ini, bukankah banyak negara berkembang yang mayoritas
> investornya asing tetapi pemasukan negara nya positif untuk
> pembangunan.  apakah kebijakannya berupa PSC kah, atau
> royalti kah, semua hanyalah sistem yang ujung ujungnya
> tergantung kepada para pelakunya.

> ulasan di atas mengajak kita agar tidak apriori melulu
> kepada investor asing tetapi harus flash back sejarah
> kebijakan, sudahkah pemerintah memberi peluang yang cukup
> kepada investor domestik? kalau pun kebijakannya sudah
> tersedia, sudahkah law enforcement nya diupayakan secara
> konsisten? atau jangan-jangan banyaknya hutang budi RI
> kepada negara donatur hutang maka RI belum (tidak) bisa juga
> mandiri?

> harapan harapan senantiasa menyeruak di setiap pergantian
> kepemerintahan bahwa kelak semoga ada perbaikan yang
> berpihak kepada rakyat kebanyakan dan pengusaha nasional,
> tetapi harapan itu belum Alloh berikan kepada bangsa ini
> karena mungkin ketidak sungguhan semua pihak di dalam berdoa
> dan berkarya - termasuk saya sendiri :-(

> selamat berakhir pekan...
>
> 2015-06-06 6:57 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari
> <rovi...@gmail.com<mailto:rovi...@gmail.com>>:
 Kutipan
> dalam kapasitasnya sebagai VP semestinya akan dipercaya oleh
> pembaca.

> Rdp
> Jumat, 05/06/2015 15:30 WIB
> 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
> Lani Pujiastuti - detikFinance
> <image002.jpg>
> Jakarta - Cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar
> 3,7 miliar barel saja, tapi sayangnya, hampir 90% cadangan
> tersebut justru dikelola oleh perusahaan luar negeri alias
> asing.

> "Cadangan minyak Indonesia sekitar 3,7 miliar barel oil,
> tapi hanya 10% yang dikuasai Pertamina," kata Vice President
> Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda
> Pusponegoro, dalam Diskusi Publik 'Mendambakan UU Migas yang
> Konstitusional' di Auditorium PP Muhammadiyah Jalan Menteng
> Raya No. 62 Jakarta Pusat, Jumat (5/6/2015).

> Dari 90% cadangan minyak milik Indonesia saat ini, memang
> ada yang dikelola perusahaan nasional seperti PGN dan Medco
> Energi, namun porsinya kecil, lebih banyak dikelola oleh
> perusahaan asing, seperti Chevron, BP, ConocoPhillips dan
> banyak lagi.

> Wianda mengatakan, Pertamina menargetkan menjadi perusahaan
> kelas dunia pada 2025. Agar bisa mencapai target tersebut,
> Pertamina butuh bantuan dan dorongan dari pemerintah.

> "Pertamina 100% saham dari Indonesia. Pertamina ingin jadi
> global championbisa kelola lebih besar sumber migas, ingin
> kelola cadangan lebih besar. Di mata internasional ingin
> diakui dan bisa akuisisi blok-blok migas besar. Saat ini
> bentuk dukungan pemerintah, yakni dengan keluarkan Permen
> ESDM No. 15 Tahun 2015, blok-blok yang akan habis masa
> berlakunya ingin bisa dominan dikelola Pertamina sebagai
> manajer operasi (operator)," ungkapnya.

> Wianda menegaskan, bila Pertamina semakin besar, maka negara
> yang mendapatkan keuntungan paling besar. Salah satu
> buktinya, Pertamina pada 2013 membayar pajak penghasilan Rp
> 73 triliun dan akan terus bertambah seiring naiknya
> produksi.

> "Di 2014 kita berkontribusi Rp 9 triliun dividen ke
> pemerintah. Kami ingin jadi instrumen utama dari pemerintah.
> 57 tahun kita distribusikan BBM terutama PSO (subsidi).
> Memiliki 109 terminal BBM di seluruh Indonesia, 65 kapal
> dari 140-an kapal milik Pertamina dikelola untuk
> distribusikan BBM," tutupnya.

>
> (rrd/ang)
> Sent from my iPhone
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>
>
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
> (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe:
> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id>> 
> Unsubscribe:
> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id>> 
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information
 posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
> including but not limited
 to direct or indirect damages, or
> damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use,
> data or profits, arising out of or in connection with the
> use of
 any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id


----------------------------------------------------

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
----------------------------------------------------
Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
----------------------------------------------------
Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
----------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.
----------------------------------------------------

Kirim email ke