Dirgahayu IAGI dan upaya menyelamatkan generasi Geossaintis Indonesia
Dalam memperingati Dirgahayu IAGI, kami teringat pidato almarhum Bapak Soetaryo Sigit, pendiri/ketua pertama IAGI dan Sekjen/Dirjen Pertambangan selama 40 tahun, pada waktu pengukuhan gelar Doctor didepan Senat ITB pada tahun 2006. Pidato ini sangat mengena dan tepat untuk direnungkan dan dipakai sekarang ketika dunia pertambangan Indonesia sangat terpuruk dengan kebijakan yang simpang siur: "Tingkat perkembangan dan kemajuan pertambangan di suatu negara, bukan terutama ditentukan oleh potensi sumber daya mineralnya betapun kayanya, melainkan lebih banyak tergantung pada kebijakan pemerintah yang berkuasa dalam menciptakan usaha yang diperlukan" Disini jelas dikatakan bahwa perkembangan dan kemajuan pertambangan tergantung dari "kebijakan pemerintah yang berkuasa" dan tidak ada hubungannya dengan kekayaan mineral, resources-nya (geologi). I. Peran Assosiasi dalam memberikan input kepada pemerintah tentang kebijakannya. Kalau kebijakan pemerintah tsb. diatas, dikaitkan dengan tulisan yang diterbitkan oleh IAGI edisi IX, 2017 tentang "Upaya menyelamatkan generasi geosaintis" oleh Herman Darman dkk., IAGI seyogianya sangat prihatin. Statistik dari delapan Univeristas menunjukan bahwa tahun 2011, Indonesia telah meluluskan 456 geologist. Lima tahun kemudian, tahun 2016, lulusan angkatan 2011 yang mendapat pekerjaan sebagai geologist 19 orang, atau hanya 4 %. Berarti suatu kerugian yang besar sekali berupa uang yang dikeluarkan orang tua murid dan waktu dari staff pengajar dengan hasil seorang sarjana geologi yang ngangur. Untuk bisa melawan arus penganguran, IAGI harus berani menunujukan ke Pemerintah bahwa beberapa kebijakan yang diambil dibidang minereal resources kurang tepat dan perlu diperbaiki. Bukan wewenang dan sifat kita untuk mengoreksi, namun kalau tidak ada pekerjaan apalagi sudah berkeluarga, tidak ada jalan lain. Banyak dari anggota IAGI berpengalaman kerja di perusahaan asing hingga mereka tau betul kehendak investor. Dilain pihak, staff ESDM adalah "home grown", jarang yang bekerja di perusahaan asing sebelumnya hingga mereka hanya mengenal sistim Indonesia yang berbelit-belit yang berakibat menaikkan cost. II. AGI bersama Assosiasi Profesional sejenis perlu mendesak pemerintah untuk meninjau kebijakannya (beberapa cases). Pertanyaan kepada DPR. UUMigas sudah digodok enam tahun oleh DPR dan disosialisaikan kemana-mana namun belum juga selesai karena terlalu banyak beda pendapat. Banyak investor lebih senang menunggu UU baru sebelum investasi. Belum juga selesai, ESDM sudah mengeluarkan "Global split". Investor takut kalau nantinya antara UUMigas baru yang masih kacau dan 'Gross Split' akan bertentangan. Sebagai investor mereka ingin kepastian, hingga memilih menunggu sampai UUMigas yang baru keluar. Seandainya DPR tidak lelet dan tahun 2010/2011 UUMigas sudah ditandatangani, yaitu pada waktu harga minyak diatas $100/bbl, banyak investor pasti berminat dan geologist kita tidak keleleran seperti sekarang. Pertanyaan kepada Mahkamah Konstitusi (MK). Tahun 2012, MK telah membubarkan BPMIGAS dan setelahnya pemakaian ground water oleh asing dan permulaan tahun ini juga tentang pemakaian batubara untuk power plant yang dikelola asing. BPMIGAS yang sudah berdiri 11 tahun dianggap in-konstitutional dan pro-asing hingga dibubarkan. BPMIGAS sangat patuh dan segera menutup semua operasi dan komunikasi. Karena langsung distop selama kurang lebih seminggu, timbul kekacauan. Selama seminggu investor asing yang telah menandatangani kontrak dengan BPMIGAS kwatir. Stok mereka kena imbas. Selain itu timbul kekacauan dalam masuknya barang dan adanya crew change. Untuk ini diperkirakan kerugian sampai puluhan juta dollar meskipiun akirnya dibayar negara lewat cost recovery. Investor tidak bisa mengerti bagaimana kontrak yang sudah ditandatangani dan berjalan bertahun-tahun tiba-tiba dianggap in-konstitutional. Ada yang menyebutnya sebagai Draconian law. Keputusan MK tsb. telah merugikan keuangan negara dan terutama kepercayaan investor. Sedangkan hasil keputusan MK terhadap operasi BPMIGAS tidak ada bedanya, cuma ganti baju menjadi SKKMIGAS. Pertanyaan kepada SKKMIGAS dan ESDM. Birokrasi yang kental menyebabkan proses dan peraturan yang berbelit-belit, pegawai administrasi yang berlebihan, baik yang bekerja untuk SKK/ESDM maupun untuk K3S dan service companies. Hi-Tech yang menjadi ciri industri perminyakan perlu dimanfaatkan. Komputerisasi akan meningkatkan efisiensi, memberikan hasil cepat, biaya rendah, dan mencegah kolusi. Kelebihan gaji karena pengurangan tenaga admin bisa dialihkan ke hal yang produktif, seperti hiring geologist untuk menemukan prospek2 baru maupun memilah-milah daerah produksi atau melakukan analisa basin. Sistim Tender. Untuk mencegah KKN, pembelian barang dan jasa dan dilalukan secara lelang terbuka yang bertele-tele dan melibatkan ratusan orang dan puluhan perizinan. Tender harus lewat koran/media masa, pengikut tender harus punya sekitar 20 perizinan, sebelum ikut harus dilakukan kwalifikasi, sistim tender dengan dua envelop, sistime tender hampir tiap tahun di revisi/disempurnakan, pedoman tender sampai 200 halaman hingga perlu ikut kursus, tiap tender perlu bank referensi, akte notaris bisa ratusan halaman kalau perusahaan tua, bank account, dsb.dsb. Salah satu alasan Pertamina "in favor" dengan "Global split" adalah karena mereka bisa langusng memberi award tanpa lewat tender SKK yang berbelit. Kalau tidak salah Pertamina akan mendapatkan dua tahun early start jika dibandingkan kalau ikut tender. Inilah jahatnya tender yang berbelit-belit, dua tahun for "nothing"? POD IDD. Pengembangan Indonesian Deep Water Development atau IDD oleh Chevron di Selat Makassar. sudah ditandatangani tahun 2011/2012 oleh ketua SKK. Namun tidak dilaksanakan karena adanya pergantian pimpinanan. Tidak ada yang berani mengambil keputusan. Harga gas anjlok dan proyek di petieskan. Seandainya tahun 2011 POD di laksanakan kita punya projek IDD yang menyerap ratusan tenaga kerja. Proyek MASELA. INPEX sekitar tahun 2000 menemukan dua giant gas field, MASELA di East Indonesia dan ICHTHYS di Western Australia. Dua-dua deep water dengan cadangan similar. Sekitar MASELA tidak ada pulau hingga LNG plant perlu dibangun di offshore atau gas dialirkan dengan pipa ke pulau KAI, sekitar 600 km dimana LNG plant dibangun. Dipihak lain, ICHTHYS ingin dibangun di pulau Maret yang dekat letaknya. Namun INPEX mendapat tantangan cukup berat dari para environmentalis. Akirnya proyek disetujui tapi gas dialirkan dengan pipa sepanjang 890km ke Darwin, Northern Teritory, dimana LNG plant dibangun. FID proyek ICHTHYS disetujui Jan. 2012 dan produksi diharapkan akir tahun 20l6. BPMIGAS dan ESDM tahun 2011/2012 menentukan bahwa LNG MASELA dibangun offshore kemudian tahun 2016 berubah menjadi onshore. Perbedaan pendapat belum terselesaikan. Produksi MASELA diperkirakan baru tahun 2026, atau 26 tahun setelah discovery. MASELA dikelola oleh INPEX dengan campur tangan SKK. Sedangkan ICHTHYS dikelola oleh INPEX murni swasta sehingga lproduksinya lebih cepat l0 tahun. Selain itu, dengan banjirnya gas LNG dunia, pengembangan MASELA dipertanyakan. Indonesia telah kehilangan golden opportunity. IV. Kesimpulan dan Saran. Sebaiknya IAGI bersama assosiasi sejenis bisa membentuk task force untuk memberikan input ke Pemerintahan. IAGI bisa mendesak supaya sistim tender disederhanakan. DPR didesak supaya UUMigas baru dapat diselesaikan tahun ini. SKK didesak supaya semuanya dijadikan digital demi efisiensi hingga puluhan karyawan dapat dialihkan ke hal-yang yang sifatnya produktif. Bahkan MK perlu diberitahu bahwa keputusannya tentang mineral resources telah menyebabkan Indonesia dirugikan jutaan dollar dan investor takut masuk Indonesia. Dll. Sebetulnya kita tinggal meniru negara maju seperti Australia, bagaimana mereka mengelola natural resources mereka. Departement Petroleum dan Mineral (DPM) Australia, ekivalen dengan ESDM plus SKKMIGAS, sifatnya sebagai pengawas saja, supaya peraturan pemerintah dilaksanakan. DPM Western Australia dengan produksi mineral dan hydrocarbon lebih dari dua kali produksi Indonesia, dalam hal value, pegawainya mungkin hanya 1/3 dari pegawai ESDM plus SKKMIGAS. Selain itu, DPM secara periodik membuat reports dan pedoman tentang kekayaan mineral resources di Western Australia untuk menarik investor. Mereka tidak perlu pegawai banyak karena semuanya ada on line, seperti UU dan semua jenis peraturan yang tekait. Interaksi tatap muka antara DPM dengan Oil dan Mineral companies jarang terjadi. Dalam keadaan yang terpuruk ini, IAGI perlu berpikir commersiil. Untuk menarik investors, IAGI bisa mengusulkan kepada Department terkait, untuk menerbitkan semacam buku pedoman yang scientific. Umpama penulisan 'Geology and Petroleum Recources of Indonesia". Demikian juga untuk Batu Bara, Lateritic Nickel dan Bauxite, dan Primary Mineral Deposit. Mungkin team dari Herman Darman dkk., bisa melopori pedoman Petroleum Resources. Sedangkan untuk Mineral Economics bisa dipelopori oleh MGEI. Salam, H.L. Ong From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S. (Daru) Prihatmoko Sent: Thursday, April 13, 2017 1:51 PM To: IAGI-net Subject: [iagi-net] Dirgahayu IAGI DIRGAHAYU IAGI Hari ini, 13 April, 57 tahun yang lalu, organisasi IAGI yang kita cintai dideklarasikan oleh para senior kita. Perjalanan selama lebih dari setengah abad telah dilalui oleh IAGI dengan berbagai gejolak naik dan turun. Masih banyak hal yang perlu dikontribusikan oleh IAGI bagi komunitas kebumian tanah air. Apalagi di tengah situasi carut marut pengelolaan sumberdaya alam kebumian saat ini, dan juga pentingnya keterlibatan geologi dalam pembangunan infrastruktur serta pengelolaan kebencanaan dan lingkungan. Peran serta kita semua komunitas kebumian sangat dinantikan. SELAMAT ULANG TAHUN KE 57 IAGI - SEMAKIN MEMBUMI GEOLOGI Salam, Sukmandaru P Sent from my mobile device ---------------------------------------------------- Joint Convention Malang 2017 (HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI) 25-28 September 2017 Ijen Suites Hotel Malang, Jawa Timur www.jointconvex.or.id ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) No. Rekening: 255-1088580 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- Joint Convention Malang 2017 (HAGI-IAGI-IAFMI-IATMI) 25-28 September 2017 Ijen Suites Hotel Malang, Jawa Timur www.jointconvex.or.id ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta (a/n IAGI) No. Rek: 123 0085005314 Bank BCA KCP. Manara Mulia (A/n: Shinta Damayanti) No. Rekening: 255-1088580 ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.