Message of Monday, Senin, 15 Maret 2010
Memperhatikan, Bukan Sekadar Melihat 
Oleh: Sonny Wibisono * 

"Perhatikan sekeliling Anda dengan seksama."
-- Anonim

ANDA sudah menonton film Bangkok Dangerous? Bintang Nicolas Cage bermain dalam 
film aksi yang dibuat pada 2008 itu. Film yang merupakan remake dari film 
Hongkong ini menggali kisah sisi manusiawi seorang pembunuh bayaran. Syahdan 
Cage memainkan peran sebagai Joe, pembunuh bayaran berdarah dingin. Satu 
tugasnya membawanya pergi ke Bangkok, Thailand. 
 
Di kota Tuk-tuk, dia menyewa Kong, seorang pencopet jalanan. Tak banyak 
perintah buat si tukang copet itu. Waspadalah, waspadalah. Begitu ujar si Joe. 
Persis seperti kata Bang Napi. Dia harus awas. Dan perhatikan keadaan sekitar. 
Semua benda yang berada disekitarnya dapat dimanfaatkan untuk dijadikan 
petunjuk. Joe memberi contoh. Dia memberi tahu Kong tentang aksi lelaki berbaju 
merah yang membuntutinya. Padahal dia mengetahui hal itu hanya dengan melihat 
spion sebuah sepeda motor yang diparkir tak jauh dari mereka.  
 
Perhatikan. Itulah kata kuncinya. Bukan sekadar melihat. Untuk memperhatikan 
jelas harus dilakukan dengan melihat. Namun 'memperhatikan' sesungguhnya 
mengandung makna yang jauh. Yakni melihat dengan cermat atau memperhatikan 
se¬gala sesuatu dengan tepat. Ditambah penekanan 'de¬ngan seksama', yang 
berarti memperhatikan dengan serius. Dalam banyak hal dalam kehidupan 
sehari-hari, kita memang dituntut untuk memperhatikan keadaan sekitar dengan 
baik. Apakah itu di lingkungan kantor, rumah, ataupun tempat lainnya. 
 
Ambil contoh misalnya, Anda hapal berapa jumlah tukang tambal ban yang berada 
di jalan yang Anda lewati tiap harinya dari rumah menuju kantor dan sebaliknya? 
Baik disisi kanan, maupun disisi kiri. Kalau Anda tidak hapal jumlah dan berada 
dilokasi mana saja, dapat dimaklumi. Tetapi seandainya Anda mengalami kempes 
atau bocor ban, apakah Anda dapat mengingat dimana tukang tambal ban terdekat? 
Hal ini menjadi penting ketika faktor efisiensi waktu, lebih-lebih soal 
keamanan, menjadi hal yang sangat utama.
 
Anda yang tinggal di Jakarta, mungkin sudah sering melewati terowongan Jalan 
Casablanca. Berapa kali di pagi atau malam hari selepas kerja, terlihat 
beberapa motor dan mobil mengalami kempes atau bocor ban. Seorang kawan 
mengalami bocor ban motor. Apakah bocornya ban karena ulah penebar ranjau paku 
atau bukan, tetap saja ban motornya harus diperbaiki. Sebenarnya ia seorang 
biker, hampir tiap hari melewati jalan tersebut. Aneh sekali bila dia tidak 
ngeh dimana tukang tambal ban terdekat. Nah, ditambah keengganannya untuk 
bertanya, membuat ia harus mendorong motornya sejauh kira-kira ratusan meter. 
Padahal andai saja dia bertanya, tukang tambal ban terdekat berada tak jauh. 
Bukan hanya tenaga yang banyak terbuang, waktu pun banyak tersita.  

Dengan memperhatikan situasi sekitar, kita juga akan mengetahui apa yang harus 
dilakukan. Anda tentu tidak dituntut untuk mengetahui atau menghapal segala 
sesuatunya. Tetapi, minimal Anda mengetahui untuk melakukan apa yang seharusnya 
dilakukan bila situasi dan kondisi mengharuskan hal itu. Apalagi ditambah saat 
ini dengan kemajuan teknologi. Segala sesuatunya menjadi lebih mudah.
 
Seorang kawan yang tengah bekerja dikantor mendapat laporan dari pengasuhnya 
bila anaknya mengalami luka parah di dahinya ketika sedang bermain. Maka 
tindakan pertama yang dilakukannya adalah menelpon tetangga sebelah untuk 
meminta tolong membawakan anaknya ke rumah sakit terdekat untuk segera 
ditangani. Bisa dibayangkan bila ia tak menyimpan nomor telepon tetangganya. 
Padahal kecepatan waktu disini sangat penting. 
 
Itulah mengapa pentingnya Anda memperhatikan keadaan sekitar. Tak hanya melihat 
saja. Oh ya, omong-omong, Anda hapal nomor telepon Ketua RT setempat dimana 
Anda tinggal?

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media 
Komputindo, 2009



Kirim email ke