Kawan-kawan miliser, Diskusi mengenai Taman Nasional terus mengalir di Milis Lingkungan. Ada yang pro, ada yang hati-hati, dan ada pula yg kontra. Masing-masing mempunyai argumen yang kuat. Lalu dimana titik temunya? Silahkan diteruskan diskursus ttg taman nasional ini. Peserta aktif diskusi antara lain : Ilham Wijaya, Teguh Hartono, Sigit, Marthen Welly, Khadafi, Sofyan Eyanks, Moorehead LRRP dan Abdul Razak. Partisipasi kawan-kawan milis yang lain sangat diharapkan dlm diskusi ini. Buat Mas Ilham Wijaya sangat ditunggu acara seminar mengenai taman nasional yg akan diselenggarakan oleh lembaganya. Kalau bisa perspektif taman nasional dilihat dari berbagai segi: pemerintah pusat, pemerintah daerah, perguruan tinggi, LSM yg pro, LSM yg kontra, bisnis, dan masyarakat yg terkena dampak ditetapkannya taman nasional (tentunya melibatkan juga masyarakat adat). Salam, Djuni Pristiyanto Moderator Milis Lingkungan ------------------------------------------------- From: ilham wijaya <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Lingk] Kekacauan Taman Nasional MASALAH PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL Apa sebetulnya pentingnya Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS)? Sesuai fungsi Taman Nasional yaitu sebagai paru-paru dunia, maka kepentingan global akan tergantung pada pengelolaan Taman Nasional (TN). TN Gunung Salak dan Halimun, disahkan menurut SK Mentri kehutanan No. 175 Tahun 2003 yang berisi tentang perubahan fungsi kawasan hutan lindung, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas pada kelompok hutan gunung halimun dan kelompok hutan gunung salak seluas } 113.357 (seratus tiga belas ribu tiga ratus lima puluh tujuh) hektar di provinsi jawa barat dan provinsi banten menjadi taman nasional gunung halimun-salak. Berarti setiap pengelolaan yang berhubungan dengan TN harus mendapat persetujuan pengelola TNGHS. Permasalahan di TNGHS antara lain : # sebagian masyarakat ada yang tidak mengerti dan ada juga yang menolak pemberian status TN di Gunung Salak # pembatasan wilayah TNGHS masih belum jelas, # tidak adanya pengelolaan satu atap oleh pemerintah daerah (Bogor, Sukabumi dan Lebak), sehingga banyak menghasilkan pandangan pengelolaan TNGHS yang berbeda, sebagai contoh; peta TNGHS yang sekarang beredar di lembaga pemerintah dan LSM masih ditemukan perbedaan. # pengelolaan sumber-sumber ekonomis di dalam TN menjadi lahan kepentingan bisnis dan politis bagi sebagian pihak, sedangkan pihak masyarakat berpandangan apriori merasa tidak boleh melakukan aktivitas apapun di lahan TN, dampaknya kesejahteraan masyarakat lokal menjadi menurun. Masalah yang paling mendasar, yaitu : 1. Sosialisasi TNGHS masih sangat minim di masyarakat. 2. Budaya pemerintah daerah dalam pengelolaan alam di setiap daerah masih menggunakan paradigma bisnis dan politis 3. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan TNGHS masih kecil. Usulan penyelesaian masalah di TNGHS : penyelesaian masalah pengelolaan ini harus secara bertahap dan holistik serta melibatkan multi stakeholder baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah. From: "Yayasan Ekowisata Halimun" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Kekacauan Taman Nasional Sebuah taman nasional (TNGHS) yang jaraknya relatif dekat dengan pusat kekuasaan dan kebijakan, pusat orang-orang terdidik (IPB-UI-ITB, dll), pusat segala bisnis baik legal maupun ilegal. Ternyata, apalah yang bisa dibanggakan dari taman nasional ini : # batas tidak jelas # pencurian kayu # penambang emas liar # perburuan satwa # anggaran pembangunan taman nasional kelihatannya ada, buktinya setiap tahun ada pos jaga yang dibangun, tapi sayangnya ada juga pos jaga yang dibangun tapi juga tidak pernah digunakan. # fasilitas kendaraan kelihatannya banyak ada mobil, ada motor, tapi sayang kalau ada laporan gangguan datangnya terlambat terus alasan tidak ada buget beli bensin Lebih ironis lagi di TNGHS sudah banyak proyek-proyek termasuk proyek JICA yang sekarang, tapi sayangnya masalah-masalah TNGHS tidak pernah berkurang. From: BCI <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Lingk] wacana tentang Taman Nasional TAMAN NASIONAL DI INDONESIA A. DEFINISI : Definisi Taman Nasional : suatu kawasan Pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata dan kreasi. (UU NO. 5/1990; UU NO. 41/1999). B. FUNGSI : adapun fungsi Taman Nasional adalah : 1. Kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan 2. Kawasan pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa 3. Kawasan pemanfaatan secara lestari potensi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. C. TUJUAN : 1. Terjamin dan terpeliharanya keutuhan dari keberadaan kawasan dan ekosistem Taman Nasional. 2. Terjamin dan terpeliharanya keberadaan dari potensi dan nilai - nilai dari keanekaragaman tumbuhan, satwa, komunitas, dan ekosistemnya penyusun taman nasional dan 3. Pemanfaatn kawasan dan potensi taman nasional secara optimal, lestari, dan bijaksana untuk kegiatan penelitian, pendidikan dan pengembangan iptek, kegiatan yang menunjang budidaya, budaya, dan pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. D. PERMASALAHAN PERLUASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN - SALAK. 1. Penata batasan kawasan ( panjang batas 495 Km, baru ditata batas 60 km, belum ditata batas 435 Km) 2. Penataan zonasi kawasan. 3. Review rencana pengelolaan taman nasional 4. Enclave dan pemukiman masyarakat secara illegal. 5. Pinjam pakai kawasan 6. Sengketa atau tuntututan hak kepemilikan lahan oleh masyarakat. 7. Perambahan hutan secara illegal 8. Pemanfaatn hasil hutan non kayu 9. Illegal logging 10. Illegal hunting 11. Kebalaran hutan 12. Bencana alam. 13. Kontrak/ perjanjian PHBM (sadapan getah dan tumpangsari) oleh Perum Perhutani. 14. wana wisata di 16 lokasi. 15. pengalihan aset/personil Perum Perhutani. 16. koordinasi pengamanan dan perlindungan hutan. 17. Minimnya dana departemen Kehutanan untuk segera melakukan proses tata batas kawasan Jaringan Kerjasama Konservasi Kawasan Gunung Salak (JK3GS) selama kurang lebih satu tahun telah melakukan proses publik, yaitu mengajak semua pihak yang mempunyai kepentingan terhadap Gunung Salak dan Halimun baik itu Masyarakat, Perum Perhutani, LSM, Lembaga Perguruan tinggi (IPB), pihak swasta, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan Taman Nasional sendiri untuk bertemu dan sharing informasi serta pendapat. Di dalam proses ini kita semua menjunjung tinggi azas kebersamaan dan kekeluargaan. Koordinasi, integrasi, kemitraan dan kolaboratif seluruh stakeholders di kawasan Halimun - Salak merupakan suatu upaya untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kepentingan konservasi taman nasional dengan pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional, sehingga dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis semua stake holders di kawasan Halimun Salak. From: Marthen Welly <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Fwd: wacana tentang Taman Nasional Topiknya menarik, bagaimana kalau diskusi tentang Taman Nasional ini kita kembangkan, untuk menarik berbagai macam persepsi, masukan, dan kritik. Saya juga saat ini sedang bekerja di Labuanbajo di Taman Nasional Komodo sebagai staf The Nature Conservancy (TNC) Indonesia Marine Program. From: ilham wijaya <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Lingk] Diskusi Taman Nasional Diskursus Taman Nasional kita pandang sebagai wacana ilmiah bukan sosial politik. Karena kita semua tahu bahwa keberadaan Taman Nasional akan semakin memperkuat masyarakat negara (pemerintah, red) lebih leluasa untuk mengeksploitasi sekaligus berkolaborasi dengan pemilik modal dengan dalih pemanfaatan atau pengembangan. Konteks pembicaraan taman nasional di Indonesia masih dalam tahap menemukan fakta bahwa diIndonesia banyak sekali potensi sumber daya alam yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keberlangsungan masa depan kehidupan umat manusia di dunia. Selebihnya bangsa ini hanya pandai membuat kebijakan tetapi tidak pintar dalam melaksanakan dan mengevaluasi. Kritik dan otokritik ini disampaikan kepada para penggiat lingkungan dan masyarakat sipil pada umumnya. Kehidupan alam tergantung dari mana kita melihatnya kita mau berubah ke arah kesejahateraan dan kelestariaan apabila kita mampu mendorong secara mandiri proses pengelolaan sumber daya itu tanpa melibatkan pihak pemerintah dan donor, saya kira itulah capaian akhir. Lagi-lagi memang keterbatasan dan konsistensi awalnya perlu usaha yang maksimal namun sekali lagi jangan terlebih dahulu menyalahkan negara karena kepentingan di belakang itu yang sebenarnya lebih berperan. Jangan sampai pihak lain lebih dominan dalam mengembangkan Taman Nasional milik kita ini. Mari sebelum terlambat... From: "Yayasan SWAMI" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Fwd: wacana tentang Taman Nasional Taman Nasional, apakah artinya dan untuk siapa dibuat Taman Nasional. Duduk persoalannya harus di perjelas siapa yang selama ini memanfaatkan Taman Nasional. Kenapa Taman Nasional begitu dilindungi dari aktivitas manusia/masyarakat adat yang memiliki kearifan tradisional. Kenapa mereka (masyarakat sekitar) harus diusir dari sumber-sumber kehidupan mereka. Mungkin banyak referensi kasus yang beredar tentang keberadaan dan pengelolaan beberapa taman nasional. Kenapa taman nasional begitu ngotot untuk di selamatkan sementara kawasan hutan lindung malah di caplok untuk kawasan tambang. Padahal kedua-duanya di tetapkan untuk menyelamatkan lingkungan. Keliru jika mendiskusikan Taman Nasional harus dilepaskan dari faktor sosial politik (di negeri ini). Penetapan kawasan Taman Nasional adalah kebijakan negara yang sarat dengan dimensi sosial dan politik. Bahkan lebih dari itu, kebijakan penetapan taman nasional mungkin tidak lepas dari kepentingan ekonomi global (eco facisme). Penetapan taman nasional tidak sekedar ingin menyelamatkan lingkungan tapi lebih dari itu juga menjadi alat kepentingan ekonomi untuk memperluas jsaringan bisnis ekologi para pemilik modal. Menyelamatakan lingkungan juga berarti menyelamatkan kehidupan manusia/umat, tapi kemudian masyarakat yang sejak dahulu kala mendiami mendiami kawasan taman nasional itu di usir secara perlahan, anehnya pengusiran juga dengan cara-cara kekerasan (penembakan dll). Menetapkan zonasi taman nasional juga cenderung semakin mempersulit kehidupan masyarakat sekitar untuk memancing ikan. Kembali ke pertanyaan, Taman Nasional untuk menyelamatkan siapa? Jangan Sampai lingkungan hanya dimaknai sekedar hutan, laut, karang, satwa dan kehati lainnya seperti yang selama ini ada dalam kawasan Taman Nasional. Tidak termasuk manusia. Jangan-jangan dalam kawasan taman nasional juga terkandung kekayaan perut bumi yang maha besar, sehingga sewaktu-waktu oleh negara/pemerintah akan di buatkan konsesi tambang, seperti layaknya nasib hutan lindung kita. Karena semua terkait dengan sosial, politik dan ekonomi, maka negara sewaktu-waktu bisa berbuat semaunya demi uang. Sekarang tinggal kita melihat siapa yang bersekongkol dengan pengelola negara/pemerintah (lokal, nasional, internasional). Dibenak para aktivis lingkungan pasti sudah tergambar siapa saja mereka. From: "Yayasan Ekowisata Halimun" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Revitalisasi Pengelolaan Taman Nasional Seminar Diskusi soal Pengelolaan Taman Nasional adalah sebuah proses yang panjang dan tak pernah tuntas, Tidak terasa sudah hampir 25 tahun lebih konsep Taman Nasional di canangkan di negeri ini, dimulai dari 10 taman nasional tahap I, seperti Ujung Kulon, Gede Pangrango, Leuser, dll hingga saat ini lebih dari 40 taman nasional dan sudah berapa juta bahkan milyar dolar uang dicurahkan dalam berbagai proyek taman nasional. Tapi apa hasilnya ??? selalu persoalan-persoalan kelasik dalam pengelolaan muncul, Contoh : # Tekanan illegal logging yang terus terjadi dimana-mana # Perambahan/ konversi lahan juga terjadi dimana-mana # perburuan satwa liar yang juga masih terjadi # pengelolaan pengunjung wisata yang tidak profesional yang berakibat sampah, vandalisme juga terjadi Ironisnya selalu persoalan-persoalan kelasik pula yang menjadi alasan-alasan: # kelemahan dan terbatasnya SDM # terbatasnya infrastruktur # terbatasnya anggaran # kurangnya koordinasi # lemahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat Lalu, apakah persoalan-persoalan ini akan terus berputar seolah tak ada solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan pengelolaan Taman Nasional yang lebih baik? Rekomendasi saya : Sudah saatnya DPR harus mengambi langkah berani untuk menjadikan Taman Nasional menjadi sebuah lembaga yang independen, mandiri dan profesional yang langsung dibawah presiden dan setingkat gubernur, dan dipimpin langsung oleh orang-orang profesional yang memenuhi syarat dan pegawai-pegawainya dipilih kembali secara profesional. From: "walhidiy" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Fwd: wacana tentang Taman Nasional Masih perlukah diperdebatkan sistem pengelolaan taman nasional yang secara riil tidak mampu menjamin apa yang diamanatkan undang2? Taman nasional hanya sebuah nama tanpa makna.. sebuah simbol dominasi kooptasi global dengan kedok konservasi.. ngomong tentang komunitas, rakyat dll yang memang secara hakiki sebagai pemegang kedaulatan tapi nyatanya mereka selalu dipojokkan dan persalahkan. untuk kesejahteraan. kesejahtaraan siapa? kesejahtaraan yang seperti apa? Taman nasional yang dari mulai proses sampai implementasi tidak mencerminkan apa yang menjadi tujuan. Tidak satu pun proses yang dilakukan dalam penetapan taman nasional yang memposisikan masyarakat tempatan sebagai stake holders. Masyarakat hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja. lalu... masihkah kita berharap dengan itu? bahkan perubahan sk menhut tentang proses pengalihfungsian hutan dipenggal hanya untuk mempercepat proses, tanpa harus melibatkan (persetujuan) DPRD. luar biasa tentunya... From: Moorehead LRRP <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Lingk] Re: [Nature Trekker] Kekacauan Taman Nasional menjadikan sebuah wilayah menjadi sebuah wilayah konservasi adalah sebuah kegiatan yg harus didukung. harus ada study yg comprehensive terlebih dahulu dalam menentukan sebuah kawasan akan menjadi peruntukan tertentu (hunian, hutan lindung, konservasi ). hal ini yg sampi saat ini masih belum tercermin oleh pemerintah kita sebagai regulator. hampir sebagian besar usaha ekstraktif itu masih bertumpu pada modal asing. karena bangsa ini memang belum memiliki modal yg cukup untuk mengelola sumberdaya alamnya. daripada hanya menyumpah kondisi yg ada, mengapa kita tidak pernah berpikir untuk mulai mengubah kondisi yg disadvantage menjadi kondisi yg advantage buat kita. bukan hanya dgn slogan dan kata-kata kosong atau ribut dgn demonstrasi di jalan. tapi lebih kepada aksi nyata. mulai saja dari individu, gue yakin akhirnya efek snowball akan tercipta dan perubahan yg diharapkan pasti terjadi. jadiiiiii.... daripada sibuk menyalahkan kondisi, lebih baik kita memikirkan bagaimana kita membuat kondisi tersebut menjadi kondisi ideal. "seberapa besar yg telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam menjalankan corporate social responsibility-nya", "apa benar bahwa mereka hanya industri ekstraktif yg berpikir atas diri sendiri" atau" adakah gunanya mereka di indonesia". atau kita lebih memilih menutup mata dan percaya bahwa penentuan suatu kawasan tanpa terlebih dahulu melakukan study yg comprehensif akan lebih baik dibandingkan menjadikannya sebagai kawasan ekstraktif. bila memang demikian, tidak lama lagi kita tidak akan menggunakan perlengkapan apa pun dalam hidup ini. tanpa industri ekstraktif, tidak akan ada industri lainnya. tanpa adanya manusia yg berpikir holistic, maka hanya kekacauan yg terjadi. From: Abdul Razak <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [Lingk] Revitalisasi Pengelolaan Taman Nasional Jangan putus asa begitu, Kang; justru untuk itulah kita ada. Ibarat air terjun Cibereum, yang jatuh kebatu dibawahnya; kan lama - lama batunya juga jadi bolong, Kang. Terus berjuang...
[Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/6iY7fA/5WnJAA/Y3ZIAA/yppolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Indonesian Backpacker Communities visit our website at www.indobackpacker.com "No Spamming or forwarding unrelated messages, you will be banned immediately" untuk bergabung kirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/indobackpacker/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/