----------------------------------------------------------
FREE for JOIN Indonesia Daily News Online via EMAIL:
go to: http://www.indo-news.com/subscribe.html
- FREE - FREE - FREE - FREE - FREE - FREE -
Dengan mengClick banner sponsor anda menyumbang
Rp. 1000,- untuk HomePage IndoNews.
----------------------------------------------------------

Precedence: bulk


PEMBANTAIAN A LA BANYUWANGI TERULANG DI CIAMIS

        JAKARTA (Siar,20/4/99), Kasus pembantaian berkedok dukun santet di
Banyuwangi, Jawa Timur oleh aparat Hukum belum tuntas, kini kian rumit setelah
50 orang di Ciamis dibantai dengan pola sama.

        Menurut sumber setempat pola pembantaian massal yang terjadi di
Ciamis lebih mengerikan. Para pelaku bahkan berani melakukan operasi secara
terang-terangan (tidak memakai topeng). Bahkan para pelaku sebelumnya sempat
membacakan daftar dan nama nama orang yang akan menjadi target operasinya.
Menurut beberapa pelaku yang tertangkap mereka mengaku dibayar antara Rp 100
ribu hingga Rp 200 ribu per kepala (korban). Peristiwa pembunuhan warga
masyarakat dengan dalih pembersihan dukun santet itu diungkap Komisi Untuk
Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS).

        Kontras memperkirakan korban pembunuhan sejak Januari 99  sekitar 50
hingga 100 orang tewas dibantai. "Kami yakin paling tidak diatas 50 korban
yang sudah jatuh. Karena itu kami minta kepada aparat keamanan untuk segera
bertindak," ujar koordinator badan pekerja Kontras, Munir SH kepada wartawan
di Jakarta (19/4).

        Munir yang didampingi anggota tim investigasi Kontras , Ori Rahman
mensinyalir pembataian rakyat berkedok dukun massal itu sudah berlangsung
sejak Januari dan hingga saat ini targetnya sudah tidak jelas lagi. Karena
warga masyarakat yang tidak disukai mereka telah ikut dijadikan sasaran.

        Menurut sumber SiaR sebelum korban dibunuh , mereka terlebih dahulu
dianiaya di depan keluarganya. Kemudian diarak menuju Desa Ciwayang (sebuah
tebing yang dibawahnya mengalir sungai yang langsung menuju ke laut)
Sehingga ketika ditemukan sosok mayat korban bernama Mang Oneng, Senin
(13/4), yang sehari hari bekerja sebagai tukang bengkel sepeda di desa
Parigi dibiarkan tersangkut ditempatnya hingga empat hari.

        Pengakuan dari para pelaku yang tertangkap Jum'at(16/4) di Ciamis, mereka
tak merasa takut ditangkap bahkan mereka juga merasa aman aman saja dalam
melaksanakan operasinya. Para pelaku dengan  tegas mengatakan "kami
diperintah jika perlu menyerang aparat kepolisian jika berusaha merintangi
operasi pembataian dukun santet ini."

        Pola pembantaian berkedok dukun santet itu dilakukan oleh masyarakat
yang merupakan gabungan beberapa desa sekitar wilayah tersebut. Menurut
Munir operasi pembantaian ini masih berlangsung hingga saat ini. Hampir
setiap hari warga masyarakat menemukan 3 sampai 5 mayat yang dibuang ke
sungai. "Meski pada awalnya warga masih berani menguburkan mayat yang mereka
temukan di sungai namun ketika setiap hari selalu bermunculan mayat disungai
banyak warga menjadi ketakutan dan tidak berani menyentuh lagi," ujar Ori
Rahman.

        Saat ini, menurut Ori, polisi telah menahan 28 orang yang diduga
pelaku. Namun penangkapan baru dilakukan pihak aparat, Jumat (16/4) lalu.
Menurut informasi operasi pengakapan itu dilakukan sehubungan dengan dengan
rencana Presiden Habibie untuk mengadakan kunjungan kerja ke Cilacap pada 2
Mei 1999, yang kebetulan secara geografis letaknya berdekatan dengan daerah
pembantaian tersebut.

        Beberapa sumber setempat menengarai sejumlah oknum aparat ikut
terlibat hingga merasa perlu membereskan kasus tersebut menjelang kunjungan
Presiden Habibie.***

----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Didistribusikan tgl. 20 Apr 1999 jam 19:06:41 GMT+1
oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]>
http://www.Indo-News.com/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kirim email ke