Masih ingatkah akan pembasmian etnis Bosnia oleh Serbia?:
      Para bocah disuruh naik bis dengan suasana bak ikan sardencis dalam
kaleng, lalu diledakkan.
      Wanita diperintah menaiki truk dengan maksud mengungsi ke tempat yang
aman. Saat hampir masuk jurang, si supir meloncat sampai selamat, sementara
seluruh penumpangnya tewas.
     Sejumlah wanita harus abortus. Kalau menolak, mereka diintimidasi
dengan pertimbangan medis, seperti akan lahir dengan cacat dan akan tewas
seketika.
     Segala bantuan untuk penduduk yang sedang menderita ditahan di bandara,
supaya mereka cepat tewas.
     Banyak rumah yang ditembaki, sehingga seluruh isinya keluar sambil
menjerit.
     Ibu yang sedang menyusui, anak yang pulang dari masjid, dan ibu yang
memasak roti, ditembaki dengan senjata berat.
     Justru tragedi itu membuat nilai Islam atau ajaran Islam semakin
terapresiasikan di Eropa.
     Dengan kata lain, gema Islam yang perkembangannya melejit di Eropa
selama dekade ini tidak terlepas dari hikmah tragedi upaya pembantaian etnis
di Bosnia.
     Tragedi itu menyebabkan masyarakat Eropa non Islam terasang untuk
mengenal lebih dalam akan Islam. Termasuk para cendekiawan dan para tokoh
non Islam.
     Berapa banyak bocah non Islam seperti di Jerman, Perancis, dan Inggeris
jadi tahu akan istilah "Tarawih", "Haji", sampai "Tahajud" di mana sebelum
tragedi Bosnia, mereka belum tahu.
     Kabarnya omset penjualan Al-Qur'an di Eropa selama dekade ini pun naik
melejit.
     Inilah salah satu implikasi dari ayat Al-Qur'an : "IZAJA A NASHRULLAHI
WALFATHU"

Salam,

Nasrullah Idris





Kirim email ke