Kalau si David ini benar dengan asumsinya, maka Gus Dur itu termasuk si
orang picek yang teriak-teriak 'Hidup TNI', 'Australi bajingan', dsb.
Artinya, pandangan si Gus kalau Australia itu memang keterlaluan -- paling
tidak PM-nya, si bangsat Howard itu -- tidak valid lagi.

David, kita ini **tahu**  kalau para elite TNI memanfaatkan dan memperalat
sebagian orang Indo yang goblog itu supaya si elite itu bisa terhindar
pengadilan HAM. Tapi, pengetahuan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan
kalau si Australi itu di sisi lain memang juga bajingan, yang secara murni
juga menimbulkan gerakan anti-Asutralia. Sehingga, kalau gerakan itu lalu
juga ditunggangi oleh beberapa bajingan di antara elite TNI; itu karena
memang perasaan anti si asutralia itu memang ada.

Jadi, sentimen itu ada dulu, baru kemudian dikipasi oleh si TNI. Bukannya si
elite TNI yang menciptakan itu.

Kamu ngerti toh?

JD


!-----Original Message-----
!From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
!Behalf Of david goldsworthy
!
!Terima kasih banyak, Mas Yusuf, atas forwarding ini
!yang sangat menarik. Habis membaca tulisan ini dari
!seorang Indonesia, badan saya feels very delicious
!karena masih ada orang Indonesia yang sadar bahwa
!kalau orang berteriak "Australia arogan" atau, "negara
!Australia usil!" atau "Mati INTERFET, we will eat your
!hearts!" "UN tidak adil, jajak pendapat TimTim bias,
!tidak adil" maka orang itu sebenarnya juga berteriak
!tanpa sadar..."Hidup TNI" "Kami cinta TNI", "TNI-lah
!yang sangat baik dan adil", "Kami dukung TNI!!!"
!Sebab, seperti yang saya ketahui dari dulu, semua rasa
!anti Australia itu berasal dari upayanya TNI
!mengkambing-hitamkan Australia, supaya masyarakat Ina
!tidak sempat lihat dengan mata yang terbuka siapa yang
!seharusnya disalahkan.
!
!Salam,
!DavidG

Kirim email ke