Siaran Pers KISDI: Hentikan Kebohongan Ahmadiyah dan Islam Liberal
Dengan dukungan aliran Jaringan Islam Liberal (JIL), kelompok Ahmadiyah semakin gencar menebarkan kebohongan ke tengah masyarakat. Yang terakhir ini, (25 Juli 2006), Ketua Pemuda Ahmadiyah, Abdul Musawir (AM), diwawancarai oleh website JIL. Berikut ini bukti-bukti kebohongan Ketua Pemuda Ahmadiyah tersebut, beserta jawaban KISDI: AM: Ahmadiyah adalah salah satu organisasi Islam yang didirikan oleh Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad. Beliau mendakwakan diri sebagai Imam Mahdi dan Almasih yang dijanjikan, sebagaimana yang pernah dinubuatkan Nabi Muhammad sendiri. Tapi berkaitan dengan semuanya, kami meyakini beliau (Ghulam Ahmad) adalah nabi tanpa syariat. Itu yang kebanyakan disalahartikan orang. Beliau sendiri pernah menyatakan: Saya bisa menjadi nabi, justru karena mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad. Saya tidak akan pernah bisa mencapai tingkat keruhanian seperti ini kalau tidak mengikuti beliau (Nabi Muhammad). Beliau juga pernah bersabda: Saya tidak ada artinya dibandingkan Rasulullah. Bahkan, saya lebih rendah dari debu sepatu beliau. Artinya, beliau begitu mengagungkan Rasulullah. Sebab kalau kita lihat ketinggian ruhani Nabi Muhammad, cukup aneh kalau beliau tidak dapat mengantarkan pengikutnya untuk mencapai tingkat keruhanian yang sama. Jawaban: Dengan meneliti wahyu-wahyu versi Ghulam Ahmad, terbukti bahwa dia nabi palsu. Masalah ini sudah berpuluh tahun diteliti dan dibuktikan oleh para cendekiawan dan ulama Islam. Akan tetapi, untuk meyakinkan dan menakut-nakuti orang yang tidak percaya kepadanya, Ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu-wahyu yang mengutuk orang-orang yang mengingkarinya. Misalnya, pengakuannya, : Dan dari sejumlah ilham-ilham itu, ada diantaranya yang didalamnya sejumlah ulama yang menentangku dinamakan Yahudi dan Nasrani. (Mirza Ghulam Ahmad, Hamamat al-Bushra, hal. 19). Dan katanya, Maka barangsiapa yang tidak percaya pada wahyu yang diterima Imam yang dijanjikan (Ghulam Ahmad), maka sungguh ia telah sesat, sesesat-sesatnya, dan ia akan mati dalam kematian jahiliyah, dan ia mengutamakan keraguan atas keyakinan. (Mirza Ghulam Ahmad, Mawahib al-Rahman, hal. 38). Ghulam Ahmad juga mengaku, dan termasuk diantara tanda-tanda (kebenaran dakwahku) yang nampak dalam zaman ini ialah matinya orang-orang yang menentangku dan menyakitiku serta memusuhiku habis-habisan. Jadi memang ada persamaan antara Ahmadiyah dengan Islam, tetapi juga ada perbedaan yang fundamental. Cendekiawan Muslim Pakistan, Dr. Moh. Iqbal pernah ditanya oleh Jawaharlal Nehru mengapa kaum Muslimin bersikap keras untuk memisahkan Ahmadiyah dari Islam? Iqbal menjawab: Ahmadiyah berkeinginan untuk membentuk dari umat nabi Arabi (Muhammad saw) satu ummat yang baru bagi nabi Hindi. Pengakuan AM bahwa Ghulam Ahmad tidak ada artinya dibandingkan Rasulullah saw, juga bertentangan dengan ucapannya: Dalam wahyu ini Tuhan menyebutkanku Rasul-Nya,karena sebagaimana sudah dikemukakan dalam Brahin Ahmadiyah, Tuhan Maha Kuasa telah membuatkan manifestasi dari semua nabi, dan memberiku nama mereka. Aku Adam, aku Seth, aku Nuh, aku Ibrahim, aku Ishaq, aku Ismail, aku Yaqub, aku Yusuf, aku Musa, aku Daud, aku Isa, dan aku adalah penjelmaan sempurna dari Nabi Muhammad saw, yakni aku adalah Muhammad dan Ahmad sebagai refleksi (Haqiqatul Wahyi, h. 72). (Majalah Sinar Islam (terbitan Ahmadiyah) edisi 1 Nopember 1985). AM: Rukun Islam kami sama, lima. Rukun iman kami pun sama, yakni enam, seperti yang dikatakan hadis, An tumina bilLâhi wa malâikatihî wa kutubihi dan seterusnya. Alquran kami pun Quran yang 30 juz itu juga, tidak lebih satu huruf pun dan tidak ditambah satu apa pun. Salat kami pun juga 5 waktu. Kami juga melakukan tahajud, puasa Ramadhan, dan ibadah lainnya. Praktis, syariat kami tidak ada perbedaan. Kalau pun ada bedanya, saya kira seperti perbedaan antara mazhab-mazhab fikih Hanafi, Syafii, Maliki, dan Hanbali. Jawaban: Berbagai ucapan Mirza Ghulam Ahmad yang dikutip sebelumnya menunjukkan, bahwa rukun iman mereka bertambah, yakni wajib percaya kepada nabi Mirza Ghulam Ahmad, dan sesatlah orang yang mengingkarinya. Konsepsi kenabian menurut Ghulam Ahmad juga berbeda dengan konsepsi Islam. Dalam Islam, tugas utama para Nabi adalah menegakkan kalimah tauhid dan menjauhi thaghut (QS 16:36). Tetapi, bagi Ghulam Ahmad, tokoh-tokoh yang ajaran ketuhanannya jelas-jelas bertentangan dengan Islam juga disebut sebagai nabi. Krishna, yang dalam kepercayaan Hindu disebut sebagai inkarnasi Dewa Wishnu, dikatakan oleh Ghulam Ahmad sebagai nabi pilihan Tuhan (awatar). Katanya, He was the awatar of God i.e. His Prophet, on whom descended the holy Ghost he was the prophet of that era. (Mirza Bashir Ahmad, Durr-i-Manthur, hal. 40). Begitu juga Baba Nanak, tokoh agama di India dan pendiri sekte Hindu Sikh, juga dikatakan oleh Ghulam Ahmad sebagai nabi. Kata dia, Baba Nanak was a righteous man, a chosen one of God. (ibid, hal. 41). AM (tentang Kitab kumpulan wahyu Mirza Ghulam Ahmad): Bukan, itu bukan Alquran. Itu bukan kitab suci kami. Posisinya hanya wahyu-wahyu. Itu memang wahyu dan ilham yang beliau (Ghulam Ahmad) terima. Itu juga bukan semacam fatwa yang menghakimi Alquran. Kita juga tahu, Rasulullah pernah bersabda: Aku tinggalkan 2 warisan, Alquran dan Sunnahku. Jadi buku itu sifatnya hanya menjelaskan, dan statusnya agak mirip hadis, tapi tidak sama persis juga. Itu hanya untuk mengingatkan kita. Itu bukan kitab suci, sama sekali bukan. Jawaban: Seperti disebut sebelumnya, Mirza Ghulam Ahmad sendiri menyatakan: Maka barangsiapa yang tidak percaya pada wahyu yang diterima Imam yang dijanjikan (Ghulam Ahmad), maka sungguh ia telah sesat, sesesat-sesatnya, dan ia akan mati dalam kematian jahiliyah, dan ia mengutamakan keraguan atas keyakinan. (Mirza Ghulam Ahmad, Mawahib al-Rahman, hal. 38). Jadi, ketua pemuda Ahmadiyah itu sangat jelas berbohong! AM (menjawab pertanyaan JIL, Jadi tuduhan Ahmadiyah eksklusif, punya syariat dan nabi berbeda itu tidak benar?): Tepat sekali. Departemen Agama sudah pernah memanggil kami ketika wacana ini mulai terangkat kembali beberapa tahun lalu. Dan setelah dijelaskan, mereka pun paham bahwa praktis tidak ada perbedaan. Mengutip ungkapan Pak Dawam Rahardjo beberapa waktu lalu, Jangan-jangan perbedaannya hanya pada level tafsir. Jawaban: Balitbang Depag RI, tahun 1995 menerbitkan hasil penelitiannya tentang Ahmadiyah, yang antara lain menyimpulkan: Mirza Ghulam Ahmad mengaku telah menerima wahyu, dengan dengan wahyu itu dia diangkat sebagai Nabi, rasul, Almasih Mauud dan Imam Mahdi. Ajaran dan faham yang dikembangkan oleh pengikut jemaat Ahmadiyah Indonesia khususnya terdapat penyimpangan dari ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan al-Hadits yang menjadi keyakinan umat Islam umumnya, antara lain tentang kenabian dan kerasulan Mirza Ghulam Ahmad sesudah Rasulullah saw. Rasyid Ridha, dalam Tafsir Almanar, Juz II, menyatakan: Mereka (Ahmadiyah) itu ada dua golongan. Segolongan menyatakan (Mirza Ghulam Ahmad) al-Qadiyani adalah pembaharu dan bukannya nabi. Mereka ini ialah ahli bidah. Segolongan lagi menyatakan bahwa ia adalah seorang (nabi) yang diberi wahyu oleh Allah. Mereka ini adalah orang-orang kafir, murtad. AM: Kita bukan agen kolonialisme sama sekali, apalagi beliau (Ghulan Ahmad) justru banyak mengeluarkan buku-buku yang menjelaskan bahwa Nabi Isa itu sama seperti nabi-nabi yang lain. Jawaban: Di saat umat Islam sedang berjuang melawan penjajah Inggris di India, Mirza Ghulam Ahmad membuat pernyataan: Bagi saya, rakyat India yang beragama Islam tidak boleh memberontak atau mengangkat senjata terhadap kerajaan yang mengadakan perbaikan ini (yaitu kerajaan/penjajah Inggris) semua itu adalah haram secara mutlak dan barangsiapa yang merencanakannya maka ia telah mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan telah sesat senyata-nyatanya. AM: Soal pengkultusan, kita tetap menganggap manusia yang tertinggi dan paling agung adalah Nabi Muhammad. Itu juga yang selalu kami tekankan dalam khotbah kami. Imam Mirza Ghulam Ahmad Alaihissalam sendiri selalu merujukkan fatwa-fatwa beliau kepada hadis Nabi Muhammad serta Alquran. Jawaban: Masalah mendasar yang dipersoalkan, adalah apakah pantas Ghulam Ahmad diberi sebutan alaihi salam sebagaimana para nabi dan rasul Allah lainnya. Jelas, sudah terbukti, tidak layak. AM: Kami mengartikan Nabi Muhammad sebagai nabi pembawa syariat terakhir. Kita tidak punya ajaran atau syariat yang spesifik. Ajaran Islam terakhir semata-mata yang dibawa Nabi Muhammad. Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad Alaihissalam hanya menghidupkan kembali syariat yang telah dibawa Nabi Muhammad. Beliau tetap berada dalam koridor Islam. Jawaban: Hal yang pokok dalam Islam adalah masalah aqidah. Jika dalam masalah aqidah sudah berbeda, maka jelas sudah berbeda agama. AM: Karena itu, wahyu tidak mungkin berhenti. Nah, itulah yang sering Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad sampaikan. Soal penerimaan wahyu, kalau merujuk Alquran, bahkan semut dan Ibunda Siti Maryam pun menerima wahyu. Tapi agama yang terakhir hanya Islam. Sementara istilah kenabian pada Hadzrat Mirza Ghulam Ahmad adalah kenabian yang merupakan bayangan atau dhill, pantulan dari kenabian Muhammad itu sendiri. Jadi beliau itu nabi pantulan dari Nabi Muhammad pada akhir zaman. Jawaban: Istilah wahyu untuk semut dan Siti Maryam adalah wahyu dalam makna lughawi, bukan dalam makna istilahi. Karena itu, meskipun menerima "wahyu", semut tidak diberi julukan alaihi salam. Soal bukti-bukti kebohongan kenabian Ghulam Ahmad sudah dikaji dalam ribuan lembar buku. Sepanjang sejarahnya, umat Islam tidak pernah gentar untuk berdebat dengan Ahmadiyah atau pendukung aliran-aliran sesat lainnya, seperti Jaringan Islam Liberal. Bahkan, bukan hanya berdebat, bermubahalah pun, banyak ulama Islam yang siap. Wallahu alam. Demikianlah jawaban KISDI terhadap kebohongan yang ditebarkan oleh Ahmadiyah dan JIL. Sangat disesalkan, di era imperialisme modern, seperti sekarang ini, kerjasama wakil imperialis sekular Barat dengan Ahmadiyah untuk menghancurkan Islam kembali terjadi, sebagaimana di masa-masa awal perkembangan Ahmadiyah. Jakarta, 20 Jumadilakhir 1426 H/27 Juli 2005 Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) Ttd HM Aru Syeif Asad (Ketua Humas) Ingin belajar Islam? Mari bergabung milis Media Dakwah Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] ____________________________________________________ Start your day with Yahoo! - make it your home page http://www.yahoo.com/r/hs _______________________________________________ is-lam mailing list is-lam@milis.isnet.org http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam