Thursday, 03 February
2005
Berikut ini dipaparkan beberapa kutipan Purdi E
Chandra, pendiri Primagama dan Entrepreneur University yang menjadi
pembicara utama dalam seminar yang mengangkat tema "gila", maka setiap
ungkapan yang dikemukakan Purdi terasa "gila" dan membuat peserta
tertawa.
Saya masuk kuliah di empat universitas tapi tidak selesaikan
kuliah. Tapi saya juga heran kenapa bisa dirikan Primagama, sebuah lembaga
bimbingan belajar terbesar di Indonesia yang cabangnya sampai ratusan.
Padahal saya tidak terlalu pintar-pintar amat. Makanya
saya berpikir kalau kita terlalu pintar menyebabkan terlalu banyak
pertimbangan, yang akhirnya tak ada sama sekali yang bisa dikerjakan.
Makanya mungkin alangkah baiknya anak kita jangan terlalu pintar (hadirin
tertawa). Anak saya yang di SMP ranking 11 langsung minta mobil. Ini sudah
luar biasa dibandingkan sebelumnya yang ranking 20-an. Dia juga mau jadi
pengusaha. Lihat saja banyak orang pintar tapi tidak mau kerja.
Untuk mau menjadi pengusaha jangan terlalu banyak
pertimbangan. Laksanakan saja niat itu dan tunggu hasilnya. Coba lihat
pakar akuntansi tidak mau berusaha karena apa. Yah itu tadi karena mereka
belum berusaha sudah takut jadi pengusaha, karena mereka sudah mempelajari
dulu hitung-hitungan menjadi pengusaha yang mengerikan makanya mereka
takut sebelum berusaha.
Lalu kenapa orang mau jadi pengusaha. Saya kira Jaya
Setiabudi sudah memaparkan banyak tadi. Yah jadi pengusaha itu misalnya
gini, saya merasa tiap hari kerjanya apa. Paling kalau ada yang mau
ditandatangani baru muncul. Makanya yang perlu diketahui calon pengusaha
tidak usah muluk-muluk kalu sudah bisa tanda tangan yah bagus-lah (hadirin
tertawa).
Pengusaha itu tidak perlu tinggi-tinggi sekolah, karena
yang mereka perlukan hanya tahu tanda tangan dan mengingat bentuk tanda
tangannya jangan sampai salah tanda tangan satu dengan lainnya.
Selain itu, pengusaha kebanyakan dari orang malas. Sebab
orang yang sudah pintar itu diperebutkan sama perusahaan untuk menjadi
karyawan. Makanya yang jadi pengusaha itu dulunya orang malas. Orang malas
sebenarnya bukan hal yang negatif karena melihat pengalaman selama ini,
kebanyakan mereka yang jadi pengusaha.
Nah, orang pintar akan dibutuhkan pengusaha sebagai
tulang punggung perusahaan. Misalnya, saya sebagi Direktur, banyak pegawai
saya adalah para doktor, sementara saya tamat kuliah juga tidak. Paling
saya membuat akademi perguruan tinggi dan memanggil para doktor mengajar
di tempat saya dan gelar saya dapat dari akademi saya sendiri.
Setelah berbicara bahwa seorang pengusaha tak harus
pintar, pendiri lembaga pendidikan Primagama dan Entrepreneur University,
Purdie E Chandra, mengupas pembicaraan mengenai fungsi otak kanan sebagai
salah satu tips menjadi pengusaha, berikut beberapa petikannya.
Untuk menjadi pengusaha memang harus sedikit "gila".
Lebih gila lagi kalau teman-teman tidak mau jadi pengusaha (hadirin
tertawa). Untuk menjadi seorang pengusaha pakailah otak kanan Anda. Kalau
perlu jangan gunakan sama sekali otak kiri. Kenapa harus otak kanan?
Ini yang lucu karena otak kanan mengajarkan kita hal yang
tidak rasional. Berbeda dengan otak kiri, ia memberitahukan sesuatu yang
rasional, teratur, dan berurut-urut. Misalnya begini, murid SD disuruh
kreatif sama gurunya. Ia disuruh membuat gambar pemandngan. Karena dari
dulu gambar pemandangan yang ia tahu hanya yang ada gunung lalu dibawahnya
jalan raya dan sungai, maka sampai dia SMU pun hanya gambar itu yang ia
tahu. Ketika diperintahkan menggambar pemandangan. Ini keteraturan tapi
tidak ada kreativitas. Kalau ada otak kanan maka ia akan memberitahukan
sesuatu yang lebih kreatif. Lalu, apakah Anda mau dari dulu jadi karyawan
terus menerus, tidak kreatif ingin menjadi pengusaha dan punya
karyawan.
Atau begini, anda bangun setiap pagi, mandi, naik angkot
ke kantor, bekerja lalu menjelang sore pulang ke rumah setelah itu tidur
dan besoknya lagi ke kantor. Itu dijalani selama belasan tahun bahkan
sampai kakek-nenek. Dan sama sekali terbatas waktu yang sebanyak-banyaknya
dengan orang luar yang lain dari yang dibayangkan.
Itulah keteraturan dan yang mengatur semua itu adalah
otak kiri. Apakah Anda mau seprti itu seterusnya? Makanya gunakanlah otak
kanan. Mau jadi pengusaha biasakanlah otak kanan Anda yang bekerja. Dan
Anda tak perlu setiap hari ke kantor dan pulang sore.
Kenapa tangan kanan kita selalu bergerak? Karena yang
menggerakan adalah otak kiri makanya teratur hasilnya. Lalu, apakah kita
harus seperti anak SD terus yang hanya pintar menggambar pemandangan satu
model yang diajarkan gurunya?
Otak kanan tidak banyak hitungan atau pertimbangan
macam-macam. Ia lebih banyak mengerjakan apa yang dipikirkannya. Kalau mau
usaha jangan terlalu banyak hitung-hitungan. Waktu bikin banyak usaha saya
tidak banyak hitung-hitungan dan Alhamdulillah sukses. Saya kira banyak
pengusaha lain yang seperti itu. Lihat saja beberapa orang terkaya di
dunia tidak sampai selesai kuliahnya, Bill Gates misalnya bahkan dia
menjadi penyokong dana utama Harvard University (Universitas ternama dunia
di Amerika).
Ibaratkan kita mau jadi pengusaha itu sama seperti ketika
hendak masuk kamar mandi. Kenapa? Karena masuk kamar mandi kita tidak
berpikir-pikir....kalau kebelet....yah langsung masuk saja. Terserah di
dalam kamar mandi "sukses" atau tidak itu urusan belakang. Kalau di dalam
kamar mandi tidak ada sabun kan kita akhirnya keluar juga dan ada upaya
untuk mencari. Orang terkadang akan mencari sesuatu apapun yang menurutnya
mendesak dengan berbagai cara. Kalau pun pada saat itu tidak ada sabun di
rumah ia akan berusaha untuk mencari sabun sampai dapat. Untuk latih otak
kanan tidak perlu sekolah-sekolah tinggi. Anak saya yang SMP sekarang
kalau bukan karena takut ditanya calon mertua kelak, mungkin dia sudah
berhenti sampai SMP saja. Jangan sampai calon mertua nanti tanya, anaknya
lulusan apa? (peserta seminar tertawa).
bersambung.... |