Semoga kita terhindar dari orang-orang yang ingin
menyesatkan manusia dari jalan Allah.

"Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan
perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu
akan memperoleh azab yang menghinakan." [Luqman:6]
  

Date: Mon, 4 Sep 2006 13:31:23 +0700 (WIT)
From: "[EMAIL PROTECTED] net.id" <[EMAIL PROTECTED]
net.id>
To: [EMAIL PROTECTED] com
Subject: Fw: {forsimpta} Ensiklopedi Al-Qur’an yang
Diributkan



----Original Message----
From: sutomo_asngadi@ yahoo.com
Date: 04/09/2006 11:40 
To: "muslim Bintaro Jaya BSD" , "sabili milist" ,
"forum masjid kantor jakarta" , "mushola milist" ,
"ade irwan" , "aspex onp" , "awwaludin masjid Al Iman"
, "bintoro lare" , "dedi dedi" , "diyatno world bank"
, , "acil pulungan" , "y p" , "bowo umum" , 
Subj: {forsimpta} Ensiklopedi Al-Qur’an yang
Diributkan


Ensiklopedi Al-Qur’an yang Diributkan
Oleh : Redaksi 02 Sep 2006 - 11:21 pm 

Oleh Hartono Ahmad Jaiz *
Ensiklopedi Tematis Al-Qur’an Bahayakan Aqidah Umat
Islam
Siapa saja yang membuka-buka buku Ensiklopedi Tematis
Al-Qur’an terbitan Kharisma Ilmu, Jakarta, 2005 dan
2006, pasti akan menemukan beberapa hal yang aneh. Di
antaranya:

Gambar sepasang lelaki dan wanita, yang wanita
menggelendoti lelaki, dengan caption (keterangan
gambar) berbunyi: ciri-ciri wanita surga. (Ensiklopedi
Tematis Al-Qur’an, jilid 5 halaman 103).

Judul Hakekat Iman dihiasi dengan gambar pemeluk agama
Kristen yang sedang berupacara lengkap dengan tanda
salibnya. (Ensiklopedi Tematis Al-Qur’an jilid 1,
halaman 65). 

Siapa membaca surat Yasin akan mendapatkan pahala
sebanding dengan melakukan haji 20 kali. (Ensiklopedi
Tematis Al-Qur’an, jilid 2, halaman 113).

Berobat dengan menggunakan air bekas wudhu bisa
menyembuhkan tujuh puluh penyakit. (jilid 6 halaman
30). 



Hadits-hadits palsu itu ditampilkan tanpa periwayatan
yang jelas, diambil dari kitab mana tak disebutkan,
dan tanpa ada penjelasan tentang derajat haditsnya.
Padahal hadis-hadis itu jelas palsu, telah dijelaskan
oleh banyak ulama hadits.

 Itulah buku Ensiklopedi Tematis Al-Qur’an yang sedang
jadi bahan sorotan para ulama, tokoh Islam, dan umat
Islam pada umumnya, menjelang Ramadhan 1427 Hijriah
(Agustus- September 2006 M). 

Di antara media massa yang telah memuat
ketidak-akuratan buku ini adalah: Majalah Sabili, 25
Agustus 2006 yang beredar dua minggu sebelumnya,
Harian Republika Jakarta dalam rubrik Suarapublika
(surat pembaca), berjudul Ensiklopedi Al-Qur’an
menyesatkan (Republika, Selasa, 22 Agustus 2006,
halaman 4). Harian Pelita Jakarta, Prof. KH Ali
Mustafa Yaqub, MA: Ensiklopedi Tematis Al-Qur’an
Bahayakan Aqidah Umat Islam (Harian Pelita, Senin 28
Agustus 2006 halaman 7). 

Direktur Kharisma Ilmu Jakarta, penerbit Ensiklopedi
Al-Qur’an, Abdul Aziz Muhammad, telah memberikan
tanggapan kepada Republika dan Sabili yang beredar
Jumat 25 Agustus 2006.


Tentang Buku Ensiklopedi Al-Qur’an

Buku 6 jilid bergambar ilustrasi-ilustrasi foto maupun
lukisan dan kaligrafi itu terjemahan dari buku Bahasa
Arab, Al-Mausu’ah Al-Qur’aniyah, karangan Muhammad
Kamil Hasan al-Mahami, terbitan Al-Maktab Al-‘Alamiy,
Lith-Tiba’ati Wan Nasyri, tanpa disebut di kota mana
dan tahun berapa, dalam buku terjemahan ini. 

Buku ini diterjemahkan oleh Ahmad Fawaid Sjadzili (
http://fawaidku. blogspot. com/ ) yang pernah menulis
artikel di situs JIL islamlib.com (2004) marhaban
(ucapan selamat) atas kedatangan Nasr Hamid Abu Zayd,
orang Mesir yang divonis murtad oleh Mahkamah Agung
Mesir, di antaranya karena menganggap Al-Qur’an produk
budaya. Nasr Hamid telah difasakh dari isterinya,
kemudian keluar dari Mesir dan berada di Belanda.
Orang yang seperti inilah yang dipuji oleh penerjemah
buku ini, dengan judul tulisan Memanusiakan Alquran;
Marhaban Abu Zayd! (silamlib.com, 30/08/2004). Menurut
situs JIL (islamlib.com) , Ahmad Fawaid Sjadzili
adalah Alumnus Fakultas Ushuluddin, IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Pernah nyantri di Pondok
Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep, Madura.
Peniliti Lakpesdam-NU dan Mahasiswa Program Pasca
Sarjana UIN Jakarta. 

Buku ini diterbitkan oleh PT Kharisma Ilmu di Jakarta,
telah beredar sejak 2005 dua kali terbit (8000
eksemplar, menurut hasil wawancara wartawan Majalah
Tabligh Muhammadiyah), dengan kata pengantar
sekretaris umum MUI, Drs Ichwan Sam, pakai stempel
MUI. 

Nama-nama besar terpampang di buku 6 jilid ini.
Keterangan dari wawancara tersebut, nama-nama besar
itu sebagai konsultan. Di antaranya ditulis: 

Pembaca Ahli: Prof. KH. Alie Yafie (Rektor Institut
Ilmu Al-Qur’an, Jakarta), Prof. Dr. H. Moh. Ardani
(Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN, Jakarta), Prof. Dr.
Nasaruddin Umar, MA (Guru Besar Ilmu Tafsir UIN,
Jakarta; Rektor PTIQ, Jakarta), Prof. Dr. H. Ahmad
Bachmid, Lc (Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab UIN,
Jakarta). 

Dewan Editor: Dr. Ahsin Sakho Muhammad (Ketua), Dr.
H.A. Sayuti Anshari Nasution, MA, dan Dr KH Ahmad
Munif Suratmaputra, MA. 

Dalam hal nama-nama besar itu, Ali Mustafa Yaqub dari
MUI mengaku kepada Harian Pelita, ia sebelumnya
dihubungi penerbit untuk dicantumkan sebagai anggota
tim pembaca ahli, namun dirinya menolak untuk ditulis
dan sebagai tim pembaca ahli. 


Membahayakan Aqidah Umat

Heboh tentang buku 6 jilid berjudul Ensiklopedi
Tematis Al-Qur’an memang wajar. Karena buku ini
wujudnya rancu sedang isinya merancukan, bahkan sampai
merancukan aqidah. Padahal aqidah justru merupakan
sesuatu yang paling berharga dan harus dipertahankan
kemurniannya sampai mati, karena merupakan keyakinan
yang menjadi bekal akan masuk surga. Bila aqidahnya
rancu, tak jelas, tidak murni mentauhidkan Allah swt,
atau bahkan ragu-ragu, maka akan mencelakakan si
empunya aqidah itu di akherat kelak.

Ulama dari Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia),
KH Ali Mustafa Ya’qub sampai menyatakan: “Ensiklopedi
Tematis al-Qur’an bahayakan akidah umat Islam. Buku
yang diterbitkan Kharisma Ilmu itu banyak kejanggalan.
Peredarannya dikhawatirkan dapat membahayakan akidah
umat Islam. Buku edisi luks tersebut banyak
penyimpangan dari pemahaman Islam selama ini sehingga
jika tidak ditarik dari peredaran akan menimbulkan
keresahan.” (Pelita, Jakarta, Senin 28 Agustus 2006/ 3
Sya’ban 1427H, halaman 7).

Ali Mustafa Yaqub berpendapat, buku tersebut jauh dari
ilmiah, bahkan tidak lebih dari dongeng belaka yang
dapat membahayakan akidah umat Islam.


Menimbulkan Kerancuan Baik Aqidah Maupun Syari’ah


Buku aslinya tidak berilustrasi. Tetapi buku
terjemahan ini hampir setiap halaman ada ilustrasinya,
sampai ilustrasi yang mengiringi teks tentang Nabi
Muhammad saw ketika malam Isra’ dan Mi’raj, apakah
beliau melihat Tuhan. Ada gambar seorang kurus
berambut cepak berpakaian ihram menoleh agak kanan, di
atas depannya ada lafal Alloh (tulisan kaligrafi
dilingkupi garis-garis melambangkan cahaya) diberi
keterangan di pinggir buku, ilustrasi cahaya (Nuur)
Allah SWT. (jilid 1, halaman 60). Itu semua tidak ada
pada buku aslinya, Menurut Wawancara Heri B Jauhari
(reporter Majalah Tabligh dengan Abdul Aziz Muhammad
(direktur PT Kharisma Ilmu) Via telepon, Jakarta 19
Agustus 2006 pukul 11.30.


Ilustrasi-ilustrasi itu ada foto, lukisan, kaligrafi,
atau modifikasi-modifika si. Misalnya ilustrasi yang
diberi keterangan: Yang terpenting dalam keimanan
adalah hati dan akal, berupa foto orang yang kepalanya
terlihat otaknya, dan dadanya terlihat gambar hatinya
dilewati cahaya kilatan longkek-longkek, lalu di atas
dada kiri ada lafal kaligrafi Alloh, mencahayai ke
hatinya, dan di sebelah kanan kepalanya ada kaligrafi
Allah menyinar ke otaknya. (jilid 1, halaman 68).
Apakah memang Allah di atas dada kiri dan di sebelah
kanan kepala? Ini masalahnya.


Ilustrasi-ilustrasi mengenai kehidupan akherat, sampai
wanita surga diujudkan foto wanita (jilid 5 halaman
139). Kalau nanti wanita yang difoto itu ternyata
bukan wanita surga, pasti pembuat ini semua harus
bertanggung jawab kepada orangnya dan pembaca, serta
terhadap Allah swt. Benar-benar masuk surga pun tetap
jadi masalah, karena tentu beda dengan di dunia. 


Foto (ilustrasi) orang-orang non Islam dengan
salibnya, yang sedang kebaktian, mengiringi teks yang
judulnya hakekat iman (jilid 1 halaman 65).


Judul Hakekat Iman, penjelasannya tidak jelas, lalu
ditambah kalimat samar: Pertanyaan sama juga terdapat
dalam agama Kristen. Di halaman itu dipampangkan
gambar pemeluk agama Kristen yang sedang berupacara
lengkap dengan tanda salibnya. (Ensiklopedi Al-Qur’an
jilid 1, halaman 65). Ini benar-benar merancukan
aqidah. Kalimat samar: Pertanyaan sama juga terdapat
dalam agama; seakan aqidah Islam sama dengan keyakinan
Kristen, sama benarnya, dan bahkan Kristen-lah yang
jadi contoh. Karena judul Hakekat Iman itu gambarnya
justru orang-orang Kristen sedang berupacara
(kebaktian?) lengkap dengan ada salibnya. Sangat
menyesatkan! Ensiklopedi Al-Qur’an kok seperti ini.


Sub Judul Tamu Surga, gambarnya ada sesosok orang yang
anti agama yaitu Karl Max (jilid 1 halaman 92). 


Hadits Palsu


Memuat ungkapan palsu: Para mufassir umumnya sepakat
bahwa ayat-ayat tersebut (surat Al-Insaan, pen) turun
berkaitan dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib
dan isterinya, Fathimah Az-zahra’. Allah SWT berfirman
(QS Al-Insaan/ 76: 5-10). Lalu dikisahkan sebab
turunnya Al-Qur’an itu, tentang Imam Ali bin Abi
Thalib dan Sayyidah Fathimah bernazar, apabila kedua
putranya sembuh akan berpuasa selama tiga hari. Dalam
kisah panjang ini (penyebutan Imam Ali, Imam Husen dan
orang-orang Syi’ah lainnya kadang diberi tambahan as
–alaihis salam di belakangnya, bukan kebiasaan Ahlus
Sunnah tapi kebiasaan orang Syi’ah. Buku ini pakai
kebiasan Syi’ah itu, di samping mengambil tokoh-tokoh
Syi’ah sebagai rujukan tanpa menyebutkan sumbernya)
Imam Ali utang gandum ke orang Yahudi. Proses utang
dengan syarat agar Ali memintal wol jadi benang.
Utangan gandum diberikan kepada Fathimah. Anaknya
sembuh. Mereka berdua puasa memenuhi nazar puasa 3
hari. Terus gandum diproses jadi roti. Tapi tiap hari
ada orang yang minta-minta menjelang buka, maka Ali
dan keluarganya selama 3 hari hanya berbuka air. Hari
keempat mereka berkunjung ke rumah Rasulullah SAW.
Melihat kondisi mereka (Ali, Fathimah, al-Hasan, dan
al-Husain) sangat lemah, Nabi saw kontan menangis.
Saat itulah Malaikat Jibril menurunkan surah al-Insan.
(lihat Ensiklopedi Al-Qur’an, jilid 5, halaman
132-134). Buku ini telah berdusta, dengan ungkapan,
Para mufassir umumnya sepakat bahwa ayat-ayat tersebut
(surat Al-Insaan, pen) turun berkaitan dengan Amirul
Mukminin Ali bin Abi Thalib dan isterinya, Fathimah
Az-zahra’. Kedustaan itu di antaranya bisa dilihat
keterangan Imam Al-Qurthubi,

ÞÇá ÇáÊÑãÐí ÇáÍßíã ÇÈæ ÚÈÏ Çááå Ýí äæÇÏÑ ÇáÃæá : ÝåÐÇ
ÍÏíË ãÒæÞ ãÒíÝ ÞÏ ÊØÑÝ Ýíå ÕÇÍÈå ÍÊì ÊÔÈå Úáì
ÇáãÓÊãÚíä . (ÊÝÓíÑ ÇáÞÑØÈí ÌÒÁ 19 - ÕÝÍÉ 120 )
Berkata At-Tirmidzi Al-Hakim Abu Abdillah dalam
Nawadiril awal: Ini (kisah tentang Ali dan keluarganya
kelaparan sampai hari keempat hanya minum air sedang
rotinya diberikan orang) adalah hadis yang dipoles dan
dipalsu, telah diekstrimkan oleh pembicaranya sehingga
merancukan bagi pendengar. (Tafsir Al-Qurthubi juz 19,
halaman 120).

Imam Al-Qurthubi menegaskan, 
ÞáÊ æÇáÕÍíÍ ÃäåÇ äÒáÊ Ýí ÌãíÚ ÇáÃÈÑÇÑ æãä ÝÚá ÝÚáÇ
ÍÓäÇ Ýåí ÚÇãÉ æÞÏ ÐßÑ ÇáäÞÇÔ æÇáËÚáÈí æÇáÞÔíÑí æÛíÑ
æÇÍÏ ãä ÇáãÝÓÑíä Ýí ÞÕÉ Úáí æÝÇØãÉ æÌÇÑíÊåãÇ ÍÏíËÇ
áÇíÕÍ æáÇ íËÈÊ (ÊÝÓíÑ ÇáÞÑØÈí [ ÌÒÁ 19 - ÕÝÍÉ 117 ]
Aku katakan: Yang benar bahwa ayat itu diturunkan
mengenai semua orang yang baik dan orang yang
mengerjakan perbuatan baik, maka ayat itu umum. Telah
menyebutkan An-Naqqosy, Ats-Tsa’labi, Al-Qusyairi dan
bukan hanya satu mufassir mengenai kisah Ali, Fathimah
dan jariyah (budak wanita) mereka satu hadis yang
tidak shohih dan tidak tsabat (tidak kuat riwayatnya).
(Tafsir Al-Qurthubi juz 19 halaman 117).


Selain menjunjung Ali ra dengan sebutan Imam Ali
disertai kisah palsu seperti tersebut di atas,
dikutip-kutip pula pendapat tokoh Syi’ah, Abu
Abdillah. Kutipannya sebagai berikut: Imam Abu
Abdillah ra berkata: “Anak durhaka dapat melakukan
kebajikan apa pun yang dikehendakinya, tetapi tidak
mungkin masuk surga.” (Ensiklopedi Al-Qur’an jilid 3
halaman 52). Ungkapan itu masih diulas oleh penulisnya
di halaman lain: …kendati melaksanakan amal kebajikan
di dunia, seorang anak tidak akan masuk surga selama
tidak berbakti kepada kedua orang tua. (jilid 3,
halaman 54). Pertanyaan yang perlu diajukan: Apakah
dosa besar selain syirik, dalam hal ini tidak berbakti
kepada kedua orangtua, mutlak menghalangi untuk masuk
surga, hingga disebut tidak mungkin masuk surga?
Apakah tidak berbakti kepada kedua orang tua itu
menghapus seluruh keimanan dan amal sholih?


Memampangkan cerita yang diakui dan disebut berbau
fiktif, disertai gambar orang berkain ihrom, kepalanya
kepala keledai. Diceritakan, Awam bin Hausyah ra,
salah seorang sahabat, bercerita: “Suatu ketika, aku
singgah di sebuah pemukiman. Tak jauh dari pemukiman
itu, terdapat kuburan. Setiap habis waktu Asar,
kuburan itu terbelah dan dari dalamnya keluar seorang
laki-laki berkepala keledai. Ia berteriak nyaring tiga
kali. Kemudian, orang itu masuk kembali ke kuburan
yang kemudian tertutup kembali seperti sediakala….
(Ensiklopedi Al-Qur’an jilid 3 halaman 57, 58, 59).
Cerita itu panjang, tanpa menyebut sumbernya dan
derajat keshahihannya. Lalu diberi keterangan: Memang,
kisah tersebut berbau fiktif, namun di dalamnya
terkandung banyak pesan berharga (jilid 3 halaman 59).
Pantas saja, buku ini walau dinamakan Ensiklopedi
Al-Qur’an, maka menimbulkan komentar, di antaranya
dilontarkan oleh Prof KH Ali Mustafa Yaqub: “Buku
tersebut jauh dari ilmiyah, bahkan tidak lebih dari
sebuah dongeng belaka yang dapat membahayakan akidah
umat Islam.” (Harian Pelita, Jakarta, Senin 28 Agustus
2006, halaman 7).


Mengaburkan Syari’at Pernikahan dan puasa


Mendefinisikan nikah dengan pengertian yang
mengaburkan syari’at nikah. Ditulis uraian: hanya
saja, keberadaan dua orang saksi berikut tanda
tangannya, pencatatan akad nikah, dan syarat-syarat
lainnya, seperti pemajuan dan pengakhiran pemberian
maskawin, hanyalah persoalan formalitas. Prinsip
perkawinan adalah adanya kesepakatan kedua belah
pihak, atau dalam istilah yuridis disebut dengan ijab
dan Kabul. Kesepakatan masing-masing pihak untuk
melangsungkan pernikahan ini disaksikan langsung oleh
Allah SWT (Ensiklopedi Al-Qur’an jilid 3 halamnan
63-64). Betapa kaburnya prinsip perkawinan model buku
ini. Apakah ini meniru model kaum Liberal di Majalah
Syir’ah terbitan Jakarta yang menampilkan pelacuran
tetapi berdalih nikah yang disaksikan langsung oleh
Allah SWT? Di buku Ensi ini jelas mengaburkan syari’at
perbikahan tentang syarat dan rukun nikah. Hanya tidak
terang-terangan memasukkan nikah mut’ah model Syi’ah
saja rupanya. Namun dari uraian tentang nikah yang
seperti itu, berarti menafikan atau menganggap sepi
rukun nikah secara syar’i, yang mewajibkan adanya
kedua calon yang akan nikah, adanya wali, 2 orang
saksi, mahar (maskawin), dan ijab kabul. Yang dianggap
prinsip hanya ijab kabul. Perkataan disaksikan
langsung oleh Allah SWT tanpa menekankan 2 orang saksi
sama dengan menafikan syari’at tentang saksi. Tidak
disebutkannya wali sama dengan menafikan wali. Ya
mut’ah lah kurang lebihnya. 


Mendefinisikan puasa sama sekali jauh dari
kesempurnaan pengertian. Ensiklopedi Al-Qur’an ini
mendefinisikan: Puasa adalah menahan diri dari makan
dan minum dalam rentang waktu tertentu. Puasa umat
Islam dilakukan pada bulan Ramadhan (jilid 1 halaman
181). Lalu ada keterangan lain: Dewasa ini, sejumlah
bijak bestari dan pemikir sengaja melakukan puasa diam
selama satu atau dua hari dalam seminggu. Bahkan
mereka menganjurkan keluarganya untuk melakukan hal
itu, baik karena alasan ibadah atau latihan jiwa
(jilid 1 halaman 188). Ini model kejawen, kebatinan
atau apa? Tetapi nama buku ini Ensiklopedi Al-Qur’an.
Maka Ali Mustafa Yaqub tak segan-segan mengecamnya
sebagai buku yang membahayakan aqidah umat. Tentang
definisi puasa itu sendiri sudah membuyarkan
pengertian puasa. Karena hanya mencegah makan dan
minum dalam rentang waktu tertentu. Padahal puasa
dalam Islam itu mencegah makan, minum, bersetubuh, dan
hal-hal yang membatalkan puasa, dari terbit fajar
hingga tenggelam matahari (maghrib). Lha kalau hanya
menahan makan minum dalam rentang waktu tertentu,
apakah itu memenuhi syarat sebagai puasa dalam Islam?
Benar-benar ensiklopedi menyesatkan! Bandingkan dengan
ensiklopedi umum, bahkan terbitan bukan dari Islam,
dan namanya tidak mencatut Al-Qur’an. Tetapi dalam
memberikan pengertian, relatif jauh lebih sempurna
dibandingkan dengan Ensiklopedi yang menyesatkan ini.
Definisi puasa dalam Ensiklopedi Umum: Puasa atau Saum
atau Siam, ialah menahan diri (imsak). Pelaksanaannya:
Tidak melakukan hal-hal tertentu (makan, minum,
memasukkan sesuatu ke dalam tenggorokan, muntah dengan
sengaja, bersetubuh) mulai fajar hingga matahari
terbenam. Dikerjakan selama bulan Ramadhan penuh. Jika
karena suatu sebab jumlah hari berpuasa kurang,
kekurangan itu harus ‘ditebus’ (Ensiklopedi Umum,
Prof. Mr AG Pringgodigdo, Penerbitan Kanisius, 1977,
halaman 477). Betapa bedanya antara Ensiklopedi Umum
ini yang walaupun umum, tetapi tidak memotong-motong
pengertian dalam Islam; sedang Ensiklopedi Al-Qur’an
terbitan Kharisma Ilmu Jakarta itu justru mengaburkan
pengertian dalam Islam.


Hadits palsu, membaca surat yasin sebanding dengan 20
kali berhaji


Memuat hadits palsu, siapa membaca surat Yasin akan
mendapatkan pahala sebanding dengan melakukan haji 20
kali. (Ensiklopedi Al-Qur’an, jilid 2, halaman 113).

Hadits palsu itu dikemukakan dalam Ensiklopedi
Al-Qur’an tanpa diberi periwayatnya apalagi derajat
haditsnya. Bunyinya: Rasulullah SAW juga bersabda:
Surah Yasin menghindarkan segala keburukan dari
pembaca atau penghafalnya serta memenuhi segala
kebutuhannya. Barangsiapa membacanya, akan mendapatkan
pahala sebanding dengan melakukan ibadah haji 20 kali;
barangsiapa mendengarkannya, akan mendapatkan pahala
sebanding dengan menginfakkan seribu dinar (emas) di
jalan Allah SWT; dan barangsiapa menulisnya kemudian
meminumnya (setelah dimasukkan ke dalam air minum),
akan memasukkan seribu obat, seribu cahaya, seribu
keyakinan, seribu keberkahan, dan seribu rahmat ke
dalam rongganya.” Nabi SAW melanjutkan, “Serta
menghilangkan seluruh penyakit dari (rongga)nya.”
(Ensiklopedi Al-Qur’an jilid 2 halaman 113-114).

Hadits itu hadits palsu menurut Imam As-Syaukani dalam
Al-Fawaid Al-Majmu’ah fil Ahaditisil Maudhu’ah,
Al-Maktab Al-Islami, Beirut, cetakan 3, 1407H, halaman
300:

ÇáÝæÇÆÏ ÇáãÌãæÚÉ [ ÌÒÁ 1 - ÕÝÍÉ 300 ] 

11 - ÍÏíË ãä ÓãÚ ÓæÑÉ íÓ ÚÏáÊ áå ÚÔÑíä ÏíäÇÑÇ Ýí ÓÈíá
Çááå æãä ÞÑÃåÇ ÚÏáÊ áå ÚÔÑíä ÍÌÉ æãä ßÊÈåÇ æÔÑÈåÇ
ÃÏÎáÊ ÌæÝå ÃáÝ íÞíä æÃáÝ äæÑ æÃáÝ ÈÑßÉ æÃáÝ ÑÍãÉ æÃáÝ
ÑÒÞ æäÒÚÊ ãäå ßá Ûá ÑæÇå ÇáÎØíÈ Úä Úáí ÑÖí Çááå Úäå
ãÑÝæÚÇ æåæ ãæÖæÚ æÞÏ ÞÇá ÇÈä ÚÏí Åä ÇáãÊåã ÈæÖÚå ÃÍãÏ
Èä åÇÑæä. (ÇáÝæÇÆÏ ÇáãÌãæÚÉ Ýí ÇáÃÍÇÏíË ÇáãæÖæÚÉ,
ÇáãÄáÝ : ãÍãÏ Èä Úáí Èä ãÍãÏ ÇáÔæßÇäí, ÇáäÇÔÑ : ÇáãßÊÈ
ÇáÅÓáÇãí – ÈíÑæÊ, ÇáØÈÚÉ ÇáËÇáËÉ ¡ , 1407 ÊÍÞíÞ : ÚÈÏ
ÇáÑÍãä íÍíì ÇáãÚáãí

ÚÏÏ ÇáÃÌÒÇÁ : 1)
Kalau membaca Surat Yasin pahalanya sebanding dengan
ibadah haji 20 kali, maka nilai beribadah haji itu
hanya seperdua puluh membaca Surat Yasin. Sehingga
mengandung pengertian, ibadah haji mesti
berulang-ulang. Karena yang namanya membaca Al-Qur’an
itu perlu diulang-ulang selama hidup. Tidak cukup
sekali dua kali dalam hidup ini. Lha kalau membaca
Yasin pahalanya 20 kali ibadah haji, maka ibadah haji
harus diulang-ulang berapa kali banyaknya? Padahal,
Nabi saw ditanya seorang lelaki, apakah (berhaji itu)
setiap tahun Ya Rasulallah? Nabi saw diam. Pertanyaan
itu sampai tiga kali. Lalu Nabi saw menjawab, kalau
aku katakan ya, maka pasti diwajibkan (setiap tahun)
dan kalian pasti tidak akan mampu. (Hadits Riwayat
Muslim nomor 1337). Lantas untuk mencapai 20 kali,
kapan? Benar-benar hadits palsu itu memutar-balikkan
Islam. Namun kenapa Ensiklopedi Al-Qur’an ini
menjajakannya?


Hadis-hadis palsu tanpa dijelaskan bahwa itu palsu.
Contohnya: Berobat dengan menggunakan air bekas wudhu
bisa menyembuhkan tujuh puluh penyakit (jilid 6
halaman 30). Padahal hadis itu jelas palsu, telah
dijelaskan oleh banyak ulama hadits sebagai berikut:

Air bekas wudhu
ÊÐßÑÉ ÇáãæÖæÚÇÊ [ ÌÒÁ 1 - ÕÝÍÉ 1693 ] 

Úä ÃÈí ÃãÇãÉ " ÇáÔÑÈ ãä ÝÖá æÖæÁ ÇáãÄãä Ýíå ÔÝÇÁ ãä
ÓÈÚíä ÏÇÁ ÃÏäÇåÇ Çáåã " Ýíå ÇáÚßÇÔí ßÐÇÈ ææÇÖÚ
Dari Abi Umamah: “minum air bekas wudhu orang mukmin
itu ada obat untuk 70 penyakit, yang paling rendahnya
adalah penyakit sedih.” Di dalam sanadnya ada
Al-‘Akasyi, dia itu pembohong dan pembuat hadits
palsu. (Tadzkiratul Maudhu’at juz 1 halaman 1693,
kanzul ‘Umal oleh Al-Muttaqi Al-Hindi juz 9 halaman
541, Al-‘ilalul mutanahiyyah oleh Ibnul Jauzi juz 1
halaman 352-353, Al-fawaidul Majmu’ah fil Ahaditisl
Maudhu’ah oleh As-Syaukani juz 1 halaman 263).


Berbau syi’ah dengan mengemukakan perkataan-perkataan
Imam Ja’far, Abu Abdullah murid Imam Ali, menyebut Ali
ra dengan Imam Ali, menyanjung Fatimah dengan
meriwayatkan dia tahu sebelum meninggalnya (tanpa
memberi keterangan dalam kitab apa rujukannya dan
riwayat siapa), dan menutup uraian penting dengan
perkataan Imam Ja’far Shadiq mengenai isi atau
penafsiran Al-Qur’an, sebagai inti dari keseluruhan
uraian dalam 6 jilid itu, di jilid 6 halaman 15.


Memberikan kesimpulan sistematika Al-Qur’an justru
melandaskan kepada kelompok sempalan yaitu Mazhab
Jabbariyah dan Mazhab Qadariyah, lalu ditutup dengan
ungkapan Imam Ja’far al Shadiq, yang ditafsiri oleh
orang (Syi’ah pula?)Hasan Mustafavi (Jilid 6, halaman
14-16).


Mengarahkan kepada pemahaman relativisme, kebenaran
itu relatif, dengan memberikan kesimpulan berlandaskan
ucapan Imam Ja’far Al-Shadiq (yang biasanya diklaim
sebagai Imam Syi’ah): Kitab Allah meliputi empat
perkara: Ibarat, isyarat, lathoif, dan haqoiq. Ibarat
bagi orang awam, isyarat bagi orang khusus, lathoif
bagi para wali, dan haqoiq bagi para nabi (jilid 6
halaman 15).


Tidak mengindahkan riwayat dan derajat periwayatan.
Dan dalam pengantarnya dikemukakan bahwa buku ini kaya
dengan opini dan dibanggakan pula sebaga maha karya.
Kenapa tidak mengindahkan periwayatan dan derajat
periwayatan? Bahkan membanyakkan opini saja malah
dibanggakan? Kalau dibanggakan dengan sebutan maha
karya, dan dinamai bernama ensiklopedi --alias kitab
besar sebagai rujukan-- saja Ensiklopedi Al-Qur’an,
mestinya benar-benar dapat dipercaya karena
berlandaskan Al-Qur’an. Tetapi ternyata cerita berbau
fiktif pun dimuat panjang lebar, dihiasi dengan
ilustrasi lagi. Hadits-hadits palsu pun dipampangkan
di sana-sini tanpa dijelaskan bahwa itu palsu dan tak
ada rujukannya.

Sungguh tidak sesuai dengan namanya, Ensiklopedi
Al-Qur’an. Tidak sesuai pula dengan nama-nama yang
dipampang di setiap jilidnya yaitu rektor-rektor
perguruan tinggi Ilmu Al-Qur’an yang satu khusus
lelaki PTIQ –Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an, dan
satunya lagi khusus wanita IIQ –Institut Ilmu
Al-Qur’an (tadinya khusus wanita, kemudian sudah ada
lelakinya). Tidak sesuai dengan nama jabatan
Sekretaris Umum MUI. Tak sesuai pula dengan
titel-titel profesor doktor yang membidangi ilmu
Al-Qur’an. Mungkin hanya sesuai dengan yang tasawuf
dan berbau Syi’ah serta berfaham liberal yang
aqidahnya campur aduk tak keruan.

Jadi buku ini jauh panggang dari api, kalau dikatakan
sebagai maha karya. Jauh pula dari penegasan sambutan
Sekretaris Umum MUI: “Atas nama pribadi maupun Dewan
Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Pusat, kami sangat
menyambut baik terbitnya buku ini. Semoga dengan
kehadiran buku ini bisa mengisi kekosongan kepustakaan
yang terkait dengan tafsir tematis al-Qur’an dalam
bahasa Indonesia.” (jilid 1, Sambutan DP MUI). 

Justru yang tampaknya sesuai adalah yang disuarakan
oleh anggota Komisi Fatwa MUI yang dimuat Harian
Pelita dengan judul besar Ensiklopedi Tematis
Al-Qur’an Bahayakan Aqidah Umat Islam (Pelita, 28
Agustus 2006, halaman 7). Jadi bukan Maha Karya tapi
maha kaya dengan masalah yang membahayakan aqidah umat
Islam. Itu menurut orang MUI sendiri.

Solo, Rabu 6 Sya’ban 1427 H (30 Agustus 2006). 

* Wartawan dan Penulis Buku-buku Islami

===
Ingin belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits?
Kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
http://www.media-islam.or.id

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
_______________________________________________
is-lam mailing list
is-lam@milis.isnet.org
http://milis.isnet.org/cgi-bin/mailman/listinfo/is-lam

Kirim email ke