Assalamu'alaikum wr.wb.
Tambah :
Kalau kita mencoba taat menjalankan syariat Islam dibilang FANATIK /  KERAS
Kalu kita mencoba hidup sesuai dengan sistem Islam disebut FUNDAMENTALIS
Kalau kita umat Islam mencoba mengajukan suatu bentuk negara dicap EXTRIM
KANAN

Wassalam,

> -----Original Message-----
> From: Yudi Iriandoyo Pati [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Thursday, March 04, 1999 3:50 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [Islam-Net] FW: Saya Anti Demokrasi - Untuk direnungkan
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: Agus Nelwan 
> Sent: Thursday, March 04, 1999 10:35 AM
> To:   Arifa F; Darius Helmi; Yudi Iriandoyo Pati
> Subject:      FW: Saya Anti Demokrasi - Untuk direnungkan
> 
> 
> Tulisan Emha dibawah ini sangat menarik, menyentuh, dan mengharukan ....
> Menyedihkan, tetapi nyata...
> 
> > > Saya Anti Demokrasi
> > > 
> > > oleh : Emha Ainun Nadjib
> > > 
> > > Kalau ada bentrok antara Ustadz dengan Pastur, pihak Depag, Polsek,
> > > dan Danramil harus menyalahkan Ustadz, sebab kalau tidak itu namanya
> > > diktator mayoritas. Mentang-mentang Ummat Islam mayoritas, asalkan
> > > yang mayoritas bukan yang selain Islam - harus mengalah dan wajib
> > > kalah. Kalau mayoritas kalah, itu memang sudah seharusnya, asalkan
> > > mayoritasnya Islam dan minoritasnya Kristen. Tapi kalau mayoritasnya
> > > Kristen dan minoritasnya Islam, Islam yang harus kalah. Baru wajar
> > > namaya.
> > > 
> > > Kalau Khadhafi kurang ajar, yang salah adalah Islam. Kalau Palestina
> > > banyak teroris, yang salah adalah Islam. Kalau Saddam Hussein
> > > nranyak, yang salah adalah Islam. Tapi kalau Belanda menjajah
> > > Indonesia 350 tahun, yang salah bukan Kristen. Kalau amerika Serikat
> > > jumawa dan adigang adigung adiguna kepada rakyat Irak, yang salah
> > > bukan Kristen. Bahkan sesudah ribuan bom dihujankan di seantero
> > > Bagdad, Amerika Serikatlah pemegang sertifikat kebenaran, sementara
> > > yang salah pasti adalah Islam.
> > > 
> > > "Agama" yang paling benar adalah demokrasi. Anti demokrasi sama
> > > dengan setan dan iblis. Cara mengukur siapa dan bagaiman yang pro
> > > dan yang kontra demokrasi, ditentukan pasti bukan oleh orang Islam.
> > > Golongan Islam mendapat jatah menjadi pihak yang diplonco dan dites
> > > terus menerus oleh subyektivisme kaum non-Islam.
> > > 
> > > Kaum Muslimin diwajibkan menjadi penganut demokrasi agar diakui oleh
> > > peradaban dunia. Dan untuk mempelajari demokrasi, mereka dilarang
> > > membaca kelakuan kecurangan informasi jaringan media massa Barat
> > > atas kesunyatan Islam. 
> > > 
> > > Orang-orang non-Muslim, terutama kaum Kristiani dunia, mendapatkan
> > > previlese dari Tuhan untuk mempelajari Islam tidak dengan membaca
> > > Al-Quran dan menghayati Sunnah Rasulullah Muhammad SAW, melainkan
> > > dengan menilai dari sudut pandang mereka.
> > > 
> > > Maka kalau penghuni peradaban global dunia bersikap anti-Islam tanpa
> > > melaui apresiasi terhadap Qur'an, saya juga akan siap menyatakan
> > > diri sebagai anti-demokrasi karena saya jembek dan muak terhadap
> > > kelakuan Amerika Serikat di berbagai belahan dunia. Dan dari sudut
> > > itulah demokrasi saya nilai, sebagaimana dari sudut yang semacam
> > > juga menilai Islam.
> > > 
> > > Di Yogya teman-teman musik Kiai Kanjeng membuat nomer-nomer musik,
> > > yang karena bersentuhan dengan syair-syair saya, maka merekapun
> > > memasuki wilayah musikal Ummi Kaltsum, penyanyi legendaris Mesir.
> > > Musik Kiai Kanjeng mengandung unsur Arab, campur Jawa, jazz Negro
> > > dan entah apa lagi. Seorang teman menyapa: "Banyak nuansa Arabnya
> > > ya? Mbok lain kali bikin yang etnis 'gitu..."
> > > 
> > > Lho kok Arab bukan etnis?
> > > 
> > > Bukan. Nada-nada arab bukan etnis, melainkan nada Islam. Nada Arab
> > > tak diakui sebagai warga etno-musik, karena ia indikatif Islam.
> > > Sama-sama kolak, sama-sama sambal, sama-sama lalap, tapi kalau ia
> > > Islam-menjadi bukan kolak, bukan sambal, dan bukan lalap.
> > > 
> > > Kalau Sam Bimbo menyanyikan lagu puji-puji atas Rasul dengan
> > > mengambil nada Espanyola, itu primordial namanya. Kalau Gipsy King
> > > mentransfer kasidah "Yarim Wadi-sakib...", itu universal namanya.
> > > Bahasa jelasnya begini: apa saja, kalau menonjol Islamnya, pasti
> > > primordial, tidak universal, bodoh, ketinggalan jaman, tidak
> > > memenuhi kualitas estetik dan tidak bisa masuk jamaah peradaban
> > > dunia.
> > > 
> > > Itulah matahari baru yang kini masih semburat. Tetapi kegelapan yang
> > > ditimpakan oleh peradapan yang fasiq dan penuh dhonn kepada Islam,
> > > telah terakumulasi sedemikian parahnya. Perlakuan-perlakuan curang
> > > atas Islam telah mengendap menjadi gumpalan rasa perih di kalbu
> > > jutaan ummat Islam. Kecurangn atas Islam dan Kaum Muslimin itu
> > > bahkan diselenggarakan sendiri oleh kaum Muslimin yang mau tidak mau
> > > terjerat menjadi bagian dan pelaku dari mekanisme sistem peradaban
> > > yang dominan dan tak ada kompetitornya. "Al-Islamu mahjubun
> > > bil-muslimin". Cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam
> > > sendiri.
> > > 
> > > Endapan-endapan dalam kalbu kollektif ummat Islam itu, kalau pada
> > > suatu momentum menemukan titik bocor - maka akan meledak. Pemerintah
> > > Indonesia kayaknya harus segera mervisi metoda dan strategi
> > > penanganan antar ummat beragama. Kita perlu menyelenggarakan 'sidang
> > > pleno' yang transparan, berhati jernih dan berfikiran adil. Sebab
> > > kalau tidak, berarti kita sepakat untuk menabuh pisau dan mesiu
> > > untuk peperangan di masa depan.
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> Berlangganan : kirim email ke:[EMAIL PROTECTED], dengan isi
> surat : subscribe islam
> Berhenti Berlangganan :kirim email ke : [EMAIL PROTECTED],
> dengan isi surat : unsubscribe islam
Berlangganan : kirim email ke:[EMAIL PROTECTED], dengan isi surat : 
subscribe islam
Berhenti Berlangganan :kirim email ke : [EMAIL PROTECTED], dengan isi 
surat : unsubscribe islam

Kirim email ke