beri komentar, klik: www.commonroom.info
 
 
 

 

Buy Nothing Week—FAQ

Sebenernya apa sih Buy Nothing Week itu?
Buy Nothing Week (8-14 November 2004) adalah sebuah ide sederhana yang mencoba ‘menantang’ budaya belanja dengan mematikan kegiatan belanja yang tidak perlu selama satu minggu. Event ini adalah sebuah perayaan global yang mencoba untuk lepas dari cengekeraman konsumerisme. Di beberapa negara dirayakan sebagai hari libur (Buy Nothing Day-ide awal) dan sebagian negara juga menyelenggarakan pesta di jalan-jalan utama kota pada hari itu. Setiap orang bisa menjadi bagian dari event ini karena agendanya sangat mudah sekali, yaitu hanya dengan tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang dirasakan tidak terlalu penting selama satu minggu.

Bagaimana awal mula lahirnya Buy Nothing Week?
Awalnya hanya satu hari saja, Buy Nothing Day. Ide ini digagas oleh orang-orang yang tergabung ke dalam kolektif aktivis media, AdBusters, pada tahun 1993. dan pada saat ini, Buy Nothing Day diselenggarakan setiap tahunnya sebagai perayaan annual di lebih dari 55 negara.

Intinya apa sih?
Sebagai konsumen, kita harus berani mempertanyakan barang-barang yang kita beli dan perusahaan yang memproduksinya. Hakekatnya adalah untuk menggugah orang-orang supaya enggak belanja secara membabi buta, padahal nilai guna barang-barang itu minim sekali, bahkan tidak ada sama sekali. Kalau enggak beli hanya untuk pamer, biasanya hanya untuk penumpukan barang-barang agar merasa ‘tenang’ secara emosional, atau karena harganya sangat murah jadi timbul pemikiran “mendingan beli banyak, mumpung lagi murah” …

Siapa aja yang ngejalanin nya?
Kamu, karena ini adalah minggu milikmu. Kontrol ada di tangan mu! Ayo gabung! Kasih tahu temen-temenmu yang lain, bikin poster dan pasang di setiap sudut di lingkungan kamu tinggal, dorong mereka untuk tidak berbelanja dari tanggal 8 sampai 14 November ini.

Mengapa event ini diselenggarakan di tanggal yang berbeda di berbagai negara?
Situasi dan konteks budaya di setiap negara mempengaruhi waktu diselenggarakan nya Buy Nothing Day. Untuk disini, kita memilih satu minggu ketimbang satu hari karena ini bertepatan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan. Dan yang terdekat adalah Hari Idul Fitri. Seminggu sebelum lebaran biasanya moment dimana orang-orang berlomba-lomba beli-ini-beli-itu dengan pertimbangan: lebarang bukan lebaran kalo enggak punya baju baru, sepatu baru, HP baru, dsb. Jadi pemilihan tanggal 8-14 November ini tidak koinsidental.

Apa yang bisa saya capai dari Buy Nothing Week?
Satu hal yang sangat menantang tapi akan berbuah kepuasan untuk bisa mencoba hidup tanpa belanja selama 168 jam atau 7 hari. Ini akan menjadi sebuah prestasi dengan reward nya yaitu diambilnya kembali waktu-waktu yang biasanya kamu pake ‘shopping’ dengan hal-hal yang bisa kamu gunakan untuk mengembangkan potensi kamu. Menulis, menggambar, main musik, korespondensi, memasak, olah raga…dll.
Dan juga, yang terpenting adalah uang yang bisa kamu distribusikan ke hal-hal yang memang dirasa perlu,bukan dibuat-buat terlihat tampak diperlukan. Untuk satu minggu itu diharapkan kamu akan mendapatkan hidup mu kembali! that's a big achievement! Diharapkan dari Buy Nothing Week ini kita bisa berkomitmen untuk lebih mengurangi belanja dan mendaur-ulang lebih banyak serta menantang korporasi untuk lebih ‘bermain bersih’ dan bertindak adil transparan.Kosumerisme modern memang menawarkan segala bentuk kemudahan dan kenyamanan, tapi tidak jika efeknya terhadap lingkungan dan buruh di negara dunia ketiga, seperti di Indonesia, sangat menyedihkan!

Apa yang salah dari belanja?
Bukan belanja nya yang membahayakan, tapi apa yang kita beli. Kita jarang sekali diberikan informasi transparan mengenai realita yang ada dibalik barang-barang yang diproduksi. Bagaimana kondisi buruh yang merakit barang itu misalnya, apa mereka ti mendapatkan upah yang layak atau kondisi kerja yang manusiawi ataupun efek dari adanya pabrik-pabrik pembuat barang itu terhadap lingkungan sekitarnya, jarang sekali diinformasilan. Tentu saja ini bagian dari tak-tik dagang mereka. Berikut ini adalah beberapa tips ketika ketika memutuskan untuk belanja, agar tidak terjebak dengan ilusi keharusan membeli dan membeli tanpa berpikir untuk membuat terlebih dulu.

  • Apa saya memang betul-betul perlu barang ini?
  • Sudah punya berapa barang sejenis ini di rumah?
  • Apa saya akan banyak menggunakannya?
  • Sampai berapa lama barang ini bisa saya gunakan?
  • Kalo ada temen atau keluarga yang juga punya, apa lebih baik minjem aja?
  • Apa saya bisa memeliharanya dengan baik?
  • Apa saya bisa membersihkannya sendiri?
  • Apa saya udah survey harga supaya dapet harga yang paling pantas?
  • Apa bahan yang digunakan bisa di daur ulang atau enggak?
  • Dari barang yang saya udah punya di rumah, apa ada yang berfungsi sama dengan barang yang akan saya beli?

Apa dampaknya terhadap lingkungan?
Bahan dasar dan metode produksi yang digunakan untuk membuat barang-barang yang kita pakai mempunyai efek samping yang membahayakan terhadap lingkungan. Dari limbah buangan, pengrusakan kehidupan liar dan sumber daya alam yang terbuang percuma.

Apa satu minggu bisa membuat perubahan?
Buy Nothing Week bukanlah sebuah event yang hanya menjadikan kamu berpikir dan bertindak cerdas dengan tidak ikut serta dalam perayaan konsumerisme hanya untuk satu minggu saja, tapi untuk satu minggu kemudian, satu bulan kemudian, satu tahun kemudian dan seterusnya! Sebuah hubungan romantis yang tak akan pernah berakhir! Diharapkan orang-orang akan mempunyai mindset yang berbeda ketimbang sebelum kenal Buy Nothing Week bagaimana puasnya mengendalikan desire (bukan desire yang mengendalikan kita) dan bisa menengok ke belakang bagaimana masyarakat ini telah tersedot ilusi konsumerisme melalui belanja, belanja dan …belanja!

kunjungi juga www.adusters.org dan < a href="" target="_blank">www.kunci.or.id

 

Dear Our Beloved Friends,

Why do you buy?

Once upon a time, we used to buy what we needed, period. Now that we have all we need, we buy for other reasons: to impress each other, to fill a void, to kill time. Buy nothing Week is a simple idea: try not to shop for a week, and see how your view of world changes.

Where does all this stuff come from?
Where will it go?
Why do we buy it?
Aren't there better way of spending our time?

Share your opinion with us here!

 
 

 


Do you Yahoo!?
Check out the new Yahoo! Front Page. www.yahoo.com

Semua orang adalah seniman setiap tempat adalah panggung !
Belajar dan berkarya senilah bersama Rakyat miskin untuk membangun budaya pembebasan !
Silakan kawan kawan kirimkan karya seni berupa tulisan sastra  seperti puisi,cerpen, gambar gambar berupa lukisan, kartun ,komik ,atau undangan kegiatan kebudayaan yang membangun budaya pembebasan
******Bergabung dan ramaikan diskusi Reboan di jaker (di dunia nyata) atau diskusi di [EMAIL PROTECTED] (di dunia maya)! Untuk bergabung di diskusi maya silakan kawan kawan kirim email kosong ke :
[EMAIL PROTECTED] (langganan)

website  http://www.geocities.com/jaker_pusat
( underconstructions)



Yahoo! Groups Sponsor
ADVERTISEMENT
click here


Yahoo! Groups Links

Kirim email ke